Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Nostalgia

Deretan Comeback untuk Juara MotoGP, Bagnaia Paling Mengagumkan

Sejak sistem poin saat ini dimulai, hanya ada enam pembalap yang mampu mengatasi defisit lebih dari 25 poin untuk memenangi gelar MotoGP. Berikut adalah comeback bersejarah di level premier.

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Repsol Media

Gelar juara Francesco Bagnaia membawanya ke beberapa prestasi tinggi lainnya. Dalam lima dekade terakhir, ia menjadi orang Italia pertama yang menang di atas Ducati.

Yang mengesankan adalah Pecco memulihkan gap 91 dari Fabio Quartararo di tengah musim. Karena spiral kesalahan, M1 tak kompetitif dan crash, pembalap Yamaha Factory Racing malah sering kehilangan poin.

Ia hanya bisa terkejut ketika menyaksikan rivalnya, Bagnaia, berhasil memborong empat kemenangan beruntun dan beberapa podium. Upaya terakhir El Diablo menyelamatkan kans juara dua musim beruntun dilakukan dalam MotoGP Australia dan Valencia.

Sayangnya, Dewi Fortuna tak berpihak kepadanya lagi. Bagnaia membuat paddock Ducati berpesta. Dari ketinggalan 91 poin, ia berbalik unggul 17 poin.

Selain Bagnaia, ada momen lain serupa terjadi di masa lalu. Pada 2020, Joan Mir dinobatkan dalam musim terpendek kejuaraan motor elite itu sejak 1995, dengan hanya 14 balapan, akibat pandemi COVID-19.

Dengan dua kali retired pada tiga balapan pertama, sang rider Suzuki tertinggal 48 poin dari Fabio Quartararo. Namun, pria Suzuki berhasil membalikkan tren dengan konsistensinya, ditambah dengan kesalahan #20. Itu memungkinkannya untuk mengamankan gelar di depan Franco Morbidelli, dengan hanya 13 poin.

Joan Mir mengangkat trofi juara dunia MotoGP 2020

Joan Mir mengangkat trofi juara dunia MotoGP 2020

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pada 2017, Marc Marquez juga melakukan comeback hebat. Ia mengatasi defisit 37 poin atas Maverick Vinales setelah dua balapan. Sekali lagi, performa pembalap Honda itu diimbangi dengan performa buruk rivalnya, yang akhirnya memudar saat balapan berlangsung.

Akhirnya, Vinales kehabisan pilihan, dan hanya Andrea Dovizioso yang memiliki kesempatan merebut mahkota dari Cervera.

En deux Grands Prix, Maverick Viñales avait asséné un score de 50 à 13 à Marc Márquez en 2017

En deux Grands Prix, Maverick Viñales avait asséné un score de 50 à 13 à Marc Márquez en 2017

Dalam musim debutnya di MotoGP, pada 2013, Marc Marquez harus mengatasi defisit 30 poin. Pada saat itu, ia melawan rekan setimnya di Honda, Dani Pedrosa, yang memanfaatkan kecelakaan rookie di Mugello untuk memperpanjang keunggulannya secara keseluruhan.

Namun pada balapan kedelapan, di Jerman, Marquez naik dari posisi ketiga (23 poin di belakang Pedrosa) ke posisi pertama, dan tidak akan melepaskan keunggulannya.

Dengan masuknya Jorge Lorenzo ke dalam pertarungan, Marquez akan mencetak rekor baru dengan memenangkan gelar hanya dengan selisih empat poin di atas pembalap Spanyol itu, dengan Pedrosa berada di urutan ketiga, 34 poin di belakang.

Dani Pedrosa dan Marc Márquez

Dani Pedrosa dan Marc Márquez

Ada dua pembalap lain yang berhasil memperkecil jarak yang sama, dalam hal ini 29 poin. Yang pertama adalah Jorge Lorenzo, pada 2015 yang penuh kontroversi.

Rider asal Mallorca ini memulai kejuaraan dengan sangat buruk sehingga telah kehilangan banyak poin dari rekan setimnya, Valentino Rossi , hanya dalam tiga balapan. Namun, Lorenzo yang merebut gelar juara di ajang terakhir tahun ini.

Jorge Lorenzo est revenu de très loin pour battre Valentino Rossi en 2015

Jorge Lorenzo est revenu de très loin pour battre Valentino Rossi en 2015

Sekira 20 tahun sebelumnya, Mick Doohan juga bangkit dari defisit 29 poin dari Daryl Beattie. Momen terendahnya terjadi setelah akhir pekan kelima musim 1995, ketika pria Australia itu menambahkan dua angka.

Tetapi, konteksnya sangat berbeda karena musim itu hanya memiliki 13 putaran. Dua DNF darinya diikuti oleh empat kemenangan beruntun. Sementara, Beattie tidak lagi mampu menang. Pada akhirnya, sang pembaalp Honda yang dinobatkan sebagai juara di seri kedua dari belakang.

Mick Doohan merebut titel setelah mengalahkan Darryl Beattie

Mick Doohan merebut titel setelah mengalahkan Darryl Beattie

Lire aussi :

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alex Marquez Sesalkan Honda Tak Memanfaatkannya
Artikel berikutnya Denning Klaim WSBK Bisa Jadi Magnet Baru Sponsor

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia