Augusto Fernandez Butuh Kecepatan demi Suku Cadang dan Kontrak
Augusto Fernandez menghadapi musim keduanya di MotoGP dengan kesadaran jika tidak bisa melaju kencang, maka akan kehilangan dukungan KTM. Apalagi sekarang, semua memperhatikan tandem barunya di GasGas Tech3, Pedro Acosta.
Terobosan Pedro Acosta di kelas utama berimbas positif bagi Kejuaraan Dunia MotoGP. Kesegaran, spontanitas, dan yang terpenting, kecepatan yang dimiliki oleh anak muda dari Murcia ini telah menyapu paddock dan merevitalisasi kejuaraan, serta mengangkat KTM.
Namun,setiap kesuksesan selalu memiliki dampak negatifnya. Dalam kasus ini, yang paling menderita adalah rekan setimnya, Augusto Fernandez.
Pembalap asal Mallorca dan Spanyol itu telah berbagi kotak KTM Ajo, di Moto2, musim 2022. Kemudian Augusto menggunakan pengalamannya untuk menjadi Juara Dunia dan dipromosikan ke MotoGP pada tahun 2023, ketika KTM memulai perombakan pembalap untuk menyingkirkan Remy Gardner dan membuka pintu bagi Raul Fernandez, setelah hanya satu tahun menjadi pemula.
Dengan Pol Espargaro sebagai rekan setimnya, Augusto harus menghabiskan seluruh musim 2023 dengan mendengarkan bagaimana promosi Acosta ke tim GasGas yang tidak dapat diperbaiki dapat membuatnya tidak mendapatkan tempat.
Rider asal Mallorca itu menundukkan kepalanya, mengertakkan gigi, bekerja keras, dan akhirnya mendapatkan perpanjangan kontrak, sebagian berkat pengunduran diri Espargaro, yang mengalami cedera.
Musim masih panjang dan ada waktu untuk meluruskan arah, tetapi 2024 belum dimulai seperti yang diharapkan Augusto. Meski dengan hadirnya Acosta di sisinya, memungkinkannya untuk menikmati beberapa keuntungan yang tidak dimiliki tahun lalu, yaitu memiliki RC16 pata negra seperti para ofisial. Selain itu, menerima setidaknya untuk saat ini, pembaruan dari pabrikan, walau agak lebih lambat dari yang lain.
Augusto Fernandez, Red Bull GASGAS Tech3
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Butuh kecepatan satu detik
Setelah pramusim di mana dia tidak dapat menemukan jalannya, di Qatar, Augusto berada di urutan ke-17, atau 24,106 detik di belakang pemenang, Pecco Bagnaia. Rata-rata kehilangan 1,14 detik per lap. Ia juga finis 12 detik di belakang Acosta.
Di Portimao, situasinya tidak membaik. Saat FP1, pembalap 26 tahun itu ketinggalan 1,047 dari Marc Marquez. Di sesi latihan, ia terpaut 1,103 dari Enea Bastianini. Pada FP2, selisih 1,3 dari Maverick Viñales dan tidak melewati Q1 (1:38,934), seperti yang dilakukan oleh Acosta, yang melewatinya dengan waktu 1:38,065, terpaut hampir 0,9 detik.
Kala Sprint, Fernandez berada di urutan ke-15, 1,853 di belakang pemenang Vinales, dan kehilangan waktu 1,23 detik per lap. Sisi positifnya, ia mencetak lima poin pertamanya musim ini pada hari Minggu dengan menyelesaikan balapan di urutan ke-11. Sisi negatifnya, ia tertinggal 28,244 detik dari sang pemenang, Jorge Martin, dengan selisih waktu 1,12 detik per lap. Acosta finis di podium (ke-3) dengan waktu 5,362, gap 22,9 detik, hampir satu detik (0.91) per lap dari rekan setimnya. Kesimpulannya adalah pembalap Spanyol itu membutuhkan kecepatan satu detik.
Tanpa suku cadang baru, tak ada kontrak
KTM sudah memberikan Acosta perlakuan layaknya pembalap tim pabrikan, sama seperti Brad Binder dan Jack Miller. Di atas kertas, menguntungkan Augusto, yang di Portimao dapat merasakan suku cadang aerodinamis baru, baik di bagian belakang maupun depan, yang telah diuji coba oleh para pembalap lainnya.
Namun, pembalap asal Mallorca ini sadar bahwa semua bantuan dan suku cadang tersebut tidak akan berguna jika ia tidak mampu menutup jarak dengan rekan-rekan setimnya.
"Ini adalah momen yang sulit," akunya di Portimao saat ditanya oleh Motorsport.com, "Ini adalah tahun kedua saya dan sulit untuk mengakuinya, tetapi ini seperti memulai dari awal. Kami tertinggal setengah detik dari 10 besar dan kami akan mulai dari sana, bekerja untuk mendekati poin dan membangun dari sana."
Yang tidak akan hilang dari Augusto adalah semangat. "Kami akan melewati ini, setidaknya sekarang seluruh tim sudah selaras. Kami tahu kami berada dalam kondisi yang buruk, tetapi kami mencari solusi untuk melihat apakah kami dapat menemukan kuncinya,” ia menuturkan.
Salah satu solusi tersebut adalah penutup roda belakang dan roda depan yang baru, peningkatan aerodinamis yang telah diuji coba oleh tiga pembalap lainnya pada Jumat di Portimao, dan diterima Augusto pada Sabtu, tanpa menyadari peningkatan yang luar biasa.
"Saya berharap ini hanya masalah aerodinamis, sedikit lebih gemuk," akunya.
Mengetahui KTM dan betapa mudahnya di MotoGP untuk membuang pembalap, Augusto sadar bahwa jika dia tidak menutup jarak dengan rekan satu pabrikan lainnya, bantuan dalam bentuk suku cadang baru bisa jadi akan diputus.
"Tentu saja, Anda tidak bisa membodohi diri sendiri di sini. Jika Anda tak punya kecepatan dan tak membalap, tak ada dukungan yang datang dan tahun depan tak akan ada kontrak,” ia menandaskan.
“Jelas bahwa ini adalah tahun yang menentukan dan Anda harus bergegas untuk berada di sana. Saya adalah orang pertama yang tidak ingin tertinggal terlalu jauh.”
Pedro Acosta memasang perangkat aerodinamika baru pada latihan Jumat
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.