Jerez sisakan kesedihan mendalam bagi Lorenzo
Keyakinan dan harapan Jorge Lorenzo untuk cetak hasil bagus di Jerez tidak terwujud. Tak hanya gagal 10 besar, rekan setim malah jadi pemenang.
Jorge Lorenzo, Repsol Honda Team
Gold and Goose / Motorsport Images
Sebelum gelaran MotoGP Spanyol dimulai, X-Fuera berharap mendapatkan keberuntungan sekaligus menghapus nasib sial yang menerpanya pada tiga balapan di Qatar, Argentina dan Austin.
Circuito de Jerez – Angel Nieto merupakan salah satu sirkuit favoritnya. Selain berbekal catatan lima kemenangan, ditambah momen ulang tahun yang jatuh pada 4 Mei, Lorenzo dalam energi positif.
Namun, harapannya harus pupus. Usai kualifikasi grid ke-11, Spaniard melorot turun ke posisi ke-15 selepas start. Ia bahkan menghabiskan sebagian besar balapan pada urutan yang sama. Walau akhirnya finis ke-12, Lorenzo dua tingkat di bawah wild card Stefan Bradl.
“Tentu saja, saya tidak senang dengan balapan saya. Saya tidak antusias. Logis untuk merasa sedih, kecewa, dan khawatir. [Tetapi] saya akan terus berjalan [maju],” tuturnya kepada media, Minggu (5/5).
“Besok [Senin] kami punya tes penting [di Jerez] dengan banyak hal untuk diuji coba, untuk mengetes bahwa beberapa hal itu akan memberi kami kecepatan lebih. Namun ini masa yang sulit bagi saya. Saya akan terus berjalan, tetap positif. Ini satu-satunya mentalitas yang bisa saya miliki.”
Lorenzo baru dapat beranjak naik ke posisi ke-14 saat balapan memasuki Lap 14. Itupun lantaran masalah teknis yang memaksa Fabio Quartararo berhenti. X-Fuera kemudian menapaki urutan ke-13 dan ke-12 jelang akhir. Akan tetapi, lagi-lagi karena Joan Mir dan Jack Miller terjatuh.
Apakah terjebak di barisan belakang merupakan bagian dari masalah di Jerez? Lorenzo menjawab: “Jika saya start dari baris kedua atau baris pertama, saya akan memiliki trek yang kosong. Mungkin dalam tiga atau empat lap pertama saya akan lebih cepat.
“Tetapi kenyataannya adalah ketika saya sendirian di posisi ke-14, saya tidak punya kecepatan, saya tidak merasa nyaman di atas sepeda dan saya lambat. Jika saya cepat, saya [bisa] memulihkan posisi. Namun saya tidak bisa melakukannya karena saya tidak cukup kompetitif,” keluhnya.
“Anda bisa melihat wajah saya, ini bukan wajah bahagia. Ada alasannya. Saya tidak suka balapan seperti hari ini karena saya memberikan segalanya di trek, namun saya tidak bisa melaju lebih cepat. Saya tidak posisi [hasil balapan]. Saya tidak suka situasinya, tetapi saya berpikir, saya adalah juara dunia dan juara dunia terus berjuang sampai mereka menemukan solusi. Saya akan menemukan solusi.”
Didesak lebih jauh, apa masalah utama yang menyebabkan kurangnya kecepatan, Lorenzo mengungkapkan: “Saya bermasalah ketika masuk tikungan. Saya merasa kesulitan, motor mentransmisikan terlalu banyak beban ke depan dan sulit bagi saya untuk punya banyak energi di lengan.
“Kami perlu menemukan beberapa solusi untuk masalah ini dan kemudian sesuatu yang berkaitan dengan engine brake atau sasis. Ini sesuatu yang masih tidak kami pahami dan ini membuat saya merasa tidak aman saat masuk tikungan.
“Saya kehilangan banyak waktu dibandingkan dengan Cal [Crutchlow] dan [Takaaki] Nakagami dan Marc. Sampai kami tidak memperbaiki masalah ini dan menemukan solusi, kami tidak akan cepat.”
Laporan tambahan oleh Oriol Puigdemont
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments