Andrea Dovizioso Tak Menduga Bakal Sulit Kendarai Yamaha
Pembalap Yamaha RNF, Andrea Dovizioso, terkejut mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan YZR-M1.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Grand Prix San Marino bakal menandai balapan terakhir Dovizioso di kejuaraan dunia MotoGP. Sang pembalap telah mengumumkan pensiun jelang perlombaan GP Inggris dua pekan lalu. Sebagai pengganti adalah Cal Crutchlow.
Sejak comeback semusim penuh bersama RNF Racing, performa Dovizioso jauh dari kata memuaskan. Alih-alih kompetitif, Italiano malah terseok di barisan belakang. Hingga seri Silverstone, dia bahkan baru mendulang 20 poin.
Hal ini terasa kontras jika dibandingkan Fabio Quartararo yang mampu mencetak tiga kemenangan, serta memuncaki klasemen sementara dengan torehan 180 poin.
Meski pernah menggeber Yamaha semasa membela Tech3, dan mencetak enam podium, Dovizioso mengaku terkejut harus berjuang untuk menaklukkan YZR-M1.
“Saya benar-benar tidak menyangka menemukan karakteristik motor ini, karena saya sudah memiliki pengalaman dengan Yamaha,” ucapnya kepada Motorsport.com dalam sebuah wawancara eksklusif di Silverstone.
“Jadi, saya tidak menemukan motor yang sama sekali berbeda. Tapi intinya adalah kejuaraan berubah, aturan berubah, motor berubah, pesaing berubah dan apa yang saya temukan cukup unik.
“Dan dalam situasi ini, yang mana kami sekarang hidup di MotoGP, karakteristik itu sangat ekstrim. Dengan cara Fabio berkendara, dia bisa begitu kompetitif. Jadi, saya tidak mengharapkan karakteristik ekstrem ini.”
Andrea Dovizioso, RNF MotoGP Racing
Photo by: Gold and Goose / Motorsport Images
Sebelumnya dalam wawancara kepada Motorsport.com pada 2021, Dovizioso menuturkan bagaimana dirinya harus mengendarai Yamaha dengan gaya yang tak alami baginya.
Kesulitan juga dipengaruhi lantaran selama delapan tahun terakhir, Dovizioso sudah terbiasa dengan motor Ducati Desmosedici GP. Alhasil, tidak mungkin untuk secara drastis mengubah gaya berkendara.
“Untuk mengubah sepenuhnya cara berkendara Anda tidak mungkin. Tidak ada yang bisa melakukannya. Anda bisa sedikit beradaptasi dengan karakteristik motor,” ujarnya.
“Setiap pembalap di level teratas bisa sedikit beradaptasi, tapi mereka tidak bisa mengubah DNA cara Anda berkendara, karena levelnya terlalu ekstrim. Semua orang sangat kencang.
“Jadi, jika Anda mencoba melakukan gaya berkendara yang kompetitif atau cara mendekati trek seperti pesaing yang benar-benar bagus, Anda tidak akan pernah sebaik dia.
“Anda bisa menjadi dekat, tetapi tidak pernah menjadi baik. Anda bagus di beberapa area, setiap orang memiliki sesuatu yang baik.
“Jadi dengan beberapa motor, Anda dapat menggunakan lebih banyak atau lebih sedikit, tetapi Anda tidak dapat sepenuhnya mengubahnya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments