Ducati Sanjung Francesco Bagnaia sebagai Kampiun Sejati
Manajer Ducati Corse, Davide Tardozzi, tersihir oleh performa Francesco Bagnaia dalam perjuangannya memenangi MotoGP Aragon. Ia tak segan menyebutnya sebagai kampiun sejati.
Foto oleh: Dorna Sports
Bagnaia merasa terancam setelah Marc Marquez maju ke urutan kedua. Pembalap Italia itu mati-matian mempertahankan kans untk menang.
Dalam tiga lap akhir, duel mereka sangat sengit. Bahkan, beberapa kali bertukar posisi satu dan dua. Tardozzi punya inisiatif untuk menuliskan nama Marquez di papan petunjuk.
Sebenarnya, hal itu membuat pilot yang akrab disapa Pecco tersebut jengkel. Ternyata, taktik itu berhasil.
“Itu adalah ide saya. Empat putaran terakhir, saya ingin membuat sinyal tersebut. Dia sudah tahu siapa yang dihadapi, dia tahu siapa yang di belakangnya dan hanya menunggu dia melakukan kesalahan. Jadi saya ingin membantunya menjaga kejerniha, seperti ingin mengatakan ‘Anda tahu seperti apa kemampuannya’,” Tardozzi mengungkapkan kepada GPOne.com.
“Itu seperti pesan di bawah sadar. Apakah itu membuat perbedaan atau tidak, saya tidak bisa mengatakannya.”
Kemenangan perdana dalam karier yang seharusnya bisa dicapai di Mugello akhirnya direngkuh.
“Sebenarnya kami ingin menang sejak di Mugello, tapi karena ada situasi khusus, seperti tragedi Jason Dupasquier, dia melakukan kesalahan. Pecco seorang pembalap sensitif, mungkin kondisi itu membuatnya kurang stabil hari itu,” Tardozzi menjelaskan.
“Kami seperti Ducati, kami tak ragu terhadap cara mendapat kemenangan cepat atau lambat. Tentu kami tidak punya banyak hasil seperti yang kami inginkan musim ini, karena satu dan lain hal di beberapa trek Pecce selalu kencang. Bagi saya, secara pribadi, tidak suka menggunakan istilah ‘kurang beruntung’."
Pria bertangan dingin itu mengutarakan kekaguman terhadap didikan VR46 Rider Academy. Bahkan Tardozzi mengaku kalau dia lebih euforia dibanding Bagnaia.
“Saya lebih gembira. Pecco mengelola balapan dengan cara yang sempurna, dengan dingin dan kejernihan pikiran luar biasa. Ia menunjukkan mental juara,” tuturnya.
“Itu balapan luar biasa, dia memberi kami emosi yang kuat. Pecco sangat hebat menjaga Marquez di belakang mayoritas balapan, dia menempel terus kepadanya dari awal sampai akhir.
“Mengelola sebuah situasi umum dan tekanan seperti itu, tanpa mengelola kesalahan hanya bisa dilakukan seorang kampiun sejati. Dia paham mengatur balapan dengan cerdas dan kami bangga dengannya, dia pantas mendapat aplaus.”
Pemenang balapan Francesco Bagnaia, Ducati Team, Luigi DallIgna, General Manager Ducati Corse
Foto oleh: Dorna
Dalam wawancara, Marquez menyebut Pecco seperti Andrea Dovizioso kala mereka bertarung di Aragon pada 2017, 2018 dan 2019. Tardozzi kurang setuju dengan pendapat itu karena ada sosok lain yang lebih mirip dengannya.
“Jelas bahwa Pecco sangat berbakat, juga Dovizioso adalah pembalap hebat. Jika hari ini Pecco diakui karena kualitas tambahan, itu membuktikan keahliannya sebagai pembalap,” Tardozzi melanjutkan.
“Seperti yang Anda katakan, setiap pembalap unik. Saya bicara dengan Gigi (Dall’Igna) kemarin dan mungkin Pecco menunjukkan kualitas Jorge Lorenzo, dalam hal gaya mengemudi maksuda saya. Tapi para pembalap pemenang semua unik, jadi Pecco Bagnaia tetap Pecco Bagnaia.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments