Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Gagal maksimalkan peluang, Nakagami menyesal

Pembalap muda Honda, Takaaki Nakagami, mengaku ia telah membuang peluang emas untuk menorehkan finis 10 besar pertamanya di MotoGP Aragon.

Takaaki Nakagami, Team LCR Honda

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Nakagami menembus babak Q2 kualifikasi untuk kali ketiga musim ini di Sirkuit Motorland, performa impresifnya berlanjut dengan merangsek dari posisi start ke-11 menjadi peringkat ketujuh setelah beberapa tikungan awal.

Namun, pembalap Jepang itu tak dapat menjaga posisinya, dan merosot hingga peringkat ke-12 pada akhir lap usai membuat kesalahan kala bertarung dengan pembalap Aprilia, Aleix Espargaro.

Posisinya tak berubah hingga akhir balapan, dan tepat berada di belakang pembalap muda Honda lainnya, Franco Morbidelli. Hasil ini menyamai pencapaian terbaiknya sejauh ini, namun ia merasa dapat finis 10 besar jika saja tidak melakukan kesalahan.

“Saya berada dalam posisi sangat bagus setelah Tikungan 1, semua pembalap bersamaan menuju tikungan yang sangat sempit, jarak antar pembalap sangatlah dekat,” katanya ketika diwawancarai Motorsport.com.

“Saya melihat celah, dan membiarkan motor saya masuk, saya mengambil beberapa posisi. Saya tidak berharap untuk mendahului Cal [Crutchlow, rekan satu timnya di LCR].

“Namun setelah itu, saya melakukan kesalahan antara Tikungan lima dan enam, saya sedang bertarung sengit dengan Aleix, dan saya melakukan kesalahan saat mengoper gigi.

“Saya kehilangan akselerasi, dan banyak pembalap kembali menyalip saya. Saya kehilangan peluang besar, dan sedikit kecewa kembali tak bisa mengungguli Franco.”

Takaaki Nakagami, Team LCR Honda, Johann Zarco, Monster Yamaha Tech 3

Takaaki Nakagami, Team LCR Honda, Johann Zarco, Monster Yamaha Tech 3

Photo by: Gold and Goose / LAT Images

Berada pada peringkat ke-12 pada lap pertama, Nakami kemudian berada dalam posisi yang tidak biasa. Berusaha menahan Valentino Rossi, yang start ke-17.

Pembalap 26 tahun itu mengatakan ia mendapatkan beberapa pelajaran dari Rossi, kendati akhirnya Nakagami tak mampu mengimbangi The Doctor setelah bertarung selama beberapa lap.

“Biasanya, Valentino ada cukup jauh [di depan], dan saya tak pernah membuntutinya saat balapan, ini kesempatan baik untuk memperhatikannya.” tambahnya.

“Ia kesulitan, namun meski seperti itu ia sedikit lebih kencang dari saya. Saya sedikit melihat gaya balapnya, dan bagaimana mereka [pembalap top] mengangkat motornya pada tikungan lambat, begitupun tikungan sedang dan berkecepatan tinggi.

“Pada semua tikungan mereka melakukan suatu berbeda, posisi badan, atau beberapa sudut berbeda saat keluar dari tikungan.”

Masa depan Nakagami di LCR Honda belum diumumkan secara resmi, namun tampaknya ia akan mendapatkan perpanjangan kontrak untuk musim kedua bersama tim.

Sempat ragu apakah pencapaiannya sesuai harapan Honda, Nakagami mengatakan koleksi delapan poin selama tiga balapan terakhir membuatnya yakin akan dipertahankan LCR.

“Sejak Silversone, saya sedikit meningkatkan performa saya. Sebelumnya adalah masa-masa sulit, saya berharap HRC senang dengan performa saya,” tutur Nakagami.

“Kami perlu untuk lebih konsisten, selalu dekat dengan 10 besar, ini targetnya.”

Takaaki Nakagami, Team LCR Honda

Takaaki Nakagami, Team LCR Honda

Photo by: Gold and Goose / LAT Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Smith optimistis KTM bisa tembus delapan besar
Artikel berikutnya Komentari krisis Yamaha, Lorenzo: Mereka akan bangkit

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia