Bergabung dengan Tim Pabrikan, Oliveira Tebar Ancaman
Miguel Oliveira melontarkan ancaman terhadap rival-rivalnya di MotoGP 2021. Talentanya akan makin terasah karena berstatus pembalap KTM.
Foto oleh: KTM Images
Rider Portugal itu membuktikan gaya balapnya sangat cocok dengan KTM bertahun-tahun lalu. Pada 2015, ia bersentuhan dengan KTM sejak bergabung dengan Red Bull KTM Ajo. Ia mampu menyabet peringkat ketiga kala itu.
Setahun kemudian, Oliveira dipromosikan ke Moto2 oleh Leopard Racing. Menunggangi Kalex, ia hanya mampu finis di urutan ke-21 pada musim debutnya.
Pada 2017, Ajo kembali menariknya. Selama dua musim tersebut, ia mengunci posisi ketiga lalu kedua. Ikatannya dengan pabrikan Austria itu kian kuat saat Oliveira dibawa Tech3, tim satelit KTM, ke MotoGP.
Musim lalu, pembalap 26 tahun tersebut merebut kemenangan perdana di level premier pada MotoGP Styria, disusul MotoGP Portugal. Ia melompat ke tim pabrikan mulai musim depan.
Sementara Brad Binder, rekan Oliveira di Mahindra, naik ke Moto2 setahun lebih lambat. Bedanya, rider Afrika Selatan tersebut konsisten jadi bagian Red Bull KTM Ajo selama 2015-2019. Ia langsung jadi pembalap pabrikan dalam tahun debutnya di MotoGP 2020.
Keputusan tersebut sempat membuat Oliveira murka. Ia merasa tak berharga di mata KTM padahal sudah unjuk gigi setahun lebih lama.
Manajernya mencari peluang di tim lain. Sempat terjadi kontak dengan Honda Racing. Petinggi KTM lantas merayu Oliveira dengan RC16. Gayung bersambut karena Pol Espargaro diam-diam teken kontrak dengan HRC.
Seiring dengan naiknya Oliveira ke tim pabrikan, Danilo Petrucci menggantikannya di Tech3.
“Saya kira penemuan saya di MotoGP dengan Tech3 sangat bagus karena lingkungannya tidak terlalu penuh tekanan,” tutur Oliveira.
“Setiap orang sangat ramah, jadi saya langsung merasa di rumah. Tapi sekarang, saya berharap akan bergabung dengan tim dan dunia di mana realitasnya berbeda. Saya kira di tim pabrikan, saya bisa bekerja lebih pada detail dan lebih konsisten.
“Saya tahu perangkat yang diberikan tim ofisial dan jelas tanggung jawab saya tidak sama lagi karena saya akan menguji lebih banyak bagian. Kami akan mempimpin pengembangan motor.”
Pembalap tersebut meyakinkan kalau mau berkontribusi maksimal, perlu bergabung dalam tim resmi. Oliveira tak lagi menyembunyikan ambisi merebut juara dunia.
“Proyek KTM sangat terorganisir. Kami tahu bahwa kami akan melihat motor berikutnya, jadi saya kira kami sudah ada di trek yang tepat untuk mengembangkan RC16 dan program terkonsolidasi,” ia melanjutkan.
“Keistimewaan bagi seorang pembalap karena kalau Anda ingin ada di puncak, Anda harus bersama tim pabrikan. Saya senang punya kesempatan ini untuk beberapa musim.
“Saya kira keberhasilan bagi kami dengan jadi juara dunia. Itu kenyataan bagi saya. Tentu saja, itu target sangat ambisius karena banyak hal harus dipasang bersama-sama, tapi kami punya peralatan, orang yang tepat dan determinasi untuk semua proyek. Saya kira kami mampu mencapai sebuah hasil.”
Oliveira menjadikan Joan Mir dan Suzuki sebagai acuan. Pembalap dan tim Jepang tersebut memberi kejutan dengan titel juara MotoGP 2020. Padahal di awal musim, mereka tak masuk hitungan juara.
“Setelah satu musim tanpa pemimpin jelas, tanpa seseorang lolos di klasifikasi umum atau memenangi banyak balapan, banyak pembalap sekarang berpikir bisa merebut gelar. Saya juga berpikir demikian untuk diri saya. Saya punya apa yang dibutuhkan untuk menjadi juara dunia,” ia mengungkapkan.
“Anda hanya perlu konsistensi di sebuah kompetisi, lalu mengakhiri musim dengan beberapa poin lebih banyak dari pembalap lain.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments