Fokus Pengereman, Franco Morbidelli Jadikan Quartararo Stimulus
Franco Morbidelli hanya satu poin dalam GP Inggris dan tetap tertinggal jauh dari rekan setimnya Fabio Quartararo. Rider Monster Energy Yamaha itu butuh perubahan haluan untuk memaksimalkan M1-nya.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Runner-up MotoGP 2020 Franco Morbidelli belum mampu mematahkan jejak hasil negatifnya musim ini. Posisi ke-15 Grand Prix Inggris di Sirkuit Silverstone tentu tidak sesuai dengan ekspektasi.
Meski kinerja Morbidelli jauh dari harapan, Yamaha telah menegaskan sang pembalap akan melanjutkan hingga kontraknya habis pada akhir musim 2023. Dan, rider 27 tahun ingin membayar kepercayaan itu.
Di pit, upaya terus dilakukan tim untuk membawa YZR-M1 bisa lebih dekat dengan potensinya, tetapi Morbidelli yang harus menemukan kunci sehingga mampu membalikkan situasi sulit ini.
Ia belum kehilangan harapan. Pembalap Italia keturunan Brasil tersebut dapat melihat Fabio Quartararo sebagai stimulus. Bahwa, rekan setimnya bisa melaju kencang dengan motor yang sama.
Bersama timnya, Franco Morbidelli berhasil membuat langkah kecil ke depan, namun masih belum bisa mengimbangi El Diablo. Perhatian perlu difokuskan pada gaya berkendara dan set-up guna menemukan terobosan sebelum terlambat.
Balapan Franky di Silverstone akhir pekan lalu juga diperparah dengan pemilihan ban belakang yang tak sesuai, medium. Kesalahan itu juga dilakukan Quartararo. Untuk saat ini, ide lebih banyak ditujukan ke area lain, seperti pengereman.
“Fakta bahwa seorang pembalap (Quartararo) bisa cepat dengan paket (M1) berarti itu memungkinkan. Saya harus meningkat di sana dan mendorong batas pengereman,” ujar Morbidelli dilansir Speedweek.
Konfrontasi dengan Quartararo terbukti sangat bermanfaat dalam memahami bagaimana dan di mana perlu meningkatkan skill menggeber M1. Andrea Dovisioso, di ujung kariernya, sudah menyerah dengan gap teknis yang begitu tinggi.
Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Sebaliknya, Morbidelli tak dapat melakukan hal yang sama. Ia mesti bisa mengejar El Diablo. Paling tidak mendekatinya. “Dia mampu melaju pada kecepatan tikungan yang sama, bahkan jika mengerem lebih lambat dari saya,” kata Franky.
“Saya harus menemukan cara untuk mencapai itu dengan tim. Saya mencoba fokus bekerja pada fase pengereman dan setelahnya. Tetapi tiap kali saya meningkatkan di sana, saya segera kalah di area lain.
“Fabio (Quartararo) telah melangkah untuk bisa tetap menjadi pesaing gelar, sejauh ini saya tidak dapat melakukan itu. Kami (Yamaha) memiliki kelemahan yang dapat disembunyikan Fabio, tetapi belum mampu melakukannya.”
Lewat teknisinya, Yamaha mencari cara membantu Morbidelli. Sayangnya, jika Quartararo bisa ada di depan, berarti M1 bekerja dengan baik walau ada beberapa kelemahan, seperti kecepatan di trek lurus.
Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing
Foto oleh: Dorna
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments