Aprilia kerap gagal finis, Espargaro kecewa berat
Yakin mampu memperebutkan podium, nyatanya Aprilia masih saja dihantam masalah mekanikal. Aleix Espargaro pun tak dapat menyembunyikan rasa kecewanya.
Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team Gresini
Gold and Goose / Motorsport Images
Empat balapan telah berlalu, dan Aprilia tercatat dua kali gagal finis. Usai kehabisan bahan bakar pada lap terakhir di Qatar, Espargaro kemudian dipaksa menyelesaikan MotoGP Spanyol lebih awal akhir pekan lalu.
“Saya bahkan tidak marah. Saya benar-benar kecewa. Dari empat balapan, tiga DNF (Did Not Finish) karena motor,” keluh Espargaro, yang meraih hasil terbaik finis ke-10 musim ini.
“Ini adalah tim pabrikan. Jika saya (finis) ke-18 atau ke-15, mereka tidak akan senang. Mereka harus melakukan pekerjaan lebih baik dan memahami apa yang terjadi, karena tiga kegagalan finis karena masalah mesin tidak dapat diterima.
“Saya benar-benar pria yang positif. Tetapi saya tidak tahu bagaimana menemukan lebih banyak energi untuk menjadi positif,” imbuhnya.
Tak hanya kecewa lantaran masalah mekanikal pada Aprilia, pembalap berusia 28 tahun itu juga merasa bisa bertarung memperebutkan podium di Jerez.
“Setelah tersingkir, saya melihat pembalap barisan depan (Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa). Saya cukup yakin kami mampu bertarung demi podium,” tandas Espargaro.
“Pagi hari (sebelum balapan) saya menempuh 25 lap dengan ban belakang dan bertahan pada kisaran di bawah 1 menit 39 detik. Saya yakin bisa tetap 1 menit 39 detik selama balapan dan podium, pada lap 5, (sedangkan) mereka mencetak kisaran 1 menit 40 detik,” paparnya.
Lebih lanjut, sang pembalap merasa dapat berkendara di depan secara konsisten dengan motor yang mumpuni.
“Sejujurnya, saya bukan orang yang selalu berbicara tentang omong kosong tetapi saya lebih kuat dari sebelumnya. Saya tidak berpikir banyak tentang pembalap lebih cepat dari saya di lintasan,” ucap Espargaro.
“Saya hanya perlu memiliki motor dan saya merasa bisa berada di depan. Dengan Aprilia, saya merasa saya bisa sangat kompetitif bahkan jika kami tidak memiliki motor terbaik. Namun bahkan seperti ini saya merasa dapat bertarung untuk lima atau enam besar setiap balapan.
“Tetapi kami selalu punya masalah. Konsumsi bahan bakar atau motor mogok atau apa saja,” sedihnya.
Espargaro lalu mengatakan, bahwa setelah kegagalan finis di Jerez, Aprilia menjanjikan sebuah revolusi pada RS-GP.
“Saya tidak tahu mengapa tepatnya (kegagalan mesin terjadi), tetapi bukan karena saya sangat tertarik,” katanya.
“Saya tahu Aprilia merasa buruk dan tidak tahu bagaimana meminta maaf kepada saya. Mereka berjanji akan ada revolusi di Noale minggu ini, mereka mencoba memecahkan masalah.
“Saya percaya kepada mereka. Saya benar-benar percaya kepada mereka. Saya merasa ingin membawa RS-GP di podium. Ini seperti misi pribadi.
“Pada akhirnya, kami semua berada di perahu yang sama dan kami mendayung ke arah yang sama,” tutup Espargaro.
Laporan tambahan oleh Lena Buffa dan Oriol Puigdemont
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments