Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Crash karena Ban Dingin, Brad Binder Merasa Bodoh

Brad Binder merasa sangat bodoh ketika mengingat crash yang dialaminya sebelum balapan MotoGP Emilia Romagna, di Sirkuit Misano, Minggu (24/10/2021), dimulai.

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap KTM tersebut jatuh saat pemanasan menuju grid karena problem ban dan rem di tengah temperatur dingin. Ia crash pada Tikungan 10 akibat ban depan berkompon keras tak mau bekerja sama.

Berdasarkan analisisnya, ban kala itu masih dingin. Saat akan memanaskannya, temperatur rem karbon justru tidak memadai. Ia pun terjatuh.

Binder memulai balapan dari P19 dan finis delapan tingkat lebih baik. Meski begitu, ia mengakui telah melakukan kesalahan. Pilot Afrika Selatan tersebut hanya bisa meminta maaf kepada awak tim.

“Sialan, saya tidak tahu mulai dari mana sejujurnya. Akhir pekan yang luar biasa,” katanya.

“Kadang Anda mengalami akhir pekan di mana semua tampak tidak berjalan sesuai rencana Anda. Hanya ketika, Anda merasa seperti berada di sana, kemudian Anda mengambil langkah mundur yang bagus atau mengalami sedikit kemunduran.

“Sejujurnya, saya tidak bisa berkata apa-apa selain minta maaf kepada tim. Kondisi pemanasan setengah-setengah. Saya tidak melakukan lap bagus saat kering akhir pekan ini.”

Pembalap Afrika Selatan itu mengungkapkan terlalu percaya diri saat meluncur ke grid. Ia pun tak memperhitungkan faktor penyebab lain.

“Kami menuju balapan dengan perasaan cukup yakin. Lalu, saya memilih ban depan keras dan berangkat ke grid dengan mencoba memberi panas bagus ke ban, untuk melihat bagaimana rasanya. Saya membuat kesalahan besar,” tuturnya.

Baca Juga:

“Saya tidak bisa membuat rem saya panas dan dengan rem karbon sungguh wajar ketika menariknya, ada momen di mana panas meningkat dan saat sudah panas, mereka mengerem keras.

“Sungguh disayangkan, momen ini terjadi pada tikungan kanan. Ketika saya menarik rem, temperatur meningkat pada bagian depan dan ban depan terkunci, saya pun mengalami insiden.

Crash pada sighting baru pertama saya alami. Saya harap itu jadi yang terakhir. Tentu itu tidak menyenangkan sama sekali. Saya hanya perlu meminta maaf kepada tim lagi untuk kesalahan superbodoh.

“Beruntung, saya masih bisa balapan pada posisi terakhir, yang mana tidak berubah banyak. Saya hanya mundur tiga posisi.”

Kakak Darryn Binder itu mengalami kesulitan. Satu-satunya pembalap KTM yang mendapat poin itu melewati track limit sehingga diganjar long lap penalty.

“Saya punya awal luar biasa tapi ban dingin pada dua lap pertama karena menunggu untuk keluar ke pit lane dan masuk ke grid ban sedingin es. Saya tidak bisa menggeber motor di awal,” ujarnya.

“Ketika saya mulai merasa masuk ke ritme dan meningkatkan pace, saya mendapat long lap penalty. Saya bahkan tidak sadar menyentuh area hijau.

“Itu sebuah kejutan bagi saya. Saya melakukan long lap penalty, setelah itu kesulitan mendapat ritme kembali. Ketika mulai lagi menemukan jalan, saya kesulitan dengan grip di akhir.

“Saya pikir merusak ban sedikit. Bukan akhir pekan bagus bagi kami. Saya perlu mengevaluasi dan memahami kesalahan yang saya lakukan dan belajar dari itu semua.”

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jorge Martin Pertimbangkan Operasi Kaki Sebelum ke Portimao
Artikel berikutnya Fabio Quartararo Sebut Peluang Juara Dunia Hanya di MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia