Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Iannone: Penalti jump start terlalu keras

Pembalap Suzuki, Andrea Iannone, menganggap ride-through penalty yang diterimanya di MotoGP Argentina terlalu keras.

Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP
Andrea Iannone, Team Suzuki MotoGP

Mengawali balapan dari posisi ke-12, Iannone mencoba masuk ke barisan depan. Sayangnya, ia dikenai ride-through penalty karena melakukan jump start. Alhasil, ia pun harus puas untuk akhirnya hanya finis ke-16.

Usai balapan, Iannone menegaskan, bahwa ia tidak melakukan jump start atau mengambil keuntungan.

“Saya mendapat ride-through penalty dan menurut saya itu terlalu keras. Dalam opini saya, saya tidak mengambil keuntungan apapun, karena saya hanya bergerak sedikit, tapi lalu langsung berhenti,” ketusnya.

“Sebaliknya, saya juga ditabrak oleh pembalap lain di Tikungan 1, yang menyebabkan saya kehilangan banyak posisi.

“Karena hal ini, menurut saya Race Direction seharusnya bisa melakukan evaluasi lain, dan mungkin tidak menjatuhkan rider-through penalty.”

Iannone juga meyakini relaksasi terkait aturan penalti jump start di MotoGP 2015 – yang menghukum setiap pergerakan pembalap sebelum lampu padam – seharusnya juga ikut dipertimbangkan.

“Saya hanya bergerak ketika menginjak gigi satu, dan keputusan mereka adalah untuk menghukum saya. (Aturannya) sangat jelas. Sebelum (2015), tidak mungkin untuk bergerak di grid.

“Tapi itu berubah dan jika Anda bergerak tapi posisi tidak meningkat, atau tidak memiliki keuntungan, Stewards akan melihat apakah akan menghukum Anda atau tidak.”

Lima besar

Iannone juga menyesalkan hasil finis ke-16 di Termas de Rio Hondo. Andai tidak dikenai penalti dan tidak ditabrak oleh Jorge Lorenzo, terbuka kemungkinan bagi sang pembalap untuk finis lima besar.

Dengan hasil balapan di seri kedua ini, maka Iannone belum juga berhasil mencetak poin bagi Suzuki. Di seri pembuka Qatar, ia gagal finis setelah terjatuh pada Lap 11.

“Saya pikir, saya punya kecepatan yang sangat bagus. Bukan untuk bertarung demi podium, tapi untuk kemungkinan posisi keempat atau kelima,” terangnya.

“Itu adalah performa yang sangat baik bagi kmi. Di tikungan pertama, saya kehilangan (posisi) terlalu banyak karena Jorge menabrak saya. Tabrakannya sangat keras, dan saya tidak tahu mengapa saya tidak terjatuh. Saya sangat beruntung.

“Tapi tidak apa-apa. Ini baru dua balapan pertama. Menurut saya, segala hal buruk akan berakhir mulai dari balapan ketiga.”

Laporan tambahan oleh Federico Faturos

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lorenzo sulit terima kegagalan finis di Argentina
Artikel berikutnya Dovizioso tuding Petrucci penyebab kecelakaannya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia