Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Quartararo Kecewa Kinerjanya Tak Konsisten

Fabio Quartararo mengatakan kinerjanya yang tak konsisten pada 2020 sangat menyakitkan. Ia merasa harapannya meraih titel juara dunia juga lenyap ketika mengalami insiden di MotoGP Eropa.

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap Petronas Yamaha SRT itu menjadi favorit juara dunia di MotoGP 2020, setelah tampil mengesankan pada musim debutnya di kelas premier. Itu semakin diperkuat setelah dua kemenangan di Jerez pada awal tahun ini.

Setelah itu, Quartararo kesulitan untuk meraih hasil terbaik. Usai Jerez II, ia baru dua kali finis di urutan lima besar. Finis keempat di Emilia Romagna dan kemenangan di GP Catalunya.

Sebelum MotoGP Eropa, pria asal Prancis itu masih menempel ketat Joan Mir di posisi kedua klasemen sementara dengan tertinggal 14 poin. Tapi insiden pada lap pertama di Valencia membuat harapannya meraih gelar hilang.

“Sungguh menyakitkan karena bagi saya dan segala konsekuensi yang kami miliki, saya tidak senang dengan musim ini," kata Quartararo ketika ditanya tentang inkonsistensinya tahun ini.

"Tentu saja, ketika segalanya berjalan dengan baik, maka semuanya akan sempurna. Tapi sayangnya, di Le Mans saat motor terasa sempurna dan kami bisa memperebutkan kemenangan, saya hanya finis kesembilan di kondisi trek basah.

"Tapi ini adalah soal menang atau tidak, atau kami benar-benar bagus atau sangat buruk. Bagi saya, terasa aneh setelah dua balapan di Austria saya masih memimpin klasemen.

"Rasanya benar-benar aneh setelah insiden di Misano dan finis keempat di Emilia Romagna, saya hanya tertinggal satu poin dari Andrea Dovizioso.

"Pada tahun lalu, saya berada di posisi kelima atau keenam di momen yang sama. Pada tahun ini, menurut saya satu-satunya pembalap yang bekerja dengan bagus hanyalah Joan. Dia konsisten dan itu sebabnya dia memimpin klasemen.

"Saya benar-benar frustrasi, tapi secara keseluruhan ini adalah musim yang sulit terlepas dari kemenangan."

Baca Juga:

Quartararo mengatakan bahwa kecelakaan yang dialaminya pada MotoGP Eropa karena bereaksi terhadap Aleix Espargaro yang kehilangan daya cengkeram ban depan. ia menegaskan bahwa hal itu sama seperti saat ia dipaksa untuk mengerem ketika menghindari Alex Rins yang terjatuh di depannya.

Usai mengalami insiden, pria 21 tahun itu masih bisa kembali untuk bergabung dengan yang lainnya. Tapi sayang, kerusakan pada pada motornya membuatnya sulit untuk mengejar yang lainnya.

Finis ke-14, membuat Quartararo saat ini tertinggal 37 poin dari Mir yang menang di MotoGP Eropa. Dengan dua balapan tersisa, membuatnya menegaskan bahwa dirinya sudah kehilangan harapan meraih titel.

"Tentu saja saya sudah kehilangan titel juara dunia," kata Quartararo. "Di Aragon 1, saya tidak mengatakan kami memiliki pertarungan. Saya memulai balapan dengan tekanan ban depan yang berbeda, tapi Yamaha mengatakan tidak. Aragon menjadi balapan terburuk dalam karier saya. Yang mana saya tak mendapatkan poin ketika memiliki kecepatan untuk memperjuangkan posisi lima besar.

"Balapan kedua di Aragon telah memperlihatkan bahwa kami kehilangan gelar juara dunia.

"Saya pikir penting untuk finis di posisi terbaik, tapi kami harus mengubah banyak hal pada tahun depan untuk membuat segalanya bekerja. Pasalnya, pabrikan lain terlihat bekerja lebih baik daripada kami."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Momen Comeback Rossi Tercoreng Masalah Konyol
Artikel berikutnya Dovizioso Bakal Cuti Panjang pada MotoGP 2021

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia