Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Di Giannantonio Yakin Bisa Samai Level Bastianini

Fabio Di Giannantonio tak menampik penampilannya di MotoGP kurang konsisten. Kendati demikian, pembalap Gresini Racing yakin akan bisa mencapai level Enea Bastianini jika bisa menempatkan berbagai elemen yang diperlukan dengan tepat.

Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Tahun kedua di MotoGP, pembalap Italia itu masih saja menempuh jalan terjal. Kisahnya bertolak belakang dengan Bastianini yang menjalani tahun debut bersama di Gresini Racing.

Meski meraih pole position yang luar biasa di Mugello tahun lalu, adaptasinya sulit, seperti musim-musim sebelumnya.

"Dalam karier saya, sejak kedatangan saya di Moto2, secara keseluruhan tidak mudah. Sangat sulit untuk tetap termotivasi,” ujarnya kepada MotoGP.com.

"Terkadang sulit untuk dijelaskan, tapi di Moto2 dan kemudian MotoGP, saya tak terlalu bersenang-senang karena saya sangat ingin menang, tapi tak hanya itu, melakukan pekerjaan dengan baik.

"Setiap kali, saya selalu kehilangan sesuatu. Karena satu dan lain hal, saya mengalami pasang surut. Semua orang, media, mengatakan bahwa saya kurang konsisten sehingga sulit untuk diatur.

"Saya tahu alasannya, tetapi saya tidak bisa membicarakannya. Tapi pada akhirnya, saya tidak bisa mengubah apa pun. Lebih buruk di MotoGP karena di sini levelnya sangat, sangat tinggi, jadi Anda benar-benar harus sempurna."

Runner-up Moto3 2018 tampaknya memiliki semua elemen untuk bersinar, dan terutama elemen utama. Ducati Desmosedici, motor yang paling ditakuti di atas lintasan.

Saat ini, ia mengendarai motor Italia versi 2022, yang membawa Francesco Bagnaia meraih gelar juara dan yang digunakan Marco Bezzecchi untuk memenangi dua balapan tahun ini, Namun, ia lebih memilih untuk tidak membandingkannya secara langsung.

Baca Juga:

"Ducati tampaknya adalah motor terbaik di MotoGP, kami tahu kami memiliki paket yang bagus. Dari luar, banyak orang berkata, 'Jika Anda memiliki paket terbaik, mengapa Anda tidak melakukannya? Itu tidak mempengaruhi saya,” katanya.

Pada 2022, Di Giannantonio berbagi garasi Gresini dengan La Bestia, yang memenangi tiga balapan dan dipromosikan ke tim pabrikan. Sangat dekat dengan pembalap asli Rimini, yang telah memainkan satu musim Moto3 bersama Gresini pada 2015.

Pembalap 24 tahun itu tidak merasa cemburu dan ingin terinspirasi oleh kesuksesan temannya, tanpa meragukan kemampuannya untuk mencapai level setara.

"Tahun lalu, itu sulit karena saya benar-benar berpikir bahwa saya bisa berada di level ini. Semua pembalap dari generasi saya, kami sering bertanding bersama, jadi saya tahu bahwa saya bisa berada di sana. Saya sudah berteman dengan Enea sejak kecil,” ucapnya,

"Dia memberi saya banyak motivasi. Hal itu membangkitkan rangsangan, lebih dari sekadar rasa iri. Kami tumbuh bersama, kami melakukan segala sesuatu bersama, kami sering bertengkar.

“Jika dia bisa melakukannya, dia hebat, tetapi saya juga bisa melakukannya. Ini adalah kebalikan dari apa yang dipikirkan banyak orang."

Lingkungan Lebih Baik

Fabio Di Giannantonio tetap berada di posisi kedelapan MotoGP Prancis, yang memungkinkannya menyamai hasil terbaiknya di kategori premier, MotoGP Jerman tahun lalu. Pembalap Italia itu semakin konsisten dengan menyelesaikan tiga dari lima balapan di posisi 10 besar, bahkan tidak pernah berada di peringkat ke-11 Sprint Race.

Evolusi ini sebagian disebabkan oleh kedatangan Frankie Carchedi, mantan kepala mekanik Joan Mir, yang membawa pengalaman berharga setelah menggantikan Donatello Giovanotti, yang juga datang dari Moto2 pada 2022.

Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing

Fabio Di Giannantonio

Dengan basis baru ini, penggemar AS Roma itu berhasil memanfaatkan motornya dengan lebih baik.

"Tahun lalu, saya pikir paketnya tidak sempurna untuk saya. Saya mencoba untuk fokus pada berkendara, bagaimana menjadi cepat, dan itu jauh lebih menyenangkan,” ia mengungkapkan.

"Saya belajar banyak hal, saya juga belajar banyak keterampilan. Tahun lalu, saya tidak belajar selama musim ini. Motornya tidak terlalu, sangat berbeda, tetapi cara mempersiapkan motor, pengaturannya, elektroniknya, sangat, sangat berbeda. Frankie datang dan ingin memulai dari awal, dengan cara yang benar-benar berbeda."

Di Giannantonio tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga ingin belajar bagaimana mengelola situasi meragukan dengan lebih baik.

"Saya banyak bekerja dengan pikiran saya, sendirian untuk saat ini, tetapi saya benar-benar mencoba untuk 'belajar', katakanlah, melalui siniar, film, serial. Saya mencoba untuk menemukan solusi, dan saya menemukannya, lebih banyak suka daripada duka.

“Bantuan terbesar datang dari orang-orang yang saya cintai. Mereka tidak membantu dengan memberikan inspirasi, tetapi dengan cara melihat sesuatu. Jika Anda memilih rombongan Anda dengan baik, sudah pasti Anda bisa bangkit.

"Saya sangat ingin bertahan di sini agar bisa cepat dan mencapai tujuan saya. Staf saya, teman-teman saya, keluarga saya dan pasangan saya banyak membantu saya untuk menjaga mentalitas ini,” ungkapnya.

Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing

Fabio Di Giannantonio

 

Diggia kini ingin memetik hasil dari perubahan yang dilakukan selama beberapa bulan terakhir, dan meskipun ia masih mengejar posisi 5 besar pertamanya di MotoGP, ia memiliki ambisi yang kuat.

"Dengan potensi yang kami miliki, target yang realistis adalah masuk 10 besar, tetapi tujuan utamanya adalah meraih podium. Saya ingin sekali menang bersama tim ini,” ia melanjutkan.

"Saya ingin sekali menambahkan nama saya dalam daftar pemenang bersama tim ini. Di masa depan, mengapa tidak memiliki motor pabrikan? Saya pikir di MotoGP, untuk memenangi kejuaraan sebanyak mungkin, atau satu kejuaraan, Anda membutuhkan yang terbaik, dan itu adalah motor pabrikan. Jadi mengapa tidak di masa depan?"

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Pirro Tetap Jadi Pembalap Tes Ducati hingga 2026
Artikel berikutnya Kemajuan Pesat KTM Jadi Misteri bagi Espargaro

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia