Espargaro Kehilangan Feeling Bagus Justru saat Lomba
Hasrat Aleix Espargaro menyentuh podium makin menggebu karena motor RS-GP menunjukkan peningkatan performa. Pembalap Aprilia Racing Team Gresini tersebut selalu merasa kurang kompetitif saat balapan.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Pria Spanyol itu kerap tampil mengesankan saat latihan bebas. Tapi, memasuki kualifikasi hingga balapan motornya seolah tak mau kompromi.
Pada kualifikasi MotoGP Italia, Espargaro bahkan mampu memecahkan rekor kecepatan maksimal 357,6 km/jam, melewati torehan motor keluaran Honda, Suzuki dan Yamaha. Di tikungan, ia gagal mengulangi pencapaiannya, bahkan lebih lambat dari KTM dan Ducati.
Ia memulai dari urutan keempat dan berakhir tiga posisi lebih rendah di Sirkuit Mugello, Minggu (31/5/2021).
“Sejujurnya, saya tidak pernah merasa kompetitif dalam balapan. Saya keluar dengan start buruk karena akselerasi buru. Saya tidak tahu kenapa, tapi motor tidak mau meningkat dalam lap, jadi saya kehilangan banyak tempat. Kemudian, dalam balapan, saya tidak pernah menemukan feeling serupa dengan selama tes,” ia mengungkapkan.
“Selama latihan, saya merasa punya mesin yang kuat, sehingga saya punya akselerasi kuat dan sangat bagus ketika mengerem. Sebaliknya, dalam lomba, saya tak tahu apa yang terjadi tapi (motor) saya kehilangan banyak tenaga.
“Saya kehilangan banyak landasan pada akselerasi, sementara saya mendapat waktu di sana selama akhir pekan. Saya pikir saya sangat kuat di tikungan dan mencoba bertahan di grup podium, yang mana saya lakukan kurang atau lebih sepanjang balapan kecuali dua lap terakhir.
“Kami kehilangan kesempatan bagus bertarung untuk podium. Kami sangat dekat dengan itu, tapi saya tidak tahu…Jujur, saya tidak merasa seperti saat uji coba.”
Pria 31 tahun tersebut mengakui bahwa kondisi lengan kanannya yang baru dioperasi jauh lebih baik justru pada saat lomba.
“Saya sangat menderita selama sesi tersebut. Saya punya banyak cairan di lengan saya, itu harus dibuang dua kali (sebenarnya tiga, red.), yang menciptakan risiko infeksi tinggi,” katanya.
“Saya tidak paham kenapa, tapi dalam balapan, saya merasa lebih baik daripada yang diharapkan. Sepertinya cairan sudah habis jadi saya sangat gembira karena kami akan balapan kembali dalam lima hari.”
Aleix Espargaro, Aprilia Racing Team Gresini
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Espargaro Terpukul
Kakak rider Honda Racing, Pol Espargaro, itu sangat terpukul dengan meninggalnya pembalap Moto3, Jason Dupasquier. Ia sulit menghapus rasa duka, tapi mesti fokus pada balapan selama 40 menit. Pastinya, tidak mudah mengatur emosi, setelah mengheningkan cipta.
“Saya tidak mengerti bagaimana kami dapat mengobservasi satu menit hening di grid untuk seorang anak yang kami kehilangan sehari sebelumnya dan naik motor 10 menit kemudian. Sejujurnya, saya tidak punya jawaban, tidak tahu, itu sangat menyedihkan,” Espargaro menjelaskan.
“Kami meletakkan pikiran pada dunia pararel dan kami mencoba tidak berpikir, tapi sulit bagi saya mendeskripsikan bagaimana kami bisa melupakan secara cepat hal-hal seperti ini yang mana sangat, sangat sulit…”
“Beberapa orang lebih baik dalam melupakan itu, tapi sejujurnya, setiap kali itu terjadi, itu sangat sulit bagi saya, mungkin karena saya seorang ayah atau saya punya adik pembalap juga. Saya tidak tahu bagaimana atau di mana kami menemukan kekuatan untuk melupakannya. Saat lampu mera berubah jadi hijau, seketika otak fokus ke mode balapan dan Anda melupakan semua untuk 40 menit berikutnya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments