Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
MotoGP MotoGP Prancis

Bos Tim Tech3 Minta Kedua Pembalapnya Tinggalkan Ego

Pemilik Tim Tech3 Herve Poncharal memberikan teguran keras kepada Remy Gardner dan Raul Fernandez terkait performa mereka di MotoGP musim ini.

Remy Gardner, KTM Tech3, Raul Fernandez, KTM Tech3

Persaingan sangat sengit di Kejuaraan Dunia Moto2 tahun lalu membuat Tech3 KTM Factory Racing berharap banyak kepada Remy Gardner dan Raul Fernandez saat menjalani musim pertama di MotoGP, tahun ini.

Alih-alih mengulang duel musim lalu yang dimenangi Gardner dengan merebut gelar juara dunia Moto2, keduanya kini justru kesulitan di atas KTM RC16.

Di antara para pembalap yang turun penuh di MotoGP musim ini, mereka kini berada di dua terbawah klasemen (P23 dan P24). Dari tujuh balapan yang sudah digelar, Gardner baru mengoleksi tiga poin. Sementara, Fernandez masih memburu poin perdananya.

Akhir pekan lalu di Le Mans, Prancis, Gardner menyebut dirinya serius mempertimbangkan masa depannya di MotoGP karena sejumlah kesulitan yang dihadapinya. Sementara, Fernandez makin santer dikabarkan bakal meninggalkan KTM.

Situasi ini pun membuat bos Tech3 Herve Poncharal angkat bicara. Lewat Podcast MotoGP, pria asal Prancis itu meminta kedua pembalapnya menanggalkan ego masing-masing seraya terus berusaha keras beradaptasi dan mempelajari motor mereka.

“Pembalap seperti Gardner dan Fernandez yang finis 1-2 di Moto2 tahun lalu, sudah terbiasa menenangi balapan, naik podium, dan berada di depan,” kata Poncharal seperti dikutip podcast Last On The Brakes.

“Jadi, kondisi saat ini sangat memukul mereka. Mereka tahu MotoGP memang sulit. Tetapi mereka seharusnya juga berpikir saya akan berusaha keras membantu dan terbiasa mendampingi pembalap top.”

Poncharal mengakui musim ini memang menyulitkan tidak hanya bagi pembalap tetapi juga tim. Menurutnya, pembalap mampu cepat karena merasa senang dan berpikiran positif.

Baca Juga:

“Tugas saya dan tim adalah membuat pembalap selalu positif, membuat moril mereka tetap kuat, meningkatkan kepercayaan diri mereka terhadap tim maupun diri sendiri, seraya membuat mereka mengerti bila finis P15 atau P14 kadang sebuah hasil luar biasa,” ucapnya.

Hal-hal inilah yang sangat tidak mudah diterima pembalap kelas juara seperti Remy Gardner dan Raul Fernandez.

Poncharal menambahkan, kedua pembalapnya tidak perlu tertekan untuk finis di lima besar. Satu-satunya tekanan yang mereka hadapi saat ini sebenarnya mempelajari motor, melahap lap sebanyak mungkin, dan berusaha tidak jatuh sampai finis.

“Semua ini bisa menjadi pengalaman balap di kelas MotoGP, yang cukup berbeda dibanding kelas-kelas lainnya,” ujar Poncharal.

Mempelajari dua motor sekaligus serta terus berusaha memahami orang banyak di lingkungan sekitar, adalah beberapa hal yang perlu dipelajari untuk melewati musim rookie seorang pembalap.

“Kadang, pembalap seperti mereka tidak sabaran. Tetapi saya bisa mengerti itu. Mereka masih muda dan sangat cepat. Mereka mengejar kemenangan dan bukan finis P17. Ini yang masih sulit mereka pahami,” kata Herve Poncharal.

“Saya rasa, ada baiknya untuk bersabar tetapi tidak boleh terlalu bersabar. Ini proses belajar. Tidak peduli sebagus, sehebat, atau seberapa besar kemampuan Anda, tetap saja Anda harus melewati proses belajar ini.”

  

 

 

   

  

 

 

 

 

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya 10 Pembalap dengan Race Terbanyak di Kelas Premier
Artikel berikutnya Pembalap Ducati Berpikir Dua Kali Gabung Tim Lain

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia