Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Bos Petronas Ungkap Kegagalan Quartararo Juarai MotoGP 2020

Prinsipal Petronas SRT, Razlan Razali, mengungkapkan dua faktor yang menyebabkan Fabio Quartararo gagal meraih titel MotoGP 2020.

Razlan Razali, Petronas Yamaha SRT

Razlan Razali, Petronas Yamaha SRT

Gold and Goose / Motorsport Images

Tahun lalu, Quartararo difavoritkan sebagai juara dunia baru karena kinerjanya yang mengesankan pada dua balapan awal di Sirkuit Jerez. Namun, setelah itu ia tak memiliki performa konsisten hingga akhir balapan.

Setelah banyak orang meragukan kemampuannya, pria asal Prancis itu membuktikan kualitasnya dengan meraih kemenangan di Grand Prix Catalunya.

Tetapi, selain tiga kemenangan itu, Quartararo tak bisa meraih podium. Bahkan, ia gagal mengatasi tekanan pada beberapa balapan terakhir yang membuatnya selalu melakukan kesalahan.

Razlan Razali mengatakan Quartararo belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mengatasi tekanan dan itu menjadi salah satu faktor besar yang membuatnya gagal jadi juara dunia.

“Saya pikir itu adalah perpaduan antara motor baru dan kurangnya pengalaman Fabio ketika berhadapan dengan situasi yang tak cukup baik,” kata Razali.

“Anda bisa melihat bagaimana reaksi Fabio di televisi, dia sangat kesal, emosinya sangat tinggi. Dia harus belajar untuk lebih tenang dalam berbagai situasi.”

Baca Juga:

Motor baru juga bisa jadi penyebab kegagalan karena seluruh pembalap Yamaha yang menggunakan YZR-M1 2020 mengalami kesulitan di paruh kedua musim.

Berbeda dengan Franco Morbidelli yang menggeber M1 2019, yang mana sempat memberikan persaingan ketat kepada Joan Mir dalam perebutan gelar.

Kurangnya tes pada motor baru menjadi salah satu penyebab Quartararo, Maverick Vinales dan Valentino Rossi tak bisa tampil konsisten.

“Motor Fabio memiliki satu atau dua masalah besar, tak seperti Franky. Tapi jangan lupa, Franky menggunakan motor yang lebih tua dengan dibekali beberapa peningkatan. Motor itu sudah menjalani banyak tes, terlepas dari masalah katup, itu motor yang kuat,” tutur Razali.

“Sedangkan M1 2020 adalah produk baru dan kami tak memiliki banyak waktu untuk melakukan tes pada motor itu. Selalu ada risiko besar dengan motor baru. Jadi, masalahnya adalah perpaduan antara motor baru dan pembalap itu sendiri.”

Fabio Quartararo bakal memperkuat tim pabrikan Yamaha mulai 2021, dan belum lama ini telah mengunjungi markas besar tim di Lesmo, Italia.

Menyadari ada tanggung jawab lebih besar dengan status pembalap tim pabrikan, Quartararo telah mengatakan bahwa dirinya akan berusaha lebih tenang dengan sering mengunjungi psikolog.

“Saya ingin menjadi pembalap yang lebih tenang dan tak bereaksi terlalu berlebihan terhadap segala sesuatu. Ini sangat penting untuk musim berikutnya, dan saya juga ingin memberikan informasi lebih baik kepada kepala kru dan teknisi,” Quartararo mengungkapkan.

“Saya yakin hal kecil akan membawa perubahan besar. Itu sebabnya saya fokus pada aspek ini dengan bantuan dari psokologi.”

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Covid-19 Gagalkan Peluang Martin Rengkuh Titel Moto2
Artikel berikutnya Ducati Resmi Perpanjang Kontrak MotoGP hingga 2026

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia