Crutchlow: Saya bukan lagi pembalap medioker
Cal Crutchlow menegaskan dirinya bukan lagi pembalap medioker, meski terjatuh pada balapan di Austin saat memburu posisi podium.
Cal Crutchlow, Team LCR Honda
Gold and Goose / Motorsport Images
Pembalap LCR Honda itu membuntuti Johann Zarco di posisi enam saat ia kehilangan kendali ban depan, dan terjatuh pada Tikungan 20 Lap 8.
Meski dapat melanjutkan balapan, Crutchlow gagal mendulang poin setelah hanya finis di posisi ke-19.
Menjelaskan insiden tersebut, Crutchlow mengatakan ia tidak bisa terus berada di belakang Zarco. Ia sadar dengan kecepatan motornya, dan merasa mampu bertarung untuk posisi kedua.
“Saya melakukan kesalahan bodoh di tikungan terakhir,” akunya. “Saya mencoba mencari momentum untuk menyalip Zarco jelang Tikungan 1.
“Dan saat saya menikung di saat akhir, saya membuka gas lalu kehilangan grip ban depan. Saya bukanlah pembalap medioker lagi tahun ini, jadi saya tidak akan senang dengan posisi keenam.
“Tempat saya bukanlah di posisi keenam hari ini, saya cukup kencang untuk berada di posisi kedua.
“Saya seorang pembalap, dan Anda harus tahu saat seseorang berada di depan Anda, dan ia lebih lambat, saya tidak akan terus berada di belakangnya.
“Saya harus mendahului Zarco dan melaju, karena mereka tidak melebarkan jarak di depan saya, jadi saya tahu saya dapat ke depan dengan cukup mudah.
“Kami harus mengambil hal positif ini menuju Jerez, kami cukup kencang. Saya pikir ini akan lebih cocok dengan saya, meski seharusnya kita finis kedua, tapi gagal karena kesalahan saya.”
Jelang balapan di Argentina, Crutchlow duduk sebagai pemuncak klasemen setelah menang di Argentina. Namun saat ini ia berada di posisi keempat, tertinggal delapan poin atas pemimpin klasemen baru, Andrea Dovizioso.
Lebih jauh, pembalap Inggris itu menambahkan dengan tidak menjadi pemimpin klasemen membantunya fokus untuk memburu podium pada tiap balapan.
“Saya tidak mengatakan saya tak ingin memimpin klasemen, tapi sepertinya lebih baik tidak,” akunya.
“Karena Anda bisa fokus untuk mengejar podium pada tiap pekan yang saya pikir bisa kami lakukan. Bukan fokus mencari apa yang tim inginkan, untuk finis kelima atau keenam, untuk merengkuh poin.
“Jika Anda mengejar podium, posisi di klasemen akan mengikuti. Di Qatar saya finis keempat, tapi saya mengejar podium. Di Argentina saya menang, saya tahu saya bisa menang.
“Di sini saya tidak mengatakan bahwa mustahil untuk menang, saya tahu ini akan sulit. Saya sebenarnya berpikir akan mudah untuk berada di podium, dan itu benar.”
Laporan tambahan oleh Charles Bradley
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments