Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Italia vs Inggris: Duel Antar Rekan Setim

Final Euro 2020 yang mempertemukan Italia dan Inggris mengingatkan lagi akan persaingan rekan setim di MotoGP dan World Superbike (WSBK).

Cal Crutchlow and Andrea Dovizioso

Cal Crutchlow and Andrea Dovizioso

Ducati Corse

Dalam dunia balap, ada pepatah yang sering kali dilontarkan. “Your teammate is your first rival”, yang dapat diartikan dengan sederhana, “Rekan setimmu adalah rival pertamamu.”

Mengendarai motor yang sama sekaligus membuka peluang untuk meraih kemenangan yang sama, atau mencetak hasil terbaik. Tapi di motorsport berlaku hukum, bahwa mengalahkan rekan setim merupakan prioritas nomor satu.

Bicara soal duel antar rekan setim. Setidaknya ada dua pasangan yang terlintas dalam pikiran. Pertama, Andrea Dovizioso dan Cal Crutchlow di MotoGP 2014, serta Michael Ruben Rinaldi dan Scott Redding di WSBK 2021.

Menariknya, mereka berempat sama-sama menggeber Ducati. Dovizioso-Crutchlow dengan Desmosedici GP14, sedangkan Rinaldi-Redding memacu Panigale V4 R.

Baca Juga:

Pun demikian, duet antara Dovizioso dan Crutchlow di Ducati bukanlah yang pertama. Ya, keduanya pernah jadi tandem ketika memperkuat Yamaha Tech3 pada MotoGP 2012.

Sepanjang musim itu, Dovizioso unggul atas Crutchlow. Peringkat keempat klasemen akhir berhasil diklaim Dovizioso, sebaliknya Crutchlow harus puas menduduki peringkat ketujuh.

Sebenarnya, performa Crutchlow tak buruk-buruk amat jika dibandingkan dengan Dovizioso. Pada paruh pertama, pembalap Inggris konsisten tembus delapan besar. Namun, memasuki paruh kedua, dia kerap gagal finis.

Cal Crutchlow and Andrea Dovizioso, Ducati Team

Cal Crutchlow and Andrea Dovizioso, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

Musim 2013, Dovizioso dan Crutchlow berpisah, tepatnya saat sang pembalap Italia memutuskan pindah ke Ducati. Menariknya, keduanya bereuni lagi sebagai rekan setim setahun berikutnya.

Akan tetapi, kala itu pun, Dovizioso kembali berhasil mengungguli Crutchlow. Jika peringkat kelima klasemen akhir mampu direbut Dovizioso, sebaliknya Crutchlow terlempar ke peringkat ke-13.

Crutchlow mengaku, alasannya meninggalkan Ducati bukan karena dirinya kesulitan beradaptasi terhadap Desmosedici GP14. Melainkan disebabkan timnya yang sudah mengontrak Andrea Iannone untuk 2015.

“Saya bisa saja kencang dengan motor itu. Saya tidak pernah ragu. Jika Anda melihat Dovizioso, pada tahun pertamanya, dia (juga) kesulitan, tapi punya keinginan untuk menerimanya,” tutur Crutchlow melansir GPOne tahun lalu.

“Saya tidak, dan saya seharusnya seperti itu. Namun, alasan saya pergi bukan karena saya berpikir tidak bisa menang. Tetapi karena mereka sudah mengikat kontrak dengan pembalap lain untuk tim pabrikan.

“Bahkan jika saya bertahan, saya tidak akan memiliki tempat. Mereka sudah memutuskannya untuk Dovizioso dan Iannone.”

Kendati hanya semusim mengusung bendera Ducati, tak ada penyesalan dalam diri Crutchlow. Pengalaman itu justru dijadikannya sebagai ujian penting bagi peningkatan mentalnya.

“Pada awalnya, sulit beradaptasi dengan Ducati. Apalagi bagi saya, juga Dovi, (Jorge) Lorenzo, Valentino (Rossi). Kami semua datang dari Yamaha,” ucapnya.

“Bagaimanapun, itu adalah pengalaman yang membuat saya lebih kuat sebagai pembalap.”

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati, Michael Ruben Rinaldi, Aruba.It Racing - Ducati

Scott Redding, Aruba.It Racing - Ducati, Michael Ruben Rinaldi, Aruba.It Racing - Ducati

Foto oleh: Ducati Corse

Bergeser ke duet Rinaldi-Redding. WSBK 2021 adalah musim pertama keduanya berpasangan jadi rekan setim di Aruba.it Racing-Ducati.

Rinaldi sebelumnya berstatus pembalap Team GoEleven. Namun, kemenangan pada Race 2 WSBK Aragon memantik Ducati untuk buru-buru merekrutnya, menggantikan Chaz Davies.

Menengok kinerja Rinaldi hingga seri Donington Park, Redding sepatutnya mulai waspada. Dari segi pengalaman, Rinaldi memang masih jauh di bawah Davies. Akan tetapi, pembalap muda Italia itu memiliki potensi besar.

Baca Juga:

Dua kemenangan (Misano) sudah dikemas Rinaldi, menyamai torehan dua podium tertinggi yang dicetak Redding (Aragon dan Estoril). Bahkan, keduanya tak terpaut terlalu jauh dalam hal perolehan poin, yakni selisih 23 angka.

Dengan masih tersisa sembilan seri, dan jika tidak berhati-hati, maka posisi Redding di klasemen sementara World Superbike 20212, mungkin sekali untuk dilampaui Rinaldi.

Meski demikian, Redding rupanya enggan terlalu memikirkan Rinaldi. Baginya, sosok yang dianggap rival berat adalah juara dunia bertahan, Jonathan Rea, serta pembalap Yamaha, Toprak Razgatlioglu.

“Targetnya selalu kejuaraan. Di WSBK, ada banyak poin yang diperebutkan dibanding MotoGP, bahkan jika Anda tertinggal 60 poin di belakang. Ini sulit, tapi saya tidak ingin mengatakan tidak mungkin,” kata Redding mengutip GPOne.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Uccio Salucci Berharap Rossi Turuti Bos Tanal Entertaintment
Artikel berikutnya Italia vs Inggris: Susunan Formasi Versi MotoGP dan F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia