Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Cornering Speed Masih Menjadi Senjata Utama Yamaha

Dari empat lomba Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 yang sudah digelar, Yamaha paling banyak menang, tiga. Apakah itu indikasi mereka memiliki motor terbaik?

Franco Morbidelli, Petronas Yamaha SRT

Franco Morbidelli, Petronas Yamaha SRT

Gold and Goose / Motorsport Images

Jika tidak mengalami cedera pergelangan tangan, arm pump, saat lomba di GP Spanyol, Minggu (2/5/2021) lalu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) berpeluang besar mencetak hat-trick kemenangan di MotoGP musim ini.

Tidak seperti musim lalu, Yamaha tampaknya tidak menemui problem serius pada motor mereka, Yamaha YZR M1. Namun, apakah dengan tiga kemenangan dari empat lomba, M1 sudah bisa disebut motor terbaik di grid MotoGP musim ini?

Yamaha boleh saja mengawali musim ini lebih baik dibanding tahun lalu. Faktanya, Ducati mampu menempatkan tiga Desmosedici GP21 di enam besar klasemen sementara.

Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) mampu berada di puncak kendati belum mampu memenangi balapan. Pembalap tim satelit, Johann Zarco (Pramac Racing-Ducati), berada di P5 diikuti oleh Jack Miller, rekan setim Bagnaia, di P6 seusai memenangi GP Spanyol.

Melihat hasil dan kondisi empat lomba, tidak diragukan bila Ducati Desmosedici GP21 masih menjadi motor tercepat sedangkan Yamaha YZR M1 paling adaptif dengan sirkuit. Paling tidak itu dibuktikan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT).

Yamaha YZR M1 saat ini sudah mengoleksi tiga kemenangan dan satu podium ketiga. Ducati satu kemenangan, empat P2, dan satu posisi ketiga. Sementara, Suzuki baru sekali naik podium ketiga.

Dari statistik itu terlihat bila sejauh ini Yamaha dan Ducati bersaing sangat ketat. Kepala teknisi (chief engineer) Morbidelli, Ramon Forcada, pun memberikan penjelasan teknis soal persaingan tersebut.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Saat ini, Yamaha yang tercepat di tikungan, khususnya di tikungan-tikungan cepat (fast corners). Kecepatan di tikungan (corner speed) tidak hanya tergantung pada ban. Menikung tidak sepenuhnya mengandalkan ban,” ucap Forcada.

Teknisi asal Spanyol itu menjelaskan, motor dengan tenaga kurang pasti akan kalah saat akselerasi. Namun motor ini lebih baik di lintasan bersih (tanpa halangan).

“Jika mereka mengorbankan racing line (karena terhalang pembalap lain), akan sulit bagi mereka untuk mengembalikan posisi saat keluar tikungan (exit corner),” tutur Forcada.

Dari situ bisa disimpulkan bila strategi Yamaha adalah menempatkan pembalapnya di posisi depan saat start untuk memudahkan mereka membuat line (jalur) tanpa terganggu pembalap lain (sehingga bisa memperlambat) yang tidak cepat di tikungan.

Para pembalap Yamaha juga sulit melewati lawan di tikungan karena akselerasi yang lebih baik dimiliki motor lain. Inilah yang dilakukan Quartararo di Jerez lalu sebelum melambat karena mengalami kram pada lengan kanannya.

Masalahnya, saat ini pembalap Yamaha dengan start bagus hanyalah Quartararo. Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha MotoGP) dan Morbidelli sulit melakukannya. Salah satu problem Morbidelli adalah spesifikasi motor yang jauh di bawah rekan-rekannya.

Start yang dilakukan Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT) juga kurang bagus. Tetapi, race pace juara dunia MotoGP tujuh kali (2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009) itu tidak terlalu buruk.

Baca Juga:

General Manager Ducati Corse Gigi Dall’Igna juga paham betul pentingnya posisi start di MotoGP saat ini. Itulah mengapa dalam beberapa tahun terakhir pabrikan asal Italia itu fokus menggarap sistem holeshot yang tidak mampu dikembangkan Yamaha.

Persaingan di balapan kelima, GP Prancis, 14-16 Mei mendatang, diyakini masih akan diwarnai perebutan pole position. Di MotoGP modern seperti saat ini, start di posisi depan memang sangat penting.

Perkembangan aerodinamika, sistem pengereman, dan ban juga membuat jarak titik pengereman (braking point) semakin pendek. Ujungnya, pembalap semakin sulit melewati lawan, terutama di tikungan. Problem seperti ini sudah lama terjadi di Formula 1.

Sejauh ini Yamaha lebih baik di sektor-sektor pendek, menyaingi Honda yang selama ini seolah tidak terkalahkan bersama Marc Marquez. Namun, di trek lurus panjang, Ducati belum mampu ditandingi siapa pun.

Kondisi Franco Morbidelli lebih buruk karena level Yamaha YZR M1 A-Spec miliknya sudah di bawah spesifikasi pabrikan yang dipakai Fabio Quartararo, Maverick Vinales, dan Valentino Rossi. Praktis Morbidelli hanya mengandalkan set-up yang tepat dari teknisi saja.   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Dorna Restrukturisasi Divisi Komersial
Artikel berikutnya Mir Nilai MotoGP Butuh Sosok seperti Hamilton

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia