Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Johann Zarco Nilai MotoGP 2021 Musim Terbaiknya

Pembalap Pramac Racing, Johann Zarco, menganggap MotoGP 2021 sebagai musim terbaiknya, sejak debut di kelas premier empat tahun lalu.

Johann Zarco, Pramac Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Zarco memulai musim 2021 dengan impresif. Mendapatkan dua podium kedua secara beruntun di Qatar, yang membuatnya sempat memimpin klasemen sementara.

Dua podium tambahan di Le Mans dan Catalunya juga berkontribusi besar membawa Zarco memasuki jeda musim panas di peringkat kedua klasemen, membuntuti rekan senegaranya, Fabio Quartararo.

Namun, segera usai paruh kedua bergulir, dua kali juara dunia Moto2 itu malah kesulitan menembus tiga besar. Tercatat, ia dua kali gagal finis di Austria dan Amerika Serikat, serta hanya mampu finis ke-17 di Aragon.

Kendati demikian, pembalap berusia 31 tahun itu mengaku tetap senang atas pencapaiannya di MotoGP 2021, dan mengatakan musim ini sebagai yang terbaik sepanjang kariernya di kelas premier.

“Saya kembali menemukan kecepatan di Portimao, setelah kehilangan itu di Silverstone. Bahkan, feeling saya terhadap motor jauh lebih baik dibandingan awal musim,” kata Zarco seperti dilansir Speedweek.

“Mengakhiri musim di posisi kelima dalam klasemen cukup bagus, itu menandakan ini sebagai musim terbaik saya di MotoGP. Oleh karena itu, hasilnya positif.

“Pada awal musim, saya katakan jika berada di urutan 10 besar atau dapat memperjuangkan posisi lima besar, rasanya sangat hebat. Saya telah mencapai tujuan itu.”

Baca Juga:

Setelah meraih dua gelar juara Moto2 dalam dua musim beruntun, Johann Zarco memainkan debutnya di MotoGP bersama Tech3.

Selama dua tahun memperkuat tim satelit Yamaha tersebut, Zarco hanya mampu mengakhiri musim di peringkat keenam klasemen akhir.

Tech3, memutuskan kerja sama dengan KTM, kemudian membawa Zarco yang dinilai bisa meningkatkan performa RC16 saat baru memasuki MotoGP pada 2017.

Tetapi, Zarco gagal beradaptasi dengan motor yang memiliki spesifikasi mesin berbeda di antara pabrikan lainya.

Barulah usai pindah ke Pramac Racing awal tahun ini, Zarco jadi merasa telah melepas beban di pundaknya.

“Ini memberi kesan bahwa tujuan ini, berada di tempat kelima, tidak bagus karena saya memimpin kejuaraan dunia setelah Qatar dan berada di urutan kedua untuk waktu yang lama, bahkan hingga balapan di Austria,” ujarnya.

“Sepertinya sejak saat itu saya kehilangan kecepatan. Tapi, kinerja saya masih cukup bagus sampai balapan terakhir dan itu bagus.”

Zarco mengakhiri musim ini sebagai pembalap independen terbaik, sekaligus mengantarkan Pramac Racing meraih predikat tim independen terbaik.

Ia menegaskan, prestasi itu juga berkat kerja keras rookie Jorge Martin yang tampil apik pada musim pertamanya di MotoGP.

“Saya menjadi pembalap independen terbaik sejak di Portimao, itu selalu menjadi target utama dan sebuah penghargaan yang sangat ingin Anda bawa pulang,” ucap Zarco.

“Kami juga sangat senang sebagai sebuah tim. Kami memiliki musim yang bagus. Tim juga senang karena kami menemukan konsistensi dan pencapaian besar berkat kinerja bagus dari Martin.

“Jadi, saya pikir kami punya kesempatan untuk menjadi lebih kuat lagi pada tahun depan.”

Jorge Martin, Pramac Racing

Jorge Martin, Pramac Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya The Bend Pantas Menggelar MotoGP
Artikel berikutnya Casey Stoner Paling Banyak Belajar dari Dani Pedrosa

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia