Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lorenzo Tak Senang dengan Sebutan Mantan Juara Dunia

Jorge Lorenzo memang telah pensiun dari MotoGP. Tetapi lima kali juara dunia itu tidak ingin disebut mantan juara dunia.

Jorge Lorenzo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Dorna Sports

MotoGP Valencia 2019 menandai akhir kiprah Lorenzo di kejuaraan dunia balap motor Grand Prix. Cedera dan hilangnya motivasi menjadi penyebab utama di balik keputusan X-Fuera untuk gantung helm.

Namun, belum juga genap setahun, Lorenzo memutuskan kembali ke trek setelah resmi mengikat kontrak dengan Yamaha sebagai test rider.

Sayangnya, dia tak dipertahankan pabrikan garpu tala, yang lebih memilih untuk merekrut Cal Crutchlow.

Tak lagi balapan, Jorge Lorenzo senang menghabiskan waktu di sosial media, menyapa para penggemarnya di seluruh dunia dan menjawab beberapa pertanyaan.

Topik terbesar yang ia bicarakan adalah tentang penyebutan mantan juara dunia. Menurutnya hal tersebut tidak tepat karena seorang juara akan tetap menjadi juara.

“Itu penyebutan yang salah. Jika seseorang menjadi juara, maka dia akan menjadi juara selamanya,” kata Lorenzo.

“Misalnya, penyebutan untuk mantan atlet atau mantan menteri, itu tepat. Tapi mantan juara dunia, sangatlah tidak tepat.”

Baca Juga:

Saat ini banyak yang menggunakan penyebutan mantan juara dunia bagi pembalap yang sudah lama tak meraih gelar.

Hal itulah yang menjadi fokus Jorge Lorenzo karena menjadi juara dunia tidak mudah, serta tidak semua orang dapat melakukannya.

Berbeda ketika seseorang ingin menjadi atlet, yang mana bisa dilakukan dengan mudah. Tapi, mereka belum tentu bisa menjadi juara dunia atau peraih medali emas olimpiade.

“Perbedaannya adalah menjadi juara dunia berarti Anda selalu memiliki gelar tersebut. Ini juga berlaku ketika seseorang meraih penghargaan Nobel atau Oscar,” ujar Lorenzo.

“Bahkan jika seseorang memenanginya 20 tahun yang lalu, itu tidak berarti mereka mantan pemenang Oscar atau Nobel. Hal yang sama terjadi dengan juara dunia.”

Sebagai pengecualian, Lorenzo melihat olahraga tinju menjadi tempat yang tepat untuk menyebut atletnya sebagai mantan juara. Pasalnya, gelar yang didapatkan tidak dikaitkan dengan satu musim, tetapi harus dipertahankan.

Namun, pria berusia 33 tahun itu mengatakan, bahwa tak semua atlet tinju bisa disebut sebagai mantan juara.

Lorenzo merebut gelar juara dunia terakhirnya di kelas MotoGP pada 2015. Ketika pindah ke Repsol Honda musim 2019, ia digadang-gadang bakal menjadi pesaing terberat Marc Marquez.

Akan tetapi, Lorenzo gagal menaklukkan RC213V. Dia bahkan mengalami banyak cedera dalam upayanya mengendalikan RC213V.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya MotoGP 2021, Espargaro Ingin Aprilia Tembus Enam Besar
Artikel berikutnya Kepercayaan pada Avintia Jadi Kunci Kesuksesan Zarco

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia