Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Jalan Panjang AS Ulang Masa Jaya MotoGP

Jika melihat statistik kemenangan MotoGP, era emas Amerika Serikat sudah jauh berlalu. Kini kelas premier Kejuaraan Dunia Balap Motor itu seolah hanya dibuat untuk para pembalap Italia dan Spanyol.

Race winner Nicky Hayden celebrates

Foto oleh: Todd Corzett

Setidaknya, ini terjadi dalam dua dekade terakhir di era 4 tak. Beberapa rider dari negara lain memang mampu menyempil, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan.

Amerika Serikat (AS) satu di antaranya. Setelah Nicky Hayden juara MotoGP 2006, sangat sulit mengingat kapan terakhir kali Negeri Paman Sam memiliki pemenang.

Bahkan, pada 2016 dan 2017, untuk kali pertama sejak 1975, AS tidak punya pembalap reguler di kelas utama. Ironis. Mengingat mereka pernah berjaya pada akhir dekade 1970-an hingga awa 1990-an.

Dalam MotoGP 2016 ada Hayden. Namun, ketika itu, ia tampil hanya menjadi pengganti untuk dua rider Honda: Jack Miller di Aragon dan Dani Pedrosa di Phillip Island.

AS pun telah lama kalah dari Australia dalam daftar negara dengan raihan kemenangan Grand Prix (GP) terbanyak karena Miller (di Moto3 dan MotoGP). 181 berbanding 173.

Dalam era MotoGP 4 tak, Amerika hanya punya dua pemenang: Hayden dan Ben Spies. Nama pertama meraihnya tiga kali (Laguna Seca 2005, 2006 serta Assen 2006).

Sedangkan Spies berhasil merengkuh podium tertinggi untuk kali pertama dan terakhir pada MotoGP Belanda di Sirkuit Assen ketika membela Yamaha pada musim 2011.

Baca Juga:

Sempat Berkuasa

Tentu saja ini sebuah ironi, melihat AS, yang pernah digdaya di kelas premier kompetisi balap motor paling bergengsi, mengalami paceklik kemenangan hampir satu dekade.

Jika menengok ke belakang, Amerika memiliki nama-nama pembalap yang disegani di dalam trek. Ada Kenny Roberts Sr., juara dunia 500cc (kini MotoGP) 1978, 1979 dan 1980.

Setelah Roberts, kemudian muncul Freddie Spencer, kampiun di kelas utama musim 1983 dan 1985. Hebatnya, ia juga mampu meraih titel di level 250cc pada 1985.

Jangan lupakan nama Eddie Lawson, rider legendaris yang meraih tiga gelar bersama Yamaha: 1984, 1986 dan 1988. Serta satu titel dengan Honda pada 1989.

Kesuksesannya tersebut diikuti oleh Wayne Rainey, yang menyabet tiga gelar secara berturut-turut pada musim 1990, 1991 dan 1992, sebelum diteruskan Kevin Schwant di 1993.

Pada musim 2000, Kenny Roberts Jr. mampu kembali mengharumkan nama AS di panggung balap motor saat sukses menyabet gelar juara dunia 500cc bersama Suzuki.

Itu artinya, dalam rentang waktu 16 tahun, sejak kesuksesan Roberts Sr. (1978) hingga Schwant (1993), Negeri Adidaya telah memenangi 11 dari 16 gelar di kategori premier.

Pembalap AS, Randy Mamola dan Kenny Roberts, dalam balapan kelas 500cc musim 1981.

Pembalap AS, Randy Mamola dan Kenny Roberts, dalam balapan kelas 500cc musim 1981.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

AS juga memiliki sejumlah bintang lain macam Pat Hennen, Mike Baldwin, Doug Chandler serta Randy Mamola, yang tidak pernah juara, namun tetap bisa memenangi balapan.

Pada era 4 tak, Amerika praktis tidak mampu lagi menunjukkan tajinya dalam perburuan gelar. Terakhir kali mereka punya juara dunia adalah saat Hayden tampil fantastis 15 tahun lalu.

Kala itu, bersama Tim Repsol Honda, The Kentucky Boy, memenangi gelar MotoGP 2006 usai mengalahkan Valentino Rossi. Ia sukses berdiri di antara rider Eropa dan Australia.

Bila direkap, pembalap AS yang memenangi balapan kelas premier cuma sembilan: Lawson (31 kali), Schwant (25), Rainey (24), Roberts Sr. (22), Mamola (13), Roberts Jr. (8), Hayden (3), Henner (3) dan Spies (1).

Tiga MotoGP di AS masih bergulir di 2013. Tetapi, Indianapolis dicoret dari kalender reguler pada 2016 menyusul Laguna Seca. Sekarang, Paman Sam hanya menyisakan Austin.

