Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bastianini Gagal 10 Besar MotoGP Doha Gegara Rambut

Enea Bastianini tak bisa mengulang prestasi pekan lalu di MotoGP Doha, Minggu (4/4/2021), di Sirkuit Losail karena alasan konyol. Rambut dan keringat jadi kambing hitam.

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap Esponsorama Racing tersebut mengakhiri lomba di urutan ke-11. Turun satu tangga dari pekan sebelumnya, MotoGP Qatar.

Kendati demikian, Bastianini cukup puas dengan pencapaiannya sebagai debutan. Dari akumulasi 11 poin, juara Moto2 2020 tersebut berada di posisi ke-11 klasemen pembalap. Ia merupakan rookie terbaik kedua setelah Jorge Martin yang naik podium akhir pekan kemarin.

“Saya sangat puas karena setelah beberapa lap, saya dapat bisa lebih maju. Saya sendirian dengan jarak 1,5 detik dari pembalap di depan. Saya mulai memutari (lintasan) dengan kencang. Ada satu saat di mana saya lebih kuat daripada grup depan,” ujarnya.

Sesaat performa impresif itu menumbuhkan harapan untuk mencatat rapor lebih baik dari MotoGP Qatar. Namun, asa itu terbang gara-gara rambut dan keringat.

“Sayangnya, pada putaran akhir, rambut jatuh ke mata dan keringat, saya tak bisa melihat apa-apa. Konsenstrasi saya berkurang dan tidak mampu mengatasi tiga atau empat pembalap di depan,” Bastianini mengungkapkan.

Terlepas dari gangguan kecil, rider Italia tersebut gembira dengan kemajuan yang diperlihatkan motor Ducati. Ia pun belajar banyak karakter tunggangannya selama latihan bebas.

“Saya gembira karena start dengan baik dan saya punya ritme bagus, dengan motor, saya merasa sangat bagus. Hanya dalam dua atau tiga poin di mana saya kalah daripada pembalap lain, tapi dengan sisanya saya lebih cepat, jadi bisa dibilang kami sangat puas dengan grand prix ini,” katanya.

“Saya harus bilang kalau Sabtu, kami melakukan langkah bagus di FP3, saya lumayan cepat pada FP4. Namun, dalam kualifikasi motor bermasalah sehingga saya sedikit teralihkan. Tapi, jika melihat data-data, terlihat bahwa selama pekan ini, grip minim di trek sehingga saya banyak menggunakan ban belakang.

Baca Juga:

“Pada balapan, saya mulai berkurang menggunakannya di setiap lap. Saya menyadari keuntungan karena setiap kali saya menariknya, maka bagian belakang membuat saya bergoyang dan seolah melemparkan saya.”

Pria 23 tahun tersebut kini lebih mengenal titik lemah motor yang menghambatnya. Namun, ia juga menemukan feeling lebih baik dengan Desmosedici GP19.

“Saya harus bekerja lagi dengan pengaturan tapi juga gaya saya. Saya belajar banyak hal. Kuncinya, tidak menggunakan rem belakang. Memang sepertinya biasa saja, tapi faktanya ketika hanya sedikit grip pada motor maka jangan pakai rem belakang. Sebaliknya, itu fundamental dengan grip,” ia menjelaskan.

“Saya gunakan holeshot, saya start sedikit lebih baik. Faktanya lebih mudah digunakan, satu-satunya hal yang perlu diingat. Feeling saya sekarang lebih baik karena saya mengemudi dengan lebih rileks. Sekarang saya tahu bagaimana pertarungan MotoGP, karena sangat penting memulai dua balapan pertama untuk mencoba naik podium.

“Tapi seandainya berada di belakang, Anda tetap bisa menjalani lomba bagus dan mencapai hasil bagus. Tapi kalau mungkin, lebih baik berada di depan. Untuk pertarungan berikutnya, saya harus memacu lebih kencang dalam kualifikasi lalu kita lihat.”

Setelah dua balapan pembuka, rombongan pindah ke Eropa. Sebelum menuju Portimao, ia akan pulang dulu ke Italia untuk mengisi ulang baterainya.

“Sekarang, saya akan berhenti sejenak. Pulang ke rumah, saya istirahat, saya latihan. Kemudian saat memasuki Senin akhir pekan balapan, kami akan berkonsentrasi untuk menemukan apa yang dibutuhkan,” Bastianini menambahkan.

“Kami telah menunjukkan bisa cepat di sini. Akan ada trek yang baru saya lihat di MotoGP. Mungkin semua lebih lambat dan rumit, tapi kami mengetahui dan memperhitungkannya.”

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing ai box

Enea Bastianini, Esponsorama Racing ai box

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

31

Senggolan Jack Miller (Ducati) dan Joan Mir (Suzuki) sempat dilihatnya dari kejauhan. Keduanya menunjukkan gestur kesal.

“Kontak antara Jack dan Joan saya lihat dari jauh, lalu saya lihat frame-frame. Tapi saya tidak bisa berkomentar karena saya ingin melihat lagi dengan baik, dari setiap perspektif. Jadi saya tak tahu kejadiannya dengan jelas. Tentu lebih baik kalau hal-hal itu tak terjadi,” ucapnya.

Pedro Acosta mencuri atensi. Start dari pitlane, pembalap Red Bull KTM Ajo tersebut mampu meraih kemenangan Moto3 Doha.

“Pedro luar biasa. Saya tak pernah menonton kompetisi seperti itu. Saya ingat Darryn Binder start terakhir di Jerez dan menang, tapi dia sangat kuat, angkat topi. Bisa dibilang Moto3 berubah jadi bencana sedikit karena sulit mengeluarkan maksimal dari pembalap.

“Fakta bahwa dia berhasil melakukan itu artinya tak ada yang bisa dikatakan. Tidak mudah bagi semua yang di depannya untuk tak merasa terganggu dan membuatnya bisa masuk tapi secara jelas, dia punya mentalitas pemenang,” Bastianini memuji.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rins Korban Strategi Pramac Racing
Artikel berikutnya Kepercayaan Diri Lecuona Mulai Terbentuk

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia