Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Andrea Dovizioso : Saya Kaget Tak Punya Batasan Fisik di Yamaha

Tenaga Yamaha YZR-M1 yang lebih kecil dari Ducati Desmosedici GP membuat Andrea Dovizioso tidak merasakan batasan fisik dalam comeback di MotoGP. Hanya saja, postur tubuh pendek yang membuatnya harus kerja ekstra keras.

Andrea Dovizioso, Petronas Yamaha SRT

Andrea Dovizioso, Petronas Yamaha SRT

Gold and Goose / Motorsport Images

Akhir pekan nanti, Sirkuit Misano jadi tuan rumah MotoGP Emilia Romagna. Dalam penampilan kedua di sana musim ini, rider Petronas SRT tersebut mungkin mampu memperoleh hasil lebih baik.

Pada debutnya di atas Yamaha spek-A, ia mencatatkan posisi ke-21. Kinerjanya membaik ketika mengaspal di MotoGP Austin di mana finis pada urutan ke-13.

Sisa musim ini dipandangnya sebagai persiapan untuk melakoni MotoGP 2022 secara penuh.

“Menilik kesempatan untuk melakoni lima balapan dan dua tes tahun ini, sebuah impian melaju bertarung musim depan. Sungguh bagus, tapi sungguh berat. Anda tidak bisa menatap hasil terlalu banyak, tapi apa yang Anda butuhkan adalah performa bagus musim depan,” ucap Dovizioso.

Proses adaptasi dengan Yamaha mulai berjalan lancar tak lepas dari pengalaman panjang malang-melintang di MotoGP. Ia mengatasi kelemahannya.

Usia yang sudah tidak muda lagi, 35 tahun, menjadi salah satu kendala. Ia dituntut untuk mengelola energi dan menemukan kenyamanan. Beruntungnya, motor Yamaha tidak terlalu menguras fisik dibanding Ducati.

Kunci lainnya adalah tidak terlalu memaksakan diri ketika merasa kurang nyaman. Ia juga tak malas mencari posisi yang pas di atas motor.

“Saya terkejut karena tidak punya batasan fisik. Yang membantu saya adalah ketika tidak berada dalam kondisi baik, saya tidak mendorong 100 persen. Itu mungkin yang menolong saya,” ujarnya dalam podcast The Tank Slappers, Motorsport.com.

Baca Juga:

“Dengan tenaga lebih kecil (daripada Ducati), Anda harus punya energi lebih sedikit. Di tengah tikungan, motor lebih mudah belok dan itu mengubah besarnya tegangan di atas motor. Saya kira semua itu punya efek dan tak terlalu buruk.

“Pastinya setelah balapan, untuk tes, saya merasakan sensasi aneh di leher. Semua orang tahu kalau saya punya masalah dengan leher, jadi wajar kalau timbul kekhawatiran pada posisi berbeda di motor daripada saat balapan. Bagaimana pun posisi saya banyak berubah. Itu cara terbaru saya menggunakan tubuh.”

Dimensi motor Ducati dan Aprilia yang ditenagai mesin V4s, serta Yamaha empat silinder segaris menghadirkan kesulitan lain. Postur tubuh yang relatif pendek, 168 cm, dibanding koleganya seperti Valentino Rossi, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, membuatnya harus bekerja keras dari sisi morfologi. Belum lagi, mesin yang menunjukkan tingkah berbeda.

“Posisi motor dan ukuran jauh berbeda. Untuk pembalap pendek seperti saya, ada batasan. Itu sebuah masalah. Saya sulit menggerakkan kaki saat pengereman bagian belakang, ganti gigi, menggerakkan setang tidak sama seperti pembalap lain karena saya pendek!” ucapnya.

“Itu kendala pada hari pertama. Ketika Anda merasa kurang nyaman di atas motor, tak peduli apa level Anda. Itu hal pertama.

“Kedua, tingkat daya cengkeram saat memasuki tikungan dan feeling dengan sasis. Itu sangat berbeda. Butuh waktu karena Anda harus mengerti batasan, positif dan negatif, dan menggunakan potensi itu. Butuh waktu.”

Eks pilot Ducati juga mengeluhkan sulitnya berakselerasi saat keluar dari tikungan. Dovizioso berusaha mencari solusi ketika melaju dalam balapan dan tes.

“Saat keluar dari tikungan, Anda tidak dapat berakselereasi saat kecepatan rendah. Anda perlu kecepatan besar untuk berakselerasi dengan baik, jadi bagaimana melakukan pengereman dan menikung karena berbeda,” ia menjelaskan.

“Dalam hal ini, saya memahami itu di akhir pekan dan yang terbaik. Tidak mungkin Anda jadi ahli dalam semuanya dengan satu sesi, butuh waktu.”

Pembalap Italia itu lantas membandingkan dimensi sasis antara Desmosedici dan M1.

“Ducati lebih sempit. Anda harus mencoba mereka untuk mengetahui lebar sasis. Untuk tempat kaki dan posisi menempatkan lutut, dari luar tentu tidak ketahuan apakah jauh atau lebar. Dengan empat silinder sejajar, maka (Yamaha) lebih lebar. Ducati terlihat sangat panjang tapi itu dipengaruhi fairing,” Dovizioso menerangkan.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Marc Marquez Berikan Kejutan untuk Ansu Fati di Montmelo
Artikel berikutnya Alex Rins Yakin Suzuki Bisa Lebih Baik Sejak Awal MotoGP 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia