Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Anggap berbahaya, Lorenzo menentang flag-to-flag

Jorge Lorenzo menganggap aturan flag-to-flag untuk mengganti motor pada pertengahan balapan berbahaya. Pasalnya, MotoGP tidak memiliki budaya pit stop Formula 1.

Jorge Lorenzo, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

MotoGP 2017

Siapakah yang akan menjadi juara dunia MotoGP 2017? Valentino Rossi, Maverick Vinales, Marc Marquez, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, atau yang lainnya?

Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team with new fairing
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Marc Marquez, Repsol Honda Team

Brno kembali membawa perdebatan seputar aturan flag-to-flag, mulai diperkenalkan pada 2005, dalam balapan MotoGP. Race Direction memang menyatakan wet race [balapan basah]. Tapi trek cepat mengering selepas Lap 2.

Sebelumnya pembalap Aprilia, Aleix Espargaro, meminta perubahan aturan flag-to-flag. Permintaan menyusul insiden kecelakaan Andrea Iannone di pit lane.

Seolah sependapat, Lorenzo mengatakan insiden Espargaro-Iannone menjadi gambaran, bahwa personel tim MotoGP tidak siap untuk melakukan pit stop seperti yang ada di F1.

“Ini bukan F1. Kami tidak punya budaya mengganti ban,” ketus pembalap Spanyol itu.

“Mereka [F1] lebih baik dan lebih siap. Di balap motor, [flag-to-flag] ini adalah situasi yang aneh. Dan di MotoGP, semua orang yang berada di pit dalam kebingungan.

“Saya menentang [flag-to-flag], karena ini berbahaya. Lihat apa terjadi dengan Iannone. Ada kebingungan. Beruntung tidak ada yang terluka.”

Akan tetapi, Lorenzo menyadari promotor Dorna tidak mungkin menghadapi perubahan mendasar apapun terhadap flag-to-flag, karena menjamin balapan dapat diadakan di semua kondisi.

“Pada akhirnya, Dorna yang memutuskan dan kita adalah orang-orang yang harus balapan, bahkan jika kita bisa membahas hal ini di Komisi Keselamatan,” ucapnya.

“Saya telah mengusulkan hal-hal tertentu [untuk mengubah] flag-to-flag. Yang lain lebih suka mempertahankan hal lain, seperti tontonan. Pada akhirnya, Dorna memprioritaskan pertunjukan. Tapi ini juga mengambil banyak risiko.”

Pandangan Lorenzo tersebut rupanya tak sejalan dengan duo pembalap top MotoGP: Valentino Rossi dan Marc Marquez.

The Doctor menilai flag-to-flag tetap merupakan solusi terbaik untuk balapan dalam kondisi kering dan basah – bahkan jika aturan tertentu mengenai pergantian motor bisa dilakukan dengan diperketat.

“Kita perlu mengklarifikasi peraturan tentang mengganti motor. Balap motor masih sedikit baru tentang hal ini [flag-to-flag]. Mungkin itulah sebabnya kita harus memperkenalkan peraturan yang lebih jelas,” timpal Rossi.

“Apapun, [peraturan] alternatifnya adalah menghentikan balapan. Tapi saya pikir opsi saat ini tidak buruk, terutama bagi penonton.”

Marquez, yang menjuarai balapan di Brno, mengakui format flag-to-flag akan selalu membawa sejumlah risiko.

“Sekarang ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya. Tapi akan selalu ada bahaya, baik di sini maupun di F1. Semuanya harus diatur dengan baik,” tandasnya.

Laporan tambahan oleh Oriol Puigdemont

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya KTM kini bisa bertarung tembus Q2
Artikel berikutnya Data dan fakta jelang MotoGP Austria

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia