Iannone akui pasang target terlalu tinggi
Andrea Iannone mengakui target yang ditetapkannya bersama Suzuki terlalu tinggi. Performa motor GSX-RR belum kompetitif seperti yang diharapkan.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Usai gagal mencetak poin di Qatar dan Argentina, mantan pembalap Ducati itu akhirnya berhasil mengemas sembilan poin, menyusul keberhasilan finis ketujuh di Austin.
Iannone sendiri mengalami kecelakaan di Losail ketika bertarung memperebutkan posisi kedua, dan finis ke-16 di Termas de Rio Hondo, di mana ia dikenai ride-through penalty karena jump start.
“Tentu saja, dua balapan pertama sangat sulit. Kami tidak pernah kompetitif seperti yang kami inginkan,” tukas Iannone kepada Sky Sport Italia.
“Mungkin ekspektasi saya terlalu tinggi. Sekarang kami telah mengurangi sedikit dan mencoba menstabilkan diri, serta membawa pulang apa yang bisa dicapai sekarang.
“Kami telah memahami apa yang harus diperbaiki, dan kami sedang mencobanya.
“Kami menghadapi balapan seperti tes, mencoba finis dengan posisi setinggi mungkin. Kami telah melakukan banyak perbaikan, tapi situasi kami belum ada perubahan.”
Iannone, yang kini berada di peringkat ke-15 dalam klasemen sementara, juga mengakui tidak senang dengan hasil finis ketujuh di Austin akhir pekan lalu.
“Tentu saja, saya tidak senang dengan apa yang saya capai, karena kami di sini untuk merebut posisi teratas dan pada saat ini, kami tidak punya alat untuk melakukannya,” papar pembalap berusia 27 tahun itu.
“Tapi kami harus melakukannya segera, karena saya ingin bertarung melawan pembalap top di kategori ini.”
Pembalap Italia itu lalu menambahkan, sektor ketiga di Sirkuit Austin menjadi area di mana Suzuki GSX-RR kesulitan, terutama ketika tangki bahan bakar maish penuh. Namun, situasinya berubah pada paruh kedua balapan. Berat motor menjadi lebih ringan.
“Kami sangat efektif pada dua sektor pertama, tapi di sektor ketiga kami kehilangan waktu 0,7 detik per lap,” tuturnya.
“Kami kesulitan di sektor ketiga di trek ini, yang mana sangat ketat. Tapi setelah bahan bakar mulai berkurang, motor lebih lincah dan pengereman lebih efektif. Saya juga bisa meningkatkan catatan waktu per lap.
“Sayang sekali kehilangan banyak waktu di belakang (Jorge) Lorenzo, karena mesin Ducati yang sialan itu. Selama bertahun-tahun, saya menikmatinya, dan sekarang itu membuat saya marah.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments