Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Ezpeleta Tanggapi Polemik Inkonsistensi Race Direction

CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, angkat bicara soal perilaku para pembalap Moto3 di trek, serta Race Direction yang dituding kerap tak konsisten dalam menjatuhkan penalti.

Romano Fenati, Max Racing Team race start

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kejuaraan dunia Grand Prix masih belum pulih dari suasana duka atas meninggalnya Jason Dupasquier, yang mengalami kecelakaan saat kualifikasi kedua (Q2) kelas Moto3 di Mugello akhir Mei lalu.

Meski tragedi Dupasquier sama sekali bukan akibat dari tindakan yang disengaja, melainkan kemalangan - mendiang tertabrak oleh Ayumu Sasaki dan Jeremy Alcoba - insiden itu memicu sorotan terhadap Moto3.

Sudah menjadi rahasia umum, bagaimana barisan rider dalam kategori lightweight dikenal berani bermanuver melewati batas. Bahkan penalti yang dijatuhkan Race Direction tidak juga membuat mereka jera.

Baca Juga:

Menyadari peningkatan eskalasi bahaya di kelas Moto3, FIM MotoGP Steward Panel pun mulai mengganjar dengan hukuman yang lebih berat. Akan tetapi, kinerja Race Direction kembali menuai kritikan.

Adalah insiden kecelakaan pada lap terakhir GP Catalunya, yang menyebabkan Sasaki menderita gegar otak usai terjatuh bersama duo Leopard Racing: Dennis Foggia dan Xavier Artigas.

Saat itu, rombongan grup depan enggan memimpin balapan, karena tahu pembalap lain akan memanfaatkan slipstream. Akibatnya, beberapa sengaja melambat, tindakan yang menempatkan banyak pembalap dalam bahaya serius.

Bagi Ezpeleta, jenis manuver ini sepatutnya mendapat sanksi berat. Dan menurutnya, Race Direction seharusnya bertindak serta bersikap lebih keras dalam memutuskan penalti.

“Kalau pembalap Moto3 terus seperti itu, banyak yang tidak akan balapan sama sekali. Ada manuver yang disengaja, seperti di sepak bola, misalnya, menarik baju pemain,” ucap pria asal Spanyol itu.

“Sejak balapan di Montmelo (Catalunya), sudah banyak pembalap yang dihukum, dan lebih banyak lagi bakal dihukum. Apa yang terjadi pada lap terakhir di Sirkuit itu adalah kesalahan bos tim.”

Para pembalap Moto3 saat beraksi di Grand Prix Catalunya pada 6 Juni 2021 lalu.

Para pembalap Moto3 saat beraksi di Grand Prix Catalunya pada 6 Juni 2021 lalu.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Setiap akhir pekan balapan, tepatnya pada Jumat, rutin digelar pertemuan Komisi Keselamatan yang turut dihadiri para rider MotoGP.

Ezpeleta juga terhitung sering hadir, untuk membahas aspek keselamatan apa yang dapat ditingkatkan dan perilaku apa yang harus dilarang.

Dia mengungkapkan, apa yang terjadi dalam pertemuan mencerminkan kesulitan yang dihadapi Race Direction ketika harus menjatuhkan hukuman.

“Menjadi wasit itu sangat sulit. Semua wasit bisa membuat kesalahan,” tuturnya.

“Kami berhubungan sangat dekat dengan para pembalap dan kami mengajukan banyak pertanyaan kepada mereka.

“Dan bahkan mereka tidak setuju dengan penalti, jadi seseorang harus membuat keputusan.

“Idealnya, sanksi yang sama harus selalu diterapkan untuk hukuman yang sama. Tetapi, itu pun tidak mudah karena setiap keadaan berbeda.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pol Espargaro Anggap Kecelakaan sebagai Proses Pembelajaran
Artikel berikutnya F1 dan MotoGP Australia 2021 Resmi Batal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia