Gaya Pembalap Bantu Ducati Tutupi Kelemahan Motor
Davide Tardozzi menjanjikan beberapa perubahan agar Ducati mampu bersaing memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2021 sampai balapan terakhir di Valencia.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Setelah MotoGP Belanda atau menjelang jeda musim panas, 27 Juni lalu, Ducati berhasil menempatkan tiga pembalapnya dalam lima besar klasemen. Namun, tidak satu pun dari mereka yang berada di P1 sampai putaran kesembilan Kejuaraan Dunia MotoGP 2021.
Pembalap tim satelit Johann Zarco (Pramac Racing) berada di P2, tertinggal 34 poin dari andalan skuad pabrikan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) di puncak.
Sementara, dua pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia dan Jack Miller, masing-masing berada di peringkat ketiga (dengan gap 47 poin) dan kelima (56).
Johann Zarco, Pramac Racing
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Kendati begitu, Davide Tardozzi selaku Team Manager Ducati, mengaku pihaknya tetap optimistis terkait peluang gelar juara dunia jika melihat seimbangnya performa para pembalap Ducati pada paruh pertama musim ini.
“Kami akan berupaya membantu Pecco (sapaan akrab Bagnaia) merebut kemenangan pertama. Ia beberapa kali sudah hampir menang hanya kurang beruntung,” kata Tardozzi seperti dikutip MotoGP.com.
“Di sisi lain, Jack sempat kesulitan pada awal musim. Namun, ia cukup cerdik sehingga mampu memenangi dua balapan (beruntun, Spanyol dan Prancis). Menariknya, hasil terburuk kami sejauh ini justru terjadi di trek favorit kami, Qatar dan Mugello.”
Hal terpenting, menurut Tardozzi, Ducati sepertinya sudah mampu beradaptasi dengan ban belakang baru yang dikeluarkan Michelin tahun lalu. Namun, ada faktor yang membuat Tardozzi puas terhadap performa para pembalapnya.
Jack Miller, Ducati Team
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Keberhasilan keempat pembalap Ducati naik podium – Jorge Martin (Pramac Racing) finis P3 di Doha, namun kemudian absen panjang karena cedera – juga bukan sebuah kebetulan.
“Gaya balap Zarco, Miller Bagnaia, dan juga Martin, sangat banyak membantu Ducati membatasi apa yang selama ini menjadi kekurangan motor kami,” kata Tardozzi.
Dari 27 kemungkinan maksimal finis podium, para pembalap Ducati mampu merebut 11 di antaranya, termasuk dua kemenangan lewat Miller.
Dari sembilan balapan, Ducati mampu menempatkan dua pembalapnya finis podium di Qatar, Doha, Spanyol, Prancis, dan Catalunya. Di Portugal, hanya Bagnaia yang mampu finis podium (kedua). Sedangkan di Italia, Jerman, dan Belanda, Ducati gagal membuat pembalapnya finis di tiga besar.
Melihat konsistennya performa, problem ban belakang yang sudah tidak ada, dan beberapa faktor lain, Tardozzi optimistis terkait peluang Ducati merebut gelar juara dunia.
“Saya sangat senang dengan kerja para teknisi karena mereka mengetahui benar problem-problem kami dengan ban tahun lalu. Sepanjang musim dingin, mereka bekerja luar biasa dan memberikan para pembalap sesuatu yang berbeda,” ucap Tardozzi.
“Saya kira, separuh masalah kami sudah teratasi. Kami juga masih memiliki beberapa komponen baru untuk menghadapi paruh kedua musim ini. Kami berharap beberapa perubahan itu bisa membantu dalam persaingan perebutan gelar sampai lomba terakhir.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments