Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Analisis

Ducati menanti legalitas aerodinamika

Jumat (22/3) besok, Pengadilan Banding FIM akan memutus hasil banding atas perangkat aerodinamika Ducati. Apa pun keputusannya, hubungan antara pabrikan MotoGP bakal menjadi tegang. Demikian analisis Oriol Puigdemont.

Danilo Petrucci, Ducati Team

Seperti yang selalu terjadi dalam situasi seperti ini, kasus soal keraguan akan kemenangan Andrea Dovizioso di putaran pembuka MotoGP Qatar memiliki dua kemungkinan interpretasi.

Aprilia, Suzuki, Honda dan KTM meyakini, langkah Ducati untuk mendapatkan persetujuan terkait perangkat aerodinamika bertentangan dengan semangat resolusi yang dicapai Komisi Grand Prix tahun lalu – dalam hal pengurangan skala investasi.

Namun, setiap niat untuk mencegah biaya yang tidak terkendali harus dicerminkan oleh aturan demi menetapkan batasan tertentu, serta dapat diterapkan tanpa harus memulai uji coba motor berbeda di terowongan angin (wind tunnel).

Baca Juga:

Regulasi Teknis FIM 2019 melarang: “Perangkat atau bentuk menonjol dari fairing atau bodywork dan tidak terintegrasi dalam perampingan (contoh sayap, sirip, tonjolan, dan lain-lain) yang dapat memberikan efek aerodinamika (misal menghasilkan downforce, mengganggu timbulnya aerodinamika, dan lain-lain).”

Pun demikian, hal tersebut tak menghalangi General Manager, Gigi Dall’Igna, menemukan celah kekosongan pada regulasi teknis. Dalam pandangan Ducati, jika tidak ada cara empiris untuk menunjukkan legalitas winglet dalam peraturan, protes yang diajukan di Qatar tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga:

Konfrontasi Ducati dan empat pabrikan dapat pula menandai titik balik hubungan antara para pabrikan yang tergabung dalam MSMA, yakni Asosiasi Pabrikan Motor Sports yang pada 2018 menunjuk CEO Ducati, Claudio Domenicali, sebagai presidennya.

Skuat Borgo Panigale menilai, bahwa protes dan banding berarti perubahan paradigma mengenai penyelesaian masalah teknis, yang hingga kini selalu diperdebatkan secara tertutup di dalam MSMA.

“Kami agak bingung,” tutur Dall’Igna kepada MotoGP.com.

“Sebelum balapan di Qatar, berbagai perselisihan, dan yang begitu banyak, selalu diselesaikan baik dalam MSMA (Asosiasi Pabrikan Motor Sports) atau melibatkan Direktur Teknis.

“Ini pertama kalinya ada tim yang memutuskan untuk mengajukan protes terhadap tim lain berdasarkan keraguan teknis. Ini menandai perbedaan yang jelas dari masa lalu, perbedaan negatif.”

Gigi Dall'Igna, Ducati Team General Manager

Gigi Dall'Igna, Ducati Team General Manager

Photo by: Gold and Goose / LAT Images

Selasa (19/3) lalu adalah batas waktu bagi masing-masing pihak yang terlibat dalam banding dan untuk memberikan informasi relevan (berkas teknis, artikel media, serta materi lainnya) demi mempertahankan posisi mereka.

Sidang dengar pendapat akan berlangsung di markas FIM di Mies, di pinggir kota Jenewa, Swiss pada Jumat (22/3). Dijadwalkan mulai pukul 11 pagi waktu setempat dan mungkin akan berakhir sampai setengah hari.

Tidaklah mengherankan jika Ducati bakal mengirim Dall'Igna sendiri untuk membela legalitas perangkat aerodinamika. Pria Italia itu akan melakukan pembelaan di depan tiga pengacara yang berafiliasi dengan FIM: satu India, satu Swedia dan satu Finlandia.

Sedangkan perwakilan dari pihak penentang, yaitu CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola; bersama Team Manager Repsol Honda, Alberto Puig; Team Manager Suzuki, Davide Brivio; serta dua anggota KTM, Team Manager Mike Leitner dan Winfried Kerschhaggi, salah satu bos senior pabrikan Austria.

Baca Juga:

Ada kemungkinan hasil banding tidak pasti diumumkan langsung pada Jumat (22/3), walau keputusan akhir bakal diketahui sebelum gelaran MotoGP Argentina pekan depan.

Dovizioso secara logis dapat mempertahankan kemenangannya. Tetapi andai tak demikian, akan membuat Direktur Teknis MotoGP, Danny Aldridge, jadi dipertanyakan – sosok yang memberi lampu hijau kepada Ducati untuk menggunakan perangkat aerodinamika di Qatar.

Juga tidak akan mengejutkan jika kemudian ada proposal dari FIM untuk mengubah regulasi teknis MotoGP tentang aerodinamika, serta dapat diterapkan awal musim ini. Dengan catatan disetujui oleh Komisi Grand Prix.

Bagaimanapun, pihak yang 'kalah' bakal memiliki opsi untuk naik banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) sebagai upaya terakhir.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Quartararo akui sempat gugup sebelum debut
Artikel berikutnya Aprilia tidak ingin kemenangan Dovizioso dibatalkan

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia