Ayah Vinales Klaim Motor Yamaha Hanya Cocok untuk Lorenzo dan Quartararo
Angel Vinales mengklaim motor Yamaha hanya cocok untuk Jorge Lorenzo atau Fabio Quartararo, tapi tidak untuk putranya, Maverick.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Setelah perceraian pembalap Spanyol itu dengan Yamaha Factory Racing di akhir musim nanti sudah diumumkan secara resmi, Vinales senior baru berani angkat bicara.
Ia membongkar apa yang menimbulkan ketidakpuasan sang putra dengan perlakuan pabrikan garpu tala. Setelah berembug, mereka pun sepakat memutus kontrak yang mestinya tamat pada akhir 2022.
Angel membenarkan bahwa Mack sangat tertekan ketika mesti kembali bekerja. Ini merupakan sinyal bahwa ia perlu mencari tempat baru. Aprilia Racing tampaknya akan jadi tempat yang cocok.
“Maverick hengkang karena dia tidak bahagia seperti ini. Ada saatnya ketika dia gembira di rumah, dengan anaknya dan tinggal di Spanyol. Dia sadar tak gembira lagi di sana. Dia mulai berpikir, ‘Problem apa yang akan saya hadapi hari ini?’,” tuturnya kepada AS.
“Maverick sekarang menemukan stabilitas baru di rumah. Dia lebih dewasa dan kelahiran anaknya, membuatnya berpikir, tidak mungkin ada di satu tempat sangat bahagia dan menangis di tempat lain. Itu tidak akan memberi Anda kompensasi apa-apa.
“Sudah lama, saya katakan kepadanya, ‘Anda punya uang, apa yang akan Anda lakukan, hidup dengan kepahitan? Tidak. Dia yang paling bisa membalikkan sejarah dari satu pekan ke pekan lainnya.
“Kesepakatan pemberhentian diambil bersama. Pertama, Yamaha tidak mau. Lin Jarvis mengeluh dan sebagainya. Dia tidak percaya Maverick pergi.”
Pria paruh baya itu menegaskan bahwa Vinales, yang bergabung dengan Yamaha pada 2017, tidak cocok berada di dalam tim itu. Manajemen mekanik kurang bagus sehingga YZR-M1 yang ditunggangi putranya kurang maksimal, dibandingkan rekan setimnya Quartararo. Padahal, mereka punya motor dasar sama.
Berbagai keluhan dan saran yang diutarakan juga tidak ditanggapi. Tak ada perubahan berarti pada M1 Vinales. Akibatnya, prestasi rider 26 tahun itu terkesan biasa-biasa saja. Ambisi tembus tiga besar setiap musim, apalagi juara, tak terwujud.
“Motor itu untuk dikendarai Lorenzo atau Quartararo. Itu terlalu lembek. Maverick butuh yang lebih solid. Kenapa? Karena Maverick seperti Marc Marquez,” ucap Angel.
“Mereka menyerang keras untuk mengeksploitasi potensinya. Motor itu punya batas dan tidak membiarkan Anda pergi dari sana. Manajemen mekanik tidak dijalankan dengan baik. Mereka tidak tahu bagaimana memberikan yang diinginkannya atau dia juga tak tahu bagaimana mengendarai motor 100 persen. Ini adalah akumulasi masalah.”
Serangan tak berhenti sampai di situ. Angel menilai podium yang diraih Vinales dari MotoGP Belanda, justru melukai harga diri Yamaha.
“Podium dalam balapan itu melukai Yamaha. Ya, saya mengonfirmasi itu. Mereka mencoba membuatnya bertahan dan mereka bicara dengannya. Dia mengatakan kepada mereka bahwa itu bukan tentang tinggal. Dia hanya ingin nyaman dan mereka tidak memberikan itu kepadanya,” ia mengungkapkan.
Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing Joan Mir, Team Suzuki MotoGP
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
“Itu sangat rumit karena dia kompetitif. Kemarin, di podium, dia masih kecewa karena problem dengan kopling saat start. Dia tahu bahwa dia punya potensi lebih kencang daripada Fabio dan menang.
“Ban depan lunak bukan masalah karena itu lebih cocok untuknya. Sekarang, dia siap untuk balapan berikutnya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments