Iannone Menyesal Tak Bela Ducati di Era Keemasan
Andrea Iannone yang memberi Ducati kemenangan pertamanya pada 2016, turut mengomentari keberhasilan Francesco Bagnaia di MotoGP.
Pria Italia yang sedang menjalani hukuman setelah diketahui mengonsumsi zat terlarang, punya andil penting dalam pengembangan Desmosedici GP pada 2013-2016.
Bahkan pada 14 Agustus 2016, Iannone merayakan kesuksesan terbesar dalam kariernya sebagai rider profesional. Ia naik podium tertinggi di Grand Prix Austria di Red Bull Ring.
Itu adalah sukses perdana Ducati setelah kemarau panjang yang berlangsung sejak MotoGP 2010.
Pada akhirnya, manajer Ducati Corse harus memilih antara Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone karena salah satu harus memberi jalan bagi Jorge Lorenzo, yang diboyong dari Yamaha ke Ducati dengan biaya tinggi.
Iannone akhirnya bergabung dengan Suzuki. Ia mengalami dua tahun yang campur aduk di tim pabrikan Jepang dan beralih ke Aprilia pada akhir 2018. Setelah musim yang sulit, berita buruk menyusul pada Desember 2019 bahwa Iannone telah dinyatakan positif menggunakan doping. Pemilik 11 podium MotoGP itu telah diskors.
Tahun lalu, pabrikan Borgo Panigale juga mengakhiri paceklik lama setelah Casey Stoner mengenakan mahkota juara MotoGP 2007. Musim ini, selain Bagnaia mengamankan titel pembalap, Ducati juga sapu bersih di klasemen pabrikan dan tim.
Iannone punya andil dalam perjalanan itu. Melihat ke belakang, pria 33 tahun tersebut menyesal tidak berada di Ducati pada waktu yang tepat.
Dari debut MotoGP pada 2013 hingga pensiun sebagai pembalap pabrikan Ducati pada 2016, ia menyaksikan motornya menjadi lebih baik setiap tahun meski level kendaraannya masih jauh dari Desmosedici modern.
Perkembangan Desmosedici dikonfirmasi musim lalu dengan gelar juara dunia. Dalam sebuah wawancara dengan 'Gazzetta dello Sport', ia mengenang waktunya di Ducati.
"Bersama Ducati, kami telah mengalami momen-momen indah dan telah mengambil jalan yang baik. Motor itu adalah peluru di jalan lurus. Tapi, ada masalah di beberapa rute,” tuturnya.
"Sejak saat itu, pengembangan brutal dimulai. Itu mengandalkan teknologi yang cukup futuristik. Saya menyesal tidak pernah mendapat kesempatan untuk melihat apa yang akan kami capai bersama.
Rekan senegaranya, Francesco Bagnaia, mengawali musim kejuaraan dunianya dengan beberapa kemunduran, tetapi membalikkan keadaan dengan balapan kuat secara konsisten di musim panas dan musim gugur. Ia mendominasi dalam balapan luar negeri.
"Selama musim panas, saya berbicara dengan Pecco dan mengatakan kepadanya bahwa saya sedikit terkejut dengan seringnya crash. Tetapi, saya juga mengatakan kepadanya bahwa masih ada banyak kesempatan untuk menebusnya. Saya yakin bahwa ia bisa melawan balik. Saya mengandalkan kembalinya ini," katanya.
Di musim baru, Francesco Bagnaia akan memiliki rekan setim baru dalam diri Enea Bastianini. Duel serba Italia ini sangat ditunggu-tunggu, karena tahun lalu La Bestia beberapa kali menggoyang kompatriotnya.
Iannone hanya akan jadi penonton lagi tahun ini karena masih dilarang mengikuti semua kompetisi FIM sampai 2023. Tapi setelah itu, Iannone bisa saja memulai comeback.
Namun, kecil kemungkinan mantan rider Ducati akan kembali ke MotoGP. Pada musim panas 2022, Iannone sempat bermain-main dengan kepindahan ke World Superbike.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.