Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Rider MotoGP Amerika Lenyap Ditelan Bumi, Mengapa?

Amerika Serikat boleh jadi salah satu produsen terbesar di sektor otomotif. Tapi jika bicara pembalapnya, terutama di MotoGP, Negeri Paman Sam seperti hilang ditelan bumi.

Nicky Hayden

Foto oleh: Repsol Media

Membahas soal pembalap Amerika di MotoGP, nama-nama besar pasti langsung muncul di benak para penggemar balap motor tersebut.

Mendiang Nicky Hayden tentunya menjadi salah satu rider favorit bagi fans. The Kentucky Kid, begitu julukannya, sukses merengkuh titel pada 2006.

Pembalap Amerika lainnya adalah Kenny Roberts. Siapa yang tak kenal sosok legendaris itu, juara dunia pertama MotoGP yang berasal dari negara adidaya.

Baca Juga:

Selain nama yang disebutkan di atas, masih banyak lainnya, yakni Ben Spies, Wayne Rainey, serta Freddie Spencer.

Akan tetapi, seiring bergantinya tahun dan zaman, rider-rider asal Amerika mulai hilang. Lantas, apa alasannya? Mengapa semakin hari, pembalap MotoGP asal Amerika semakin berkurang?

Pada musim 2020, tidak ada rider Amerika Serikat di MotoGP. Kewarganegaraan para peserta kejuaraan dunia Grand Prix didominasi dari Eropa.

Beberapa yang bukan berasal dari benua biru pun bisa dihitung dengan jari, seperti Jack Miller (Australia), Brad Binder (Afrika), dan Takaaki Nakagami (Asia).

Garrett Gerloff sempat tampil untuk Monster Energy Yamaha pada FP1 dan FP2 MotoGP Eropa, saat ia diplot sebagai pengganti Valentino Rossi, yang menunggu hasil tes Covid-19 kedua.

Lampu hijau yang didapatkan The Doctor, akhirnya mengakhiri kiprah singkat Gerloff. Ia harus mengubur dalam-dalam impiannya jadi pembalap Amerika pertama yang balapan MotoGP sejak 2016.

Garrett Gerloff, Yamaha Factory Racing

Garrett Gerloff, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Hilangnya lagu kebangsaan Star-Spangled Banner dari grid dan podium MotoGP pun bukan tanpa sebab. Para legenda berpendapat, bahwa Amerika minim regenerasi pembalap motor.

"Amerika merupakan kekuatan yang dominan di era saya. Tapi dalam kurun 20 tahun terakhir, semuanya berubah," tutur Wayne Rainey.

"Saya pikir, federasi negara-negara Eropa, seperti Italia dan Spanyol, bekerja sangat baik dalam membina pembalap muda mereka, sampai pada akhirnya mereka turun di kategori profesional."

Amerika Serikat memang memiliki ajang balap motor berkelas sendiri, yakni AMA Superbike. Sayangnya, sekarang para pembalap Amerika bisa dibilang jago kandang.

"Dulu, kejuaraan nasional di Amerika selalu berada di level dan standar tinggi. Itulah mengapa Amerika sangat dominan. Sekali lagi, sayang semuanya berubah," ucap Rainey.

Pendapat serupa turut dilontarkan Kenny Roberts. Ia bahkan menyebut sistem regenerasi di Negeri Paman Sam itu bobrok. 

"Sistem di sini sangat jelek. Dukungan finansial (untuk pembalap muda) juga tak mencapai standar pada umumnya," tutur Roberts.

"Saat saya masih muda, saya terpaksa harus pergi ke Eropa. Dulu kami memiliki sistem yang bagus, dimana pembalap-pembalap Amerika pergi ke Eropa untuk belajar dan balapan. Kami kehilangan sistem itu."

Randy Mamola (3), Kenny Roberts (1), Kork Ballington (9)

Randy Mamola (3), Kenny Roberts (1), Kork Ballington (9)

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Roberts sempat membangun Kenny Roberts Training Ranch di Catalunya, dekat dengan Circuit de Barcelona-Catalunya, dengan tujuan membantu para rider Amerika belajar di Eropa.

Ironisnya, malah lebih banyak pembalap Spanyol yang belajar di akademinya. "Saya sebenarnya hanya ingin membantu olahraga ini. Spanyol melahirkan tiga rider muda yang hebat dalam setahun," ujar Roberts.

"Inggris sekarang memiliki sekolah balap. Berbagai lintasan juga dibangun. Intinya Eropa memiliki lebih banyak infrastruktur pendukung ketimbang Amerika."

Finansial sempat disebut-sebut jadi faktor kegagalan barisan pembalap Amerika di MotoGP. Dan itu benar adanya.

Industri motor di Amerika mengalami kemunduran. Penjualan motor sudah tak sebesar era awal 2000-an. Ini pun diyakini membuat ajang balap motor tak sepopuler dulu.

"Penjualan motor itu turun sampai 40 persen," tutur Kevin Schwantz, yang pernah membela Suzuki di era 80-an.

"Suzuki GSX-R dulu pernah laku terjual sampai 50-60 ribu unit per tahun. Sekarang, mungkin enam ribu atau tujuh ribu.

"Jika pabrikan besar tak bisa mencapai angka seperti dulu, saya pikir balapan motor di Amerika tak akan sepopuler dulu."

Dalam waktu dekat, mungkin akan sulit melihat rider-rider asal Amerika memacu motor di ajang MotoGP.

Di kategori pendukung seperti Moto2 dan Moto3 saja, hanya ada satu rider yang berpaspor Amerika, yakni Joe Roberts (Moto2), walau musim ini ia bakal ditemani Cameron Beaubier.

Jika tak segera membenahi sistem pembinaan dan regenerasi, para penggemar balap motor Amerika mungkin akan selalu melihat ke belakang. Tepatnya ke era akhir 70 sampai awal 90-an, yang mana merupakan kejayaan para pembalap Amerika.

Joe Roberts, American Racing Moto2

Joe Roberts, American Racing Moto2

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Perjalanan Unik Casey Stoner Menuju MotoGP
Artikel berikutnya Marc Marquez Sosok Penting bagi Honda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia