14 Kakak Adik yang Berlaga di Grand Prix
Kiprah kakak kerap menginspirasi adik-adiknya untuk menggeluti bidang yang sama. Di dunia balap, hal ini jamak terjadi.
Alex Marquez, Marc Marquez, Repsol Honda Team
Repsol Media
Rivalitas di antara mereka mungkin bisa lebih sengit dibandingkan melawan pembalap lain tanpa ikatan darah.
Christian dan Dominique Sarron mengawali permusuhan antara kakak dan adik di ajang grand prix motor di era ’80-an. Setelah itu, ada belasan saudara yang bertarung di ajang yang sama.
Berikut daftar pembalap kakak adik yang berlaga di grand prix motor.
1. Marc dan Alex Marquez
Setelah jadi juara Moto2 bersama EG 0,0 Marc VDS, Alex promosi ke MotoGP pada 2020. Ia bernaung di tim Repsol Honda dengan kakaknya Marc. Untuk pertama kalinya, sejak 2015, ada dua pasang saudara yang berlaga di kelas premier dalam musim yang sama.
Cedera lengan kanan yang dialami Marc, mungkin memberi sedikit berkah kepada rider