Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bastianini: Saya Ingin Jadi Rookie Terbaik

Kemampuan adaptasi Enea Bastianini patut diacungi jempol. Dalam tes pramusim MotoGP 2021 di Sirkuit Losail, Qatar, grafik pembalap Avintia Esponsorama Racing terus meningkat.

Enea Bastianini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Setelah mengikuti shakedown, rookie MotoGP tersebut menutup hari pertama, Sabtu (6/3/2021), di urutan ke-20 usai membukukan lap terbaik 1 menit 56,593 detik. Pada hari keempat, Bastianini naik lima tingkat dan lebih kencang 1,888 detik.

Sayangnya, Bastianini tak bisa mempertajam catatan waktunya pada hari penutup karena badai pasir. Sama seperti beberapa pembalap, ia juga hanya bisa menunggu di paddock. Berikut petikan wawancara dengan juara Moto2 2020.

Bagaimana hari Anda?

Kami menjalani vaksinasi dan tidak melaju di trek hari ini. Ada banyak angin, aspal tidak bersih. Tapi kami mendapat vaksin dan kami beruntung untuk itu!

Bahu di hari kedua menyakitkan Anda, bagaimana kondisi Anda?

Bahu saya sudah membaik, masalahnya adalah pada satu titik di punggung dekat bahu. Ada banyak tonjolan di curbs, tentu saja di hari kedua sedikit sakit, tapi sekarang baik-baik saja. Tidak ada masalah saat ini.

Anda beradaptasi dengan motor lebih cepat dari yang diharapkan, apa yang mudah dan apa yang rumit?

Kesan pertama langsung merasa bagus. Saya merasa nyaman dengan rem dan setelah empat hari, masalah utama lebih kepada pelepasan rem. Ban sangat berbeda, Anda dapat memacu kencang di tengah tikungan dan Anda dapat lebih cepat dibanding Moto2.

Adaptasi pada motor sejak awal dan setelah tiga hari, saya mampu mengemudi dengan lebih mengalir dan rileks. Saya yakin dan dapat lebih melaju lagi. Saya harus memperbaiki persiapan, tapi secara keseluruhan itu bagus. Pada hari kedua, saya melakukan simulasi lomba dan itu berjalan dengan baik. Saya senang dengan itu. Tidak ada masalah untuk akhir pekan depan.

Anda melihat hasil positif rookie musim lalu. Apa Anda merasakan tekanan mengikuti mereka? Anda berpikir ada banyak ekspektasi untuk debutan?

Tekanan normal. Saya ingin berada di 10 besar semua laga, tapi bukan dari sekarang. Sekarang banyak pilot yang sangat cepat, tapi pada pertengahan kompetisi, saya ingin berada di 10 besar dan rookie terbaik. Itu target saya tahun ini, tapi kalau tak bisa mencapainya, saya akan memperbaiki untuk musim depan.

Baca Juga:

Anda siap untuk bertanding?

MotoGP adalah dunia lain, sangat berbeda dan kuat. Tapi itu menyenangkan untuk mengendarai dan bagi saya, itu sangat istimewa.

Anda punya jawaban terhadap pertanyaan dan keraguan sebelum tiba di Qatar?

Saya ingin menghapus keraguan tapi saya juga ingin mencoba motor untuk mengerti apa yang dapat saya harapkan. Semua melewati imajinasi saya dan saya menikmati berkendara, juga pada hari-hari pertama, saya sangat kaku. Saya mulai mengendur dan mencoba belajar dari pembalap lain.

Ada banyak hal yang harus dilakukan, tapi pada akhirnya, kami sangat dekat dengan lintasan di sini. Saya yakin kami akan punya cara untuk belajar banyak. Kalau kami hebat, kami bisa menjalani pertandingan indah.

Jorge Martin mengatakan bahwa Ducati adalah motor mudah. Apa pendapat Anda? Anda setuju?

Mudah adalah sebuah kata besar, tentu saya berharap itu sangat rumit. Sensasinya langsung bagus. Saya punya kesan baik dalam waktu singkat, berhenti baik, mampu berbelok. Sungguh melelahkan melepaskan rem, tapi dibandingkan Moto2 semua positif. Pastinya, beberapa masalah akan muncul ketika kami ada di sana untuk berperang demi perseribu detik. Masih perlu menginjak bumi.

Sebelum tes, Anda bilang telah mengeksplorasi motor sekitar 20 persen. Pada akhir uji coba, Anda di titik mana?

Pada hari terakhir, saya ingin lebih maju lagi, tapi kondisinya tidak tidak kunjung membaik dan lintasan kotor. Saya kira sudah sampai 40 persen untuk memahami sesuatu dan modifikasi yang saya lakukan lebih terasa daripada awal, ketika kami mengubah aset atau peta kekuatan. Saya capek mengerti modifikasi, sebaliknya saya masih beradaptasi dan mulai mengerti apa yang saya butuhkan. Cukup seperti ini.

Di antara pembalap Ducati, siapa acuan Anda?

Acuan saya adalah dua pembalap pabrikan, mereka mengendarai dengan baik dan kencang. Yang memiliki gaya balapan mirip saya adalah Jack Miller, terutama kala saya melihat sesuatu yang tidak pas, saya mencoba keluar di belakang untuk melihat apa yang berbeda. Lebih mudah bagi saya ada di belakang dan meniru jalurnya, sebaliknya saya lelah dengan Johann Zarco dan tak mampu mengerti banyak hal.

Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
Enea Bastianini, Esponsorama Racing
19

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rossi Menghitung Peluang Finis Podium di Qatar
Artikel berikutnya Tiru Yamaha, Aprilia Berhasil Pangkas Gap dengan Tim Lain

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia