Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Andrea Dovizioso: Situasi Yamaha Kini Mirip Honda

Tiga kali runner-up MotoGP Andrea Dovizioso menganggap Yamaha terlalu bergantung kepada Fabio Quartararo. Dalam hal ini, ia melihat situasi yang serupa dengan Honda dan Marc Marquez.

Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Andrea Dovizioso kembali ke MotoGP setelah sempat cuti usai kontraknya dengan Ducati berakhir. Sang rider bergabung dengan tim satelit Yamaha, SRT, pada tahap akhir musim 2021.

Tahun ini menjadi musim penuhnya dengan skuad yang bertransformasi sebagai RNF Racing tersebut. Dovi berharap dapat bertarung lagi di baris depan seperti yang dilakukannya dengan Ducati.

Tetapi asa itu tampak sudah pupus. Ia mengakui bahwa jika tidak dapat menyelesaikan masalahnya dalam 12 race berarti kans untuk bersaing meraih podium dan kemenangan sulit diwujudkan.

Kendati begitu, Dovizioso mampu menahan kekecewaa agar tak merambah pada kepercayaan dirinya. Keyakinannya masih utuh dan analisisnya tetap akurat, sehingga pernyataannya sangat ditunggu-tunggu ketika menguraikan persaingan di MotoGP.

Baca Juga:

Pengalaman Dovi saat ini dengan Yamaha membuatnya bisa menyamakan antara tren yang diambil oleh pabrikan Iwata dan yang jadi fokus Honda selama bertahun-tahun hingga Marc Marquez cedera.

Dengan absen panjangnya juara dunia MotoGP enam kali itu, tampak sangat jelas betapa bergantungnya Honda padanya, sampai kinerjanya merosot ke level sangat drastis ketika pembalap lain dalam skuad kehilangan sosok pemimpin mereka tersebut.

Sekarang, Andrea Dovizioso melihat skema yang sama di Yamaha. Ia menilai gaya berkendara yang unik pada Fabio Quartararo. El Diablo satu-satunya rider yang dapat memaksimalkan potensi YZR-M1.

Ini membuat Dovi percaya bahwa Yamaha sedang menempuh jalan sama yang telah membuat Honda mampu bersinar dengan bergantung kepada Marquez, tetapi runtuh saat kehilangan andalannya itu.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Marc Fleury

“Dengan kecepatan yang sama dengan motor lain, motor tidak berakselerasi, yang menurut saya berasal dari grip. Jadi kalau tidak menambah kecepatan di tengah tikungan, tidak bisa kencang,” kata Dovizioso, yang melihat jendelanya sangat sempit untuk merespons karakteristik motor saat berkendara.

“Namun, Fabio (Quartararo) memiliki feeling tersebut dan dia bisa benar-benar ‘menari’ di setiap trek dan mengambil banyak kecepatan di tengah tikungan. Itulah satu-satunya cara untuk menjadi kencang dengan motor (M1) ini, dan bahkan lebih cepat daripada di masa lalu,” ucapnya menambahkan.

Ini bukan kali pertama Dovizioso menggeber Yamaha. Ia sudah berpengalaman 10 tahun lalu ketika membela Tech3, kala menjadi tim satelit pabrikan berlogo garpu tala. Namun, itu tidak membantu.

“Jika Anda tidak memiliki chip di otak Anda untuk mengendarai motor seperti itu, maka Anda tidak bisa cepat. Saya pikir situasi di Yamaha sedikit berbeda dari 2012, dalam arti cara berkendara agar kompetitif bahkan lebih ekstrem, usai melihat Fabio,” katanya.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Marc Fleury

“Di mana dia kesulitan, kami kalah telak, dan di mana dia mampu menjadi sangat kuat, kami (pembalap Yamaha lain) tidak bisa melakuan apa yang dilakukannya. Kami start dari belakang, dan itu membuat semuanya jadi lebih rumit.

“Yamaha dalam situasi yang sangat bagus, karena mereka juara tahun lalu, mereka memimpin kejuaraan tahun ini. Namun, dari sudut pandang saya, mereka ada di situasi yang sangat mirip dengan yang dialami Marc (Marquez) dan Honda, sekitar enam tahun terakhir.

“Meskipun kasusnya dengan cara berbeda, sebab motornya benar-benar tidak sama. Saya tidak tahu apakah Yamaha memutuskan masuk ke arah itu atau mereka sampai di sana secara tak sengaja. Tetapi kini situasinya mirip dengan Honda. Hanya ada satu orang yang mampu memanfaatkan semua potensi dan membuat perbedaan besar dibandingkan lain,” Dovi menyimpulkan.

Setelah tujuh balapan MotoGP 2022, Quartararo memimpin klasemen dengan 102 poin. Sedangkan tiga pembalap Yamaha lainnya total baru mendulang 33 angka, dengan Dovizioso meraih delapan poin.

Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing

Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya RNF Racing Ingin Bertahan dengan Yamaha
Artikel berikutnya Ducati Masih Percaya Kemampuan Francesco Bagnaia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia