Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Reactions

Iker Lecuona: Motor KTM Sulit Dipahami

Iker Lecuona masih gagal move on dari KTM meski ia dipastikan pindah dari MotoGP ke World Superbike (WSBK). Pembalap muda itu kesal karena tak diberi kesempatan lebih banyak.

Iker Lecuona, KTM Tech3

Iker Lecuona, KTM Tech3

Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap Spanyol itu memulai kiprah di ajang Grand Prix sejak 2016, tepatnya Moto2. Rapornya membaik setelah naik motor KTM dua tahun kemudian.

Dari peringkat 30-an, ia bisa finis peringkat ke-12 musim 2018 dan 2019. Setelah itu, Tech3 membawanya ke kelas premier. Lecuona tampil dalam 30 balapan dan hanya finis di urutan ke-20.

Dibandingkan dengan Brad Binder, yang sama-sama jadi debutan pada 2020, jelas bahwa pemuda 21 tahun itu kalah pengalaman. Pembalap tim pabrikan KTM tersebut memulai kiprahnya sejak kelas 125cc pada 2011.

Jadi Lecuona berkompetisi 89 balapan lebih sedikit dari rekannya itu. Berdasarkan data itu, ia merasa Tech3 kurang memberi waktu adaptasi.

Tim yang dipimpin Herve Poncharal menuntut pembalap mudanya agar lekas tampil kencang, tanpa membekali motor mumpuni. Lecuona merasa tidak dipercaya.

“Saya kira itu tidak benar karena jika Anda percaya kepada pembalap, kemudian Anda percaya padanya selama satu, dua, tiga, empat tahun. Anda dapat percaya kepada pembalap, mestinya memberikan waktu,” ujarnya.

“Saya kira dalam kasus ini, mereka menginginkan seorang pembalap sangat muda. Mereka menginginkannya untuk lebih cepat di atas motor yang sulit.

“Tapi, ini bukan Ducati, Yamaha. Kami mengerjakan motor itu dua tahun. Saya dulu kencang atau KTM yang kencang.

“Tapi, empat pembalap KTM jauh di belakang dalam banyak balapan. Itu bukan karena saya akan jadi pembalap bagus dalam sepekan atau tidak, tapi karena motor ini sulit dimengerti dan diajak kerja sama. Jika Anda tidak memberi pembalap motor bagus, maka Anda tak bisa berbuat apa-apa.”

Baca Juga:

Kesulitan Lecuona menyesuaikan diri dengan motornya terlihat dari seringnya dia jatuh. Pembalap tersebut terbanyak mengalami insiden, totalnya 26 kali.

Di luar itu, ia mampu mengoleksi 39 poin, dua lebih banyak daripada Danilo Petrucci, rekan setimnya. Lecuona berada di peringkat keenam Spielberg 2. Mengetahui dirinya diberhentikan, malah makin menggila.

“Level di MotoGP sangat tinggi. Kami sangat kencang pada banyak rute. Saya sering berada di peringkat ke-15 dan 0,7 di belakang. Ada enam merek. Dengan motor yang sangat berbeda, kami dalam satu detik. Levelnya sangat tinggi,” ucapnya.

“Saya kira kami tidak pernah memiliki itu sebelumnya. Saya tidak tahu, Anda harus melihat lagi, tapi lima tahun lalu, Anda naik podium jika Anda kurang satu detik. Sekarang, Anda tertinggal satu detik setidaknya.”

Lecuona tak punya masa depan KTM, sehingga dia menerima pinangan Honda untuk WSBK 2021. Dia akan dipasangkan dengan pembalap muda lainnya, Xavi Vierge.

Iker Lecuona, KTM Tech3

Iker Lecuona, KTM Tech3

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Fabio Di Giannantonio Tentukan Nomor untuk MotoGP 2022
Artikel berikutnya La 100 Km dei Campioni, Rossi Bertandem dengan Marini

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia