Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Dibandingkan dengan Schumacher, Marini Ingin Buktikan di Trek

Kerap dibandingkan dengan Mick Schumacher, Luca Marini menantang untuk membuktikan siapa yang terbaik di lintasan meski terjun di ajang berbeda.

Luca Marini, Esponsorama Racing

Foto oleh: Ducati Corse

Kedua pembalap muda tersebut mendapat sorotan besar dua musim terakhir. Keduanya sering dibandingkan karena punya hubungan kekeluargaan dengan legenda Formula 1 dan MotoGP, selain muda dan berbakat.

Mick merupakan putra kampiun F1 tujuh kali, Michael Schumacher. Kendati membawa nama besar sang ayah, anggota Akademi Pembalap Ferrari (FDA) itu mampu mengukir prestasi mengesankan di Formula 2.

Ia menjadi juara setelah dua tahun lalu melompat ke Formula 1, usai direkrut Haas. Schumacher bakal bertarung di level tertinggi mulai musim depan.

Sedangkan, Marini adalah adik tiri sekaligus murid Valentino Rossi di sekolah balap VR46. Lima musim berkecimpung di Moto2, rider 23 tahun itu baru memetik sukses tahun lalu. Ia menjadi penantang juara kelas tersebut, sebelum akhirnya mengakui ketangguhan Enea Bastianini.

Baca Juga:

Berkat predikat runner-up Moto2 2020, Marini ditarik Esponsorama Racing ke MotoGP musim mendatang.

Mengenai perbandingan dirinya dengan Schumacher, Marini mengaku belum pernah mendengar. Namun, ia mengenal sekilas sosok pemuda 21 tahun lewat balapan yang ditontonnya di televisi.

“Saya tidak pernah memikirkan perbandingan itu. Saya menonton dua balapan terakhirnya tapi saya menyukai situasi ini, dia mampu merebut titel,” ujarnya kepada La Gazzetta dello Sport.

“Tapi sejujurnya, saya tak mengetahui kisahnya, perjalanannya. Sungguh melelahkan menjelaskan dari sudut pandang ini. Kita lihat saja, siapa di antara kami yang paling kuat di tahun perdana kategori tertinggi.”

Meski bertarung di kompetisi motor, Marini kerap menonton balapan F1 dan turunannya sebagai referensi. Ia tak punya jagoan, tapi tak menutupi kekaguman pada dua pilot muda, Max Verstappen (Red Bull Racing) dan Charles Leclerc (Ferrari).

“Saya mengikuti Formula 1 tapi tidak punya satu pembalap pun yang lebih saya sukai dibanding lainnya,” tuturnya.

“Tapi sebagai talenta muda, Verstappen dan Leclerc sangat menarik. Sungguh menyenangkan bisa bertemu dengan mereka di masa datang.

“Sedangkan Lewis Hamilton merupakan tokoh yang patut dijadikan inspirasi. Menurut Valentino, dia sangat berpendidikan dan baik.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Genap 28 Tahun, Marquez Siap Rebut Kembali Gelar MotoGP
Artikel berikutnya Berbagai Tantangan Marquez Tahun Ini, dari Rossi hingga Honda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia