Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Bradl: Mereka Memaksa Saya Mengendarai Sesuatu yang Tak Berfungsi

Stefan Bradl mengkritik Honda di MotoGP San Marino, di mana ia menjadi pembalap wild card.

Stefan Bradl, Team HRC

Honda masih mencari jalan keluar dari krisis yang dialaminya di Kejuaraan Dunia MotoGP saat ini. Pabrikan bersayap emas ini masih berada di dasar klasemen konstruktor pada musim 2024 (dengan 37 poin, lebih dari setengah dari 72 poin milik Yamaha), dan mencoba menggunakan beberapa hari terakhir  di Sirkuit Misano untuk menemukan solusi untuk membuat perbedaan.

Setelah Grand Prix San Marino, tes resmi terakhir dari kampanye saat ini berlangsung di lintasan Italia pada Senin, dengan HRC membawa beberapa pengembangan baru, tetapi bukan prototipe pertama RC213V 2025, yang akan membutuhkan waktu lebih lama untuk tiba.

Di antara pembaruan tersebut, terdapat fairing aerodinamis baru yang mengedepankan ground effect, agar lebih mendekati apa yang dimiliki oleh pabrikan Eropa seperti Ducati atau Aprilia.

Baca Juga:

Luca Marini cukup senang dengan bagian-bagian baru tersebut, mengatakan bahwa aerodinamika adalah "langkah pertama" untuk kembali ke puncak dan "pekerjaan yang bagus" dari para insinyur. Joan Mir lebih kecewa, mengatakan bahwa ia mengharapkan lebih banyak fitur baru dari tim yang berbasis di Tokyo. Seseorang yang hadir di grand prix akhir pekan dan tes Misano adalah Stefan Bradl . Pembalap Jerman ini mengkritik beberapa keputusan Honda, dengan kata-kata yang cukup keras.

Menjelang balapan Minggu, pembalap asal Jerman ini mengecam kebijakan HRC, berkomentar bahwa tidak ada pilihan lain selain "menerimanya dengan lapang dada" dan menyesalkan bahwa ia dipaksa untuk mengendarai motor dengan suku cadang yang "tidak berfungsi". Bradl menjelaskan bahwa masih ada jalan yang harus dilalui oleh pabrikan kelas berat ini untuk mendapatkan kembali kejayaannya di masa lalu.

"Anda harus menerimanya dengan sedikit rasa humor. Saya dipaksa untuk mengendarai motor dengan hal-hal yang tidak berfungsi," ungkap Bradl. "Di sesi pemanasan, kami mencoba satu hal, yang merupakan langkah terakhir untuk tetap memiliki harapan. Itu tidak berhasil lagi.

Stefan Bradl, Team HRC

Stefan Bradl, Tim HRC

"Sekarang, saya mengendarai motor lama, tapi tidak dengan spesifikasi yang saya inginkan. Kami terpental-pental di kerb, itu jelas. Saat ini, kami tak bisa menemukan solusi atau cara untuk memperbaiki diri agar bisa keluar dari krisis ini."

Bahkan, Bradl pun merasa sedih dengan situasi rumit yang ia hadapi di Honda. "Saya harus mengatur balapan sebaik mungkin. Saya tak punya feeling dengan motornya. Saya tak punya persiapan fisik dan mental. Saya tak merasakan apa-apa," pungkasnya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Poncharal Nilai Acosta Ikut Berebut Titel di MotoGP 2025
Artikel berikutnya Max Bartolini: Yamaha Baru Akan Kompetitif Setidaknya pada 2026

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia