Bagnaia Kagumi Kemampuan Pengereman Dua Pembalap Ducati Ini

Francesco Bagnaia mengagumi dua pembalap Ducati yang jago mengerem. Mereka adalah juara MotoGP, Casey Stoner, serta rekan setimnya Jack Miller.

Race winner Francesco Bagnaia, Ducati Team

Rem merupakan perangkat vital dalam balap motor. Kesalahan mengerem pada area tertentu bisa menyebabkan pembalap terjatuh.

Pengalaman buruk ini terjadi ketika Pecco melakoni balapan penutup di Valencia. Ia tak mau hal itu terjadi lagi.

“Episode itu dimengerti, tapi saya tak bisa berbuat banyak. Tidak akan terjadi lagi, bisa dikatakan kalau itu masalah kecil yang punya konsekuensi besar. Mungkin hal itu bisa dijelaskan oleh orang-orang di Brembo,” ucapnya dikutip dari GPOne.com.

Bagnaia mengaku sangat kaget dengan kekuatan rem motor MotoGP ketika melakoni tes perdana pada 2016.

“Ketika mencoba motor MotoGP pada 2016, saya terkejut dengan rem. Tapi, saya tidak mengalami efek terblokir yang dialami para pembalap lain,” ia mengenang.

“Saya langsung merasa baik secepatnya, saya tidak mengingatnya sebagai pengalaman menyedihkan. Tentu saja, butuh waktu untuk menyesuaikan diri, tapi saya bisa mengatakan kalau sekarang , lebih lelah ketika mengendarai motor yang tidak punya rem karbon.”

Bagnaia sering berdiskusi dengan Christian Gabarrini mengenai seluk-beluk teknik dan strategi. Kepala kru tersebut juga membagikan pengalaman menukangi beberapa pembalap top.

Salah satu yang kerap diceritakan adalah Casey Stoner. Pembalap Australia itu mampu membuat keajaiban dengan mengendalikan Ducati 800 yang konon tak bisa ditaklukkan pembalap lain.

Baca Juga:

“Saya banyak bicara dengan Gabarrini tentang hal ini, karena sungguh menarik berbicara dengannya tentang gaya mengemudi beberapa pembalap yang pernah bekerja dengannya,” ujar runner-up MotoGP 2021 itu.

“Dia selalu menceritakan kalau Casey sangat hebat mengetahui berapa grip yang dimiliki pada bagian belakang dan berapa tenaga yang bisa dimanfaatkan. Pastinya, itu periode di mana kontrol traksi tidak dikembangkan seperti era modern, terutama dengan motor seperti Ducati 800, yang saat itu tak bisa dikendarai, sangat sulit.

“Tenaga on-off, harus menemukan kerangka kerja dan Stoner selalu memanfaatkan potensi yang ada dengan maksimal. Dia beradaptasi ketika banyak menggunakan rem belakang, tapi setelah dua tahun di Honda, dia mulai jarang menggunakannya sebabg teknologi berevolusi daripada tahun-tahun itu.

“Melihat Casey berkendara pada periode tersebut, sungguh menyenangkan, dia melakukan banyak hal dengan satu motor yang sulit dikendarai. Dia menyesuaikan diri dan membuat banyak perbedaan.”

Murid Valentino Rossi tersebut tak segan belajar dari pembalap lain, di antaranya Miller yang piawai mengendalikan rem belakang.

“Sekarang, di antara para pembalap yang bisa memanfaatkan rem belakang dengan baik adalah Miller. Ketika keluar dari tikungan, kami banyak menggunakan itu. Kami berdua mencoba memanfaatkan kontrol dasbor yang sangat sedikit dan kami membutuhkan rem untuk membatasi wheelie,” katanya.

Francesco Bagnaia, Ducati Team, Jack Miller, Ducati Team

Francesco Bagnaia, Ducati Team, Jack Miller, Ducati Team

Foto oleh: Dorna

“Jack pembalap sangat hebat dalam mengelola rem belakang ketika masuk tikungan, dia merupakan acuan untuk saya. Ia membelokkan motor dapa fase terakhir masuk tikungan dengan memberikan piston sangat kuat, sedangkan saya menempatkan motor ke samping di awal pengereman.”

Selanjutnya, MotoGP akan dilangsungkan di Sirkuit Le Mans, Prancis. Bagnaia menilai trek tersebut tak menuntut kepiawaian pengereman, hanya saja penurunan temperatur perlu diwaspadai.

“Le Mans tidak terlalu memberatkan dari sisi rem dibanding Jerez, tapi perlu lebih berhati-hati terhadap temperatur. Biasanya, kami menggunakan cakram ‘low-end’ yang berfungsi lebih baik dalam kondisi seperti itu. Ada dua pengereman keras dan selalu dalam kondisi dingin, jadi menjaga rem agar tetap panas tidak mudah,” ia mengungkapkan.

dibagikan
komentar

Mir Bertekad Tidak Akan Tenggelam Jika Setim dengan Marquez

Jeda Dua Pekan Bantu Francesco Bagnaia Pulihkan Bahu