Di kelas Moto3, yang digelar sejak 2012, AS bahkan sudah memiliki wakil. Brandon Paasch, 19 tahun, ketika itu tampil sebagai wildcard dengan FPW Racing KTM.

Sementara pada Moto2 2014, harapan bertumpu pada juara Superbike AS, Josh Herrin. Tetapi, hasilnya mengecewakan. Ia dipecat Tim Caterham sebelum musim berakhir.

Sebelum Herrin, ada satu rider Amerika turun di Moto2 secara reguler, yakni Kenny Noyes, musim 2010 dan 2011. Ia mampu meraih pole position pada musim debut.

Nicky Hayden menjadi pembalap terakhir AS yang sukses meraih gelar juara dunia MotoGP pada 2006.

Nicky Hayden menjadi pembalap terakhir AS yang sukses meraih gelar juara dunia MotoGP pada 2006.

Foto oleh: Repsol Media

Tetapi, Noyes, yang mengalami kecelakaan parah dia ajang CEV 2015 Aragon, tinggal di Spanyol sejak kecil dan tidak seperti mewakili AS. Rapornya pun biasa saja.

Pencapaian terbaik Noyes di Moto2 adalah posisi kelima dalam race final di Valencia pada 2011. Ia padahal melakoni 34 balapan di kelas intermediate tersebut.

Kategori ini memang tidak pernah menjadi arena "permainan" Amerika. John Kocinski meraih 9 kemenangan, Spencer (7), Roberts Sr. (2) dan Jim Filice (1).

Sepanjang sejarahnya, hanya Spencer serta Kocinski yang berhasil menjadi kampiun di kelas menengah, masing-masing pada 1985 (Honda) dan 1990 (Yamaha).

Upaya Bangkit

Untuk dapat kembali membawa Amerika bersaing di kejuaraan dunia, Wayne Rainey bersedia membantu Dorna dengan menggelar seri Moto America sejak 2015.

Hasilnya, perlahan-lahan mulai terlihat. Kini muncul Joe Roberts, pembalap muda AS yang telah terjun dalam Moto2 sejak 2017. Kemudian ada juga Cameron Beaubier.

Keduanya sempat dilirik tim MotoGP untuk 2021, namun mereka harus menunda keinginan bersaing di kelas tertinggi dan masih akan berjuang di Moto2 pada tahun ini.

Ben Spies adalah pembalap terakhir AS yang mampu memenangi balapan MotoGP, yakni pada 2011.

Ben Spies adalah pembalap terakhir AS yang mampu memenangi balapan MotoGP, yakni pada 2011.

Foto oleh: Yamaha MotoGP

"Rider muda di AS hanya memiliki sedikit kesempatan karena kurangnya ajang balap (lokal). Tak ada kategori seperti PreGP," ujar Peter Clifford, manajer Red Bull Rookies Cup AS.

"Problemnya sama seperti di banyak negara. Dengan JD Beach pada 2008 dan Jake Gagne pada 2010, kami memiliki dua pembalap juara AS. Namun, tidak satu pun cukup mampu berkarier di MotoGP."

Setidaknya, ada secercah harapan bagi AS pada 2021. Dua pembalapnya, Joe Roberts dan Cameron Beaubier siap mencoba mengharumkan lagi nama Negeri Paman Sam.

Modal mereka cukup bagus. Roberts tampil di Moto2 sejak 2017. Sejauh ini, ia telah meraih tiga pole position dan satu podium, posisi ketiga di Brno musim lalu.

Ia menutup Moto2 2020 di peringkat ketujuh. Itu adalah pencapaian terbaik Roberts selama empat musim di kelas menengah. Pada 2021, ia akan tampil untuk tim kuat.

Ya, Roberts bakal memperkuat Italtrans. Untuk diketahui, skuad asal Italia tersebut sukses mengantar Enea Bastianini menjadi juara dunia Moto2 tahun lalu.

Pada sisi lain, Beaubier, pemegang lima gelar Superbike AS dan mantan rookie Red Bull, akan menggantikan posisi Roberts dalam Tim Tenor American Racing.

Jika keduanya mampu memperlihatkan performa impresif dan konsisten tahun ini, bukan tidak mungkin AS bakal segera kembali memiliki wakil di kelas MotoGP.

Pembalap Moto2, Joe Roberts, menjadi harapan AS untuk mengembalikan masa jaya di kelas premier.

Pembalap Moto2, Joe Roberts, menjadi harapan AS untuk mengembalikan masa jaya di kelas premier.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Liqui Moly Sponsor MotoGP Jerman sampai 2023
Artikel berikutnya Mantan Mekanik Rossi Gabung Tim Balap Bayliss

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia