Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Elektronik Yamaha tidak seagresif Honda-Ducati

Untuk kesekian kalinya, Valentino Rossi mendesak perbaikan elektronik YZR-M1. Yamaha perlu mengadopsi pendekatan lebih agresif jika ingin mengimbangi Honda dan Ducati.

Valentino Rossi, Yamaha

Foto oleh: Yamaha MotoGP

The Doctor telah mengidentifikasi, bahwa elektronik merupakan kelemahan motor Yamaha 2018 saat tes pramusim, bahkan mengatakan sebagai penyebab akar masalah traksi belakang YZR-M1.

MotoGP Ceko akhir pekan lalu menjadi bukti lainnya. Start kedua dan memimpin balapan pada pertengahan lap, posisi Rossi melorot turun, serta tak mampu mengejar trio Andrea Dovizioso, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.

“Yamaha membuat kesalahan dengan pendekatannya terhadap spesifikasi unit elektronik,” ucap pembalap Italia itu.

“Itu dirancang untuk mengurangi kesenjangan antara motor pabrikan dan satelit, jadi ada lebih banyak balapan yang kompetitif. Yamaha percaya ini.

“Namun, (pabrikan) lain menemukan cara untuk membuatnya berfungsi seperti kustom elektronik.

“Honda dan Ducati memiliki pendekatan lebih agresif, sementara Yamaha sedikit lebih tenang dan dalam hal ini kami harus mencoba dan mendorong mereka,” tandasnya.

Baca Juga:

Bulan lalu, MotoGP mengumumkan aturan seputar elektronik akan diperketat dengan pengenalan Inertial Measurement Unit (IMU) – menyamaratakan level performa tim-tim.

Tetapi pimpinan proyek Yamaha, Kouji Tsuya mengungkapkan keraguan kustom IMU bakal memungkinkan Yamaha meningkatkan daya saingnya pada 2019.

“Situasinya akan sama untuk semua orang, dan kami tidak berharap [spek] IMU dapat membantu [situasi] elektronik,” ucapnya.

“MU kami saat ini lebih baik daripada IMU terpadu tahun depan. Mungkin setidaknya kami dapat mempertahankan kinerja saat ini, tetapi kami rasa itu tidak dapat membantu kami,” imbuh Tsuya.

Puasa kemenangan

Brno adalah balapan ke-20 secara beruntun, di mana pabrikan garpu tala belum juga berhasil mengemas podium tertinggi, sekaligus menandai puasa kemenangan terpanjang sejak dan antara MotoGP Australia 1996 (dimenangi Loris Capirossi sampai MotoGP Inggris 1998 (dijuarai Simon Crafar).

"Sangat memalukan berada dalam kondisi baik, tapi memiliki motor yang sedikit tertinggal di belakang, jika tidak, kami akan memiliki segalanya yang diperlukan untuk menang,” tutur Rossi.

“Sayangnya ini situasi dan sudah begini sejak lama, karena sudah ada 20 balapan tanpa kemenangan. Saya berusaha maksimal, tetapi itu tidak cukup,” keluh The Doctor.

Laporan tambahan oleh Oriol Puigdemont

Simon Crafar

Simon Crafar

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Crutchlow sebut Ducati menang berkat faktor tenaga
Artikel berikutnya Jadwal lengkap MotoGP Austria 2018

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia