Ekspektasi Tinggi Lin Jarvis kepada Franco Morbidelli

Kendati telah debut bersama Yamaha pada pertengahan musim lalu, tahun ini boleh dibilang adalah penampilan penuh Morbidelli sebagai pembalap pabrikan. Tentu penampilannya patut dinanti. Sebab, dia merupakan runner-up pada 2020.

Tetapi sayangnya, raihan mengesankan Franky — sapaan akrabnya — terhalang oleh cedera lutut yang dialaminya lantaran kecelakaan saat latihan off-road. Alhasil, salah satu anak didik VR46 itu melewatkan beberapa seri.

“Franco menjalani musim 2021 yang cukup berat, yang tidak disangka-sangka. Karena pada 2022, Franco finis di urutan kedua kejuaraan dunia dan benar-benar berjuang untuk kejuaraan hingga balapan terakhir,” ucap Jarvis saat event presentasi Yamaha.

“Itu di tahun pertama Covid-19, begitu kami menyebutnya, ada 14 balapan. Jadi, ketika kami memulai tahun lalu, Anda tahu, ekspektasi Franco lebih tinggi. Namun dia menderita cedera lutut.

“Dia mengalami cedera kaki ketika latihan off-road dan itu benar-benar membuat musimnya tahun lalu menjadi sulit, dan dia memutuskan untuk menjalani operasi pada pertengahan musim.”

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Menghabiskan libur musim dingin dengan berlatih di gym, sembari menjalani proses pemulihan lutut, kondisi fisik Morbidelli kini bisa dikatakan bugar. Setidaknya lebih baik ketimbang tahun lalu yang tidak mencapai 100 persen.

Jarvis pun berharap, pembalapnya itu dapat pulih sepenuhnya. Dari latihan yang sudah dilakukan untuk menghadapi MotoGP 2022, sang pemakai nomor #21 tersebut terlihat dalam bentuk yang baik dan cukup percaya diri.

“Saya berharap dia akan menjalani musim yang sangat bagus. Kita akan melihat potensi sebenarnya dari Franco lagi yang telah kita lihat di musim-musim sebelumnya,” kata Jarvis.

“Dia memiliki gaya berkendara yang sangat halus dan gaya berkendara itu seharusnya sangat cocok dengan M1.

“Jadi, saya punya ekspektasi tinggi untuk Franco musim ini.”

Sementara itu, Morbidelli mengungkapkan bahwa libur musim dingin berjalan berat baginya. Karena belum diperbolehkan mengendarai motor, dia pun menghabiskan waktu dengan latihan di gym.

Kendati melatih sejumlah anggota tubuh lainnya, fokus tetap menitikberatkan terhadap lutut, terutama kaki kiri, demi mendapatkan kembali kekuatan yang sempat hilang lantaran dibekap cedera.

“Itu sulit karena ... saya juga tidak bisa mengendarai motor. Saya masih belum bisa naik motor. Jadi, saya hanya pergi ke gym dan melatih kondisi fisik saya. Tapi semoga bisa segera berkendara,” tuturnya.

“Musim dingin yang sulit tapi menyenangkan.”