Ducati Tegaskan Gelar Pembalap Bukan Hanya Tergantung Mereka
General Manager Ducati Corse Gigi Dall'Igna paham betul gap poin yang memisahkan para pembalap terbaik Ducati dengan Fabio Quartararo sulit dikejar.
Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 mulai terlihat menjadi paradoks bagi Ducati. Menurunkan delapan motor di grid, Ducati Desmosedici GP22 dan GP21 menjelma menjadi motor terbaik di kelas premier saat ini.
Dari 11 balapan yang sudah digelar, Ducati mampu merebut delapan pole position dengan pembalap tim pabrikan Francesco “Pecco” Bagnaia (Ducati Lenovo) menjadi yang terbanyak, empat. Bandingkan dengan Yamaha yang hanya sekali lewat Quartararo.
Enam kemenangan sudah dikoleksi para pembalap Ducati masing-masing tiga dibuat Enea Bastianini (Gresini Racing) dan Bagnaia. Sementara, Yamaha hanya tiga yang semua dibuat Quartararo, juara dunia bertahan yang kini memimpin klasemen.
Melihat situasi persaingan perburuan gelar pembalap saat ini, agak sulit bagi Ducati untuk mengejar posisi teratas klasemen. Padahal, Ducati sangat berambisi merebut gelar MtoGP pertama di MotoGP sejak terakhir Casey Stoner melakukannya pada 2007.
Francesco Bagnaia, Ducati Team, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, saat bersaing di MotoGP Belanda.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Johann Zarco (Prima Pramac Racing), Bagnaia, dan Bastianini menjadi tiga pembalap terbaik Ducati saat ini setelah masing-masing menempati peringkat ketiga, keempat, dan kelima klasemen.
Meskipun begitu, margin ketiga pembalap Ducati itu dengan Quartararo di puncak klasemen, terbilang besar. Zarco yang berperingkat paling bagus, tertinggal hingga 58 poin.
Sayangnya, skuad asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, tidak stabil. Contoh paling jelas adalah naik-turunnya performa Bagnaia, yang dalam enam balapan terakhir mampu memenang tiga balapan namun juga kerap tidak mendapatkan poin.
Di sisi lain, Quartararo baru sekali tidak mampu merebut poin setelah terjatuh di Assen, GP Belanda. Pembalap asal Prancis itu memang sangat konsisten sepanjang paruh awal.
Lantas, bagaimana Ducati menghadapi sembilan balapan tersisa pada paruh kedua musim? Para bos Ducati sepertinya menyadari betapa sulitnya posisi mereka di kejuaraan saat ini.
Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, yang dikenal sebagai orang di balik evolusi teknis Ducati, paham benar seperti apa performa Desmosedici GP pada Minggu demi Minggu.
Kendati secara matematis masih memiliki peluang, Dall’Igna dan kolega tahu keberuntungan para pembalap Ducati tidak hanya berada di tangan mereka sendiri.
“Menurut saya, takdir maupun posisi kami dalam perburuan gelar tidak hanya akan tergantung kami,” ucap Dall’Igna seperti dikutip Corriere dello Sport.
“Situasi seperti di Assen harus kembali terjadi. Untuk Ducati, kami harus mempersiapkan balapan demi balapan, mencoba untuk merebut poin maksimum, lalu melihat posisi kami di mana,” kata pria yang bergabung ke Ducati pada 2014, seusai meninggalkan Aprilia.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.