Bagnaia Sebut Penunggang Desmosedici GP21 Beruntung
Francesco Bagnaia membandingkan pengalamannya sebagai debutan dengan para rookie Ducati di MotoGP 2022. Menurutnya, mereka beruntung mendapat Desmosedici GP 21.

Pecco dipromosikan ke MotoGP 2019, usai menjadi juara dunia Moto2. Talentanya menarik bagi Ducati, yang kemudian menitipkannya ke Pramac Racing.
Di tim satelit, ia mendapatkan motor Desmosedici GP versi lama. Proses adaptasi dan motor yang bisa dibilang tidak sempurna seperti sekarang, membuatnya jadi rookie terbaik ketiga dari empat.
Prestasi Fabio Quartararo menjulang kala itu, diikuti Joan Mir. Bagnaia hanya menghuni peringkat ke-15, dengan satu-satunya pencapaian terbaik P4 MotoGP Australia. Setidaknya, ia lebih baik daripada Miguel Oliveira.
Musim berikutnya, pemuda Italia itu mendapat GP20 yang sama seperti rider tim pabrikan. Namun, perjuangan Bagnaia lebih berat karena sempat patah kaki usai mengalami kecelakaan di FP1 MotoGP Ceko, sehingga absen dalam tiga putaran.
Ia kembali ke balapan di kampung halamannya dengan lebih kuat. Anak didik Valentino Rossi itu singgah di peringkat kedua di San Marino.
Setelah itu, pembalap 25 tahun tersebut lebih sering gagal finis. Alhasil, Bagnaia menutup musim pada peringkat ke-16.
Penurunan tersebut tak mempengaruhi pendapat petinggi Ducati. Mereka pun sepakat membawanya ke tim utama.
Peruntungannya membaik kala bergabung dengan skuad pabrikan Borgo Panigale. GP21 yang dikembangkan dengan jauh lebih baik, mengantarnya sebagai runner-up musim lalu.
Motor itu yang diwariskan kepada beberapa pembalap anyar yang bergabung di Ducati. Duo Gresini Racing, Enea Bastianini dan Fabio Di Giannantonio, serta debutan Money VR46 Racing Team, Marco Bezzecchi, mengendarainya.
La Bestia memborong tiga kemenangan, Diggia mencatatkan pole position di MotoGP Italia serta Bezzecchi mengunci runner-up di Assen.
Mengenai prestasi yang ditorehkan ketiga pembalap, Bagnaia berpendapat bahwa mereka beruntung mendapat motor dengan setelan jempolan.
“Motor sudah sangat kompetitif tahun lalu. Ketika saya menjalankan musim debut pada MotoGP 2019, motor tidak sebagus ini. Teknisi langsung memberitahu kalau kami lebih lambat beberapa persepuluh detik daripada motor pabrikan di area tertentu,” tuturnya, dikutip dari Speedweek.
“Pertama kali, saya melihat Marco, Diggia dan juga Enea, saya tahu mereka akan sangat kuat. Motor itu sangat bagus, mendekati yang saya gunakan sekarang.
“Jika mereka harus memacu hingga batas kemudian mereka akan mendapatkan beberapa masalah lagi, namun itu adalah motor yang bagus untuk memulai.”
Pertanyaan seputar pengganti Jack Miller terus mengapung. Ada empat calon: Bastianini, Jorge Martin, Bezzecchi dan Luca Marini, namun dua nama pertama yang jadi kandidat kuat.
Pecco menyiapkan jawaban menarik soal tandemnya musim depan. “Sungguh menyenangkan punya Marco sebagai rekan setim. Namun, saya tidak mau terlibat dalam diskusi ini,” tuturnya.
“Tak masalah siapa yang akan ada di tim. Ini sangat penting bahwa dia mengerti bagaimana kami bekerja, dia menjadi bagian dari tim.”

Enea Bastianini, Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing
Foto oleh: Gresini Racing
Meneropong Kans Jorge Martin dan Bastianini Dampingi Bagnaia
Pol Espargaro Ingin Honda Tampil Kompetitif
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.