Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Banyak Kemiripan Antara Tim Suzuki 2000 dengan 2020

Salah satu persamaan yang menonjol antara tim pabrikan Suzuki musim ini dengan dua dekade lalu adalah konsistensi performa.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP, David Brivio

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Dua dekade lalu menjadi momen terakhir Suzuki merebut gelar juara dunia kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor. Saat itu, Kenny Roberts Jr berhasil menjadi yang terbaik di kelas 500 cc (mesin masih 2-tak) bersama tim pabrikan Telefonica Movistar Suzuki.

Tidak main-main, putra legenda balap motor Amerika Serikat (AS), Kenny Roberts, tersebut mampu memastikan gelar saat kelas 500 cc Kejuaraan Dunia Balap Motor 2000 masih menyisakan dua lomba.

Kini, dengan dua lomba tersisa, Joan Mir berpeluang menjadi juara dunia kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor 2020, MotoGP.

Bila ditilik ke belakang, ada sejumlah persamaan antara saat Kenny Roberts Jr dengan yang Joan Mir saat ini.

Dua puluh tahun lalu, Suzuki juga hanya mampu menurunkan satu skuad, yakni tim pabrikan Telefonica Movistar Suzuki, dengan pembalap Kenny Roberts Jr dan Nobuatsu Aoki. Musim ini, Suzuki juga hanya menurunkan satu tim pabrikan dengan Alex Rins dan Joan Mir sebagai pembalap.

Seperti Suzuki GSX-RR saat ini, kala itu Suzuki RGV500 (XRB0) juga bukanlah motor fenomenal. Dari sisi performa, RGV500 mungkin sedikit di bawah Honda NSR500 dan Yamaha YZR500 (OWK6).    

Baca Juga:

Dari 16 lomba kelas 500 cc musim 2000, Suzuki RGV500 hanya mampu empat kali naik podium utama, semuanya lewat Kenny Roberts Jr. Bandingkan dengan Honda NSR500 dan Yamaha YZR500 yang masing-masing mampu merebut enam kemenangan.

Di MotoGP 2020, kendati banyak diakui sebagai “motor sempurna” karena bagus dari sisi keandalan (reliability), tidak membuat ban cepat aus (tyre management), dan cepat di tikungan, Suzuki GSX-RR masih kalah dari sisi top speed jika dibanding Ducati Desmosedici GP20 dan Honda RC213V.

Sampai lomba ke-12, GP Eropa, Minggu (8/11/2020) lalu, Suzuki baru dua kali menang masing-masing lewat Rins (Aragon) dan Mir (Eropa). Bandingkan dengan Yamaha YZR-M1 yang sudah memenangi enam lomba lewat tiga pembalap dari dua timnya.

Dari sisi persaingan, kelas 500 cc 2000 dengan MotoGP 2020 juga mirip. Pada 2000, dari 16 seri, delapan pembalap berbeda mampu memenangi lomba.

Yamaha menempatkan Garry McCoy (3 kali menang), Max Biaggi (2), dan Norifumi Abe (1). Honda berjaya lewat Alex Barros (2), Valentino Rossi (2), Alex Criville (1), dan Loris Capirossi (1). Sementara, Suzuki hanya menang lewat Kenny Roberts Jr (4).

Di MotoGP 2020, sudah sembilan pembalap mampu memenangi lomba dari 12 yang sudah digelar. Yamaha memimpin dengan lima kemenangan lewat Fabio Quartararo (2), Franco Morbidelli (2), dan Maverick Vinales (1). Sementara, Ducati, KTM, dan Suzuki masing-masing dua kali menang.

Namun begitu, satu senjata utama yang tidak dimiliki tim-tim lain di MotoGP 2020 ini justru dipunyai Suzuki, konsistensi. Faktor ini tentu saja tidak muncul dalam sekejap.

Rins dan Mir memang baru bersama sejak MotoGP 2019. Tetapi, Rins sudah di Suzuki sejak 2017.

Kenny Roberts Jr.

Kenny Roberts Jr.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pengalaman Rins sangat berguna untuk pengembangan Suzuki GSX-RR. Musim ini, hal tersebut disempurnakan dengan teknik balap dari Mir. Mir juga dikenal piawai menjaga level keausan ban, satu problem besar yang dialami semua pembalap di MotoGP 2020 setelah Michelin mengeluarkan ban belakang baru dengan grip yang lebih bagus.

Dua puluh tahun lalu, Tim Telefonica Movistar Suzuki juga tidak serta-merta langsung konsisten di kelas 500 cc musim 2000. Setahun sebelumnya, 1999, Kenny Roberts Jr mampu menjadi runner-up kelas 500 cc dengan mengantongi empat kemenangan.

Modal performa konsisten itu pula yang mengantar Kenny Roberts Jr menjadi juara dunia pada 2000. Ia mengambil alih pimpinan klasemen dari tangan Garry McCoy (Red Bull Yamaha WCM) seusai finis kedua pada lomba ketiga, GP Jepang, setelah memenangi seri sebelumnya, GP Malaysia.

Setelah GP Jepang 2000 itu, posisi Kenny Roberts Jr di puncak tidak lagi tergoyahkan sampai lomba terakhir, ke-16. Ia sembilan kali naik podium dengan komposisi masing-masing empat kali menang dan finis kedua, serta sekali finis ketiga.

Hanya sekali tidak finis (GP Belanda), hasil finis “terburuk” Kenny Roberts Jr lainnya musim itu adalah tiga kali finis keenam dan sekali ketujuh.

Dari rencana 14 lomba MotoGP musim ini, Mir memang baru mampu mengambil alih pimpinan klasemen dari tangan Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) pada seri ke-10 di Aragon.

Tetapi, di sembilan lomba sebelum itu, Mir hanya dua kali gagal finis dengan hasil terburuk ke-11 di Prancis. Selebihnya, Mir empat kali naik podium dan dua lainnya finis di lima besar.

Dengan kata lain, jika Kenny Roberts Jr mengambil alih klasemen di awal lalu konsisten, Mir sebaliknya, konsisten lebih dulu hingga lewat paruh musim baru merebut pimpinan klasemen.

Kini, Mir tinggal butuh hasil finis podium (tiga besar) di GP Valencia, Minggu (15/11/2020) nanti, untuk mengunci gelar MotoGP 2020 dengan satu lomba tersisa. Melihat performanya selama ini, rasanya itu tidak terlalu sukar untuk mewujudkannya.

Situasi ini tidak begitu berbeda dengan dua dekade lalu. Dengan modal konsistensi, Kenny Roberts Jr memastikan gelar dengan hanya finis di posisi keenam GP Rio De Janeiro, lomba ke-14 dari 16 balapan kelas 500 cc 2000.  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Quartararo Klaim Pembalap Suzuki Sulit Dikalahkan
Artikel berikutnya Rossi Sebut Regulasi Mesin Bukan Halangan bagi Yamaha Perbaiki Mesin

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia