Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Pol Espargaro Butuh Psikolog dalam Momen Positif

Anomali Pol Espargaro terkuak. Pembalap Repsol Honda itu justru menyewa jasa psikolog olahraga dalam momen positif di MotoGP.

Pol Espargaro, Repsol Honda Team

Gold and Goose / Motorsport Images

Keputusan bernaung di bawah Honda Racing salah besar. Pembalap Spanyol itu tak kunjung mendapat hasil sesuai ekspektasi.

Tekanan dari luar dan dalam kian meningkat seiring dengan absennya Marc Marquez, yang selama ini menjadi tulang punggung pabrikan berlogo sayap tunggal.

Ia mesti mengembangkan grip belakang RC213V, sedangkan motor sebelumnya mengandalkan bagian depan agar bisa membelok. Ternyata, jalan berliku harus dilalui dalam proses pencarian keseimbangan.

Honda yang masih mengalami kemunduran dalam dua tahun terakhir akibat performa dan kondisi fisik Marquez kurang maksimum.

Masukan Espargaro tidak bisa diterapkan semua oleh kru Honda. Hal itu membuat pembalap 31 tahun kian frustrasi, terutama ketika melihat lagi rapornya selama dua musim terakhir.

Pada musim debutnya setelah pindah dari KTM, ia bertengger di peringkat ke-12 klasemen. Rapor terbaiknya adalah runner-up MotoGP Emilia Romagna.

Awal tahun kedua, semua tampak berjalan sesuai harapannya, ditandai dengan podium ketiga MotoGP Qatar. Namun seiring bergulirnya kompetisi, ia kian sulit mengendalikan RC213V sehingga menorehkan hasil lebih buruk dari sebelumnya. Espargaro berada di posisi ke-17 daftar perolehan poin.

Adik rider Aprilia Racing, Aleix Espargaro, itu merasa situasi yang dihadapi rumit. Ia pun mencari solusi sendiri dengan menggunakan jasa psikolog olahraga.

“Saya menyewa jasa psikolog olahraga, tapi bukan dalam cara negatif. Saya memerlukannya ketika saya berada di dalam performa terbaik,” ucapnya.

Baca Juga:

“Selama beberapa tahun di KTM, saya menghabiskan tiga tahun awal dengan menelan banyak debu, bekerja keras tanpa banyak hasil dan pada musim terakhir, saya dapat lima podium dan dua pole position dan sampai di posisi yang saya inginkan untuk membuat saya sedikit kesal.

“Saya sedikit seperti, ‘Ok, sekarang apa, ke mana saya harus melangkah?’ Saya sudah terbiasa dengan situasi buruk, justru ketika hal-hal baik datang.

“Saya tidak tahu bagaimana menghadapinya dan memutuskan untuk beralih ke psikolog olahraga.”

Musim depan, Pol Espargaro hengkang dari Repsol Honda dan kemungkinan besar bakal kembali ke KTM.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Gelar MotoGP Jadi Target Jangka Menengah Jorge Martin
Artikel berikutnya MotoGP Korbankan Pengembangan demi Pertunjukan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia