Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mantan Fisioterapis Lorenzo Usulkan Ide Atasi Arm Pump

Fisioterapis yang lama bekerja untuk Jorge Lorenzo, Claudio Scribano, menyebut beberapa teknik yang mampu mencegah operasi jika pembalap mengalami cedera arm pump.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Dorna Sports

Sejumlah pembalap baik di MotoGP maupun Moto2 belakangan melakukan operasi lengan depan-bawah untuk mengatasi cedera yang dikenal dengan sebutan arm pump.

Belakangan, cedera ini semakin “populer” setelah pembalap MotoGP sekelas Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP), Jack Miller (Ducati Lenovo), Iker Lecuona (Tech3 KTM Factory Racing), hingga Aleix Espargaro (Aprilia Racing Team Gresini), mengalaminya.

Claudio Scribano dikenal oleh para pembalap karena lama bekerja untuk Jorge Lorenzo, juara dunia MotoGP 2010, 2012, dan 2015. Tidak hanya di MotoGP, Scribano juga pernah bekerja dengan para atlet hebat dunia dari sepak bola, basket, golf, dan banyak lagi.

“Saat mulai bekerja sama dengan Lorenzo, ia sudah menjalani operasi arm pump dan memiliki masalah serius dan kompleks pada lengannya. Tetapi, sejak saya tangani, ia tidak pernah lagi operasi,” ucap Scribano.

“Itu karena kami bekerja menyeluruh: keseimbangan, postur, dan harmonisasi. Saya bukan orang yang mampu memulihkan kondisi psikologis seperti yang dikira banyak orang. Namun saya bekerja memperhatikan tubuh Lorenzo.”

 

Sebagai fisioterapis, Scribano menilai seorang pembalap melakukan kesalahan jika harus melakukan operasi untuk mengatasi cedera seperti arm pump. Menurutnya, operasi menjadi langkah paling akhir dan jika cara lain sudah tidak bisa dilakukan.

“Memang agak sulit membayangkan kasus Quartararo yang kehilangan begitu banyak posisi dari memimpin hingga hanya finis di P13 (di GP Spanyol lalu). Apakah semua pembalap yang mengalami problem seperti Quartararo harus menjalani operasi?” ucapnya.

“Anda tidak bisa langsung memutuskan melakukan operasi jika menemukan kasus seperti itu. Sebaiknya, pikirkan sekali lagi soal konsekuensinya.”

Scribano pun menjelaskan bila kondisi lengan Lorenzo saat itu sebetulnya juga parah. Tetapi, pembalap yang mundur dari MotoGP pada akhir musim 2019 itu tidak pernah absen balap karena cedera arm pump.

“Kita semua harus berusaha mencegah problem (arm pump) ini terjadi. Banyak teknik yang bisa dilakukan. Melatih seluruh tubuh misalnya. Anggota tubuh harus selalu harmoni dan elastis. Metode-metode yang inovatif harus ditemukan,” tutur Scribano.

Cedera arm pump bisa terjadi saat lengan manusia dipaksa bekerja melebihi kemampuannya secara berulang-ulang. Lengan manusia memiliki membran non-elastis yang membungkus otot yang disebut fascia.

Saat fascia dipaksa bekerja keras, aliran darah pun meningkat karena volume fascia bisa mengembang hingga 20% dan tidak elastis.

Otot yang mengencang menyempitkan aliran darah. Penyempitan inilah yang menyebabkan rasa sakit hebat sehingga anggota tubuh yang bekerja menjadi kurang baik. Pada tahap tertentu juga bisa membuat mati rasa atau kelelahan.

Baca Juga:

“Saat ini, seluruh pemangku kepentingan dan pembalap di MotoGP harus menemukan cara untuk mencegah terjadinya cedera arm pump. Saya sangat menentang pembalap melakukan operasi karena cedera ini,” kata pria yang sudah tidak lagi bekerja di MotoGP itu.

“Untuk mencegah arm pump, kita bicara soal pekerjaan menyeluruh. Pijat (massage) saja tidak cukup. Di balap motor, Anda juga harus memikirkan seperti apa karakter motor. Latihan cukup baik. Namun, Anda harus berpikir berbeda.

“Intinya, semua pihak harus berusaha sekuat tenaga agar operasi tidak diperlukan untuk mengatasi arm pump.”    

Scribano juga menjelaskan, bila kambuhnya cedera arm pump menjadi salah satu bukti bila operasi tidak 100 persen mampu mengatasi problem ini. Kasus ini bisa dilihat pada Fabio Quartararo yang sejatinya sudah melakukan operasi arm pump pada 2019 lalu.

“Sistem harus berubah, Harus ada semacam alarm untuk peringatan sebelum pencegahan, untuk mengetahui apa yang terjadi pada para pembalap ini. Kita semua tengah bicara soal detail yang bisa membuat pembalap memenangi balapan,” ujar Scribano.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ducati Isyaratkan Masa Depan Miller Aman
Artikel berikutnya Alex Marquez Sebut MotoGP Spanyol Sebuah Bencana

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia