Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Nostalgia

Gibernau Kenang Tragedi dan Prestasi bersama Gresini

Sete Gibernau punya hubungan khusus dengan mendiang Fausto Gresini. Pasca tragedi Daijiro Kato, mereka bekerja sama untuk menjadi penantang serius Valentino Rossi.

Race winner Sete Gibernau, Telefónica Movistar Honda

Race winner Sete Gibernau, Telefónica Movistar Honda

Gold and Goose / Motorsport Images

"Bagian hidup saya, tahun-tahun terbaik pergi bersamanya," tulis Sete Gibernau di Instagram tentang kematian sosok legendaris dalam kejuaraan dunia balap motor, Fausto Gresini.

Banyak pembalap memiliki koneksi yang sangat dekat dengan Gresini Racing, tim yang dibangun Fausto Gresini pada 1997 silam, termasuk Gibernau.

Bersama Gresini, eks-pembalap MotoGP asal Spanyol tersebut mengalami banyak momen, dari tragedi yang traumatis hingga mencapai puncak kesuksesan dalam balap motor.

Gibernau meraih kemenangan pertamanya dalam kelas premier sebagai pembalap Suzuki di Valencia pada musim 2001, era terakhir motor 2 tak 500cc.

Usai periode mengecewakan di musim perdana era MotoGP pada 2002, Gibernau pergi ke Gresini Racing dan membawa serta sponsor Telefonica bersamanya.

Ia mendapatkan motor terbaik saat itu, Honda RC211V. Gibernau menjadi rekan juara dunia 250cc 2001, Daijiro Kato, dalam Tim Telefonifa Movistar Honda Gresini.

Baca Juga:

Kala itu, Gibernau diplot sebagai rider kedua. Ini tampak dari motor yang didapat. Kato menerima spek teranyar, sementara dirinya diberi model tahun sebelumnya.

"Kami menjalani persiapan yang luar biasa untuk musim (2003) itu. Kami mengalami saat-saat ajaib," kenang Gibernau seperti dilansir La Gazzeta dello Sport.

"Honda meminta saya membantu Dai-chan (Kato) balapan dalam kondisi hujan sebab dia kesulitan di trek basah. Kami pun melakukan beberapa tes bersama. Itu momen yang menyenangkan."

Kemudian tim melakukan perjalanan ke Sirkuit Suzuka untuk melakoni Grand Prix (GP) Jepang, race pertama MotoGP 2003. Di sana tragedi terjadi. Kato kecelakaan fatal.

Setelah berjuang selama dua minggu, rekan Gibernau itu mengembuskan napas terakhir di usia 26 tahun. Namun, tidak ada banyak waktu berduka. Musim harus dilanjutkan.

Kehilangan pembalap andalannya otomatis membuat Gresini menyerahkan tanggung jawab penuh Gibernau. Ia mengambil alih posisi Kato sebagai rider utama tim.

 

"Kami (rasanya) tak ingin melanjutkan balapan sepanjang tahun. Tetapi, kami telah menemukan kekuatan untuk terus maju," ujar Gibernau yang finis keempat di Suzuka.

Hanya beberapa hari setelah kematian Kato, MotoGP melanjutkan musimnya dengan race kedua, GP Afrika Selatan, di Sirkuit Phakisa, Welkom. Di sana Gresini hanya menurunkan Gibernau.

Ia tampil dengan motor pabrikan milik Kato. Selain nomor start 15, Gibernau juga mencantumkan angka 74 yang digunakan sang rekan. Akhir pekan di Welkom pun menjadi luar biasa bagi tim dan Gibernau.

"Saya meraih pole dengan waktu yang berakhir di 74, nomor Dai-chan," kata Gibernau yang mencatatkan lap tercepat dalam kualifikasi, yakni 1 menit 33,174 detik.

Itu adalah pole position pertama Gibernau di MotoGP. Rival terberatnya, Valentino Rossi meraih grid kedua. Persaingan sengit antara mereka pun terjadi saat race.

Gibernau pada akhirnya mampu mengatasi perlawanan Rossi yang terus menekan hingga lap terakhir. Itu kemenangan luar biasa setelah apa yang tragedi yang menimpa tim.

Pembalap Telefonica Movistar Honda Gresini, Sete Gibernau, mampu menjadi pesaing berat Valentino Rossi pada MotoGP musim 2003 dan 2004.

Pembalap Telefonica Movistar Honda Gresini, Sete Gibernau, mampu menjadi pesaing berat Valentino Rossi pada MotoGP musim 2003 dan 2004.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

"Saya berhasil menang dan hubungan spektakuler dengan Gresini Racing pun lahir. Di Afrika Selatan, kami menemukan kekuatan yang menyatukan kami," tutur Gibernau.

Sejak kemenangan monumental tersebut, Gibernau dan Gresini muncul sebagai ancaman serius bagi tim juara bertahan Repsol Honda yang diperkuat Rossi.

Salah satu rivalitas legendaris pun lahir. Gibernau dan Rossi terlibat persaingan sengit di banyak balapan. Namun, Gibernau tak pernah mampu mengalahkan The Doctor dalam perebutan gelar.

Ia dua kali harus puas berada di belakang Rossi, menjadi runner-up MotoGP 2003 dan 2004. Kendati demikian, itu adalah dua tahun terbaik Gibernau di kelas premier.

Periode itu juga menjadi fase dalam kejuaraan dunia yang tidak terlupakan hingga hari ini. Bersama Gibernau, Gresini mengukuhkan diri sebagai tim satelit terbaik.

"Sebagai tim, mereka (Gresini) membuat saya percaya diri lebih dari sebelumnya, membantu saya mampu bersaing lebih kompetitif," Gibernau mengungkapkan.

"Mungkin di hadapan media, saya yang menjadi sorotan. Namun, itu tidak akan dapat terjadi berkat kepimpinan luar biasa (Fausto Gresini) dalam tim. Kami memberikan sebuah mahakarya ketika itu."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petrucci Nantikan Tes Losail meski Kondisi Tak Ideal
Artikel berikutnya Tanpa Marquez, Espargaro Hadapi Tekanan Pelajari Honda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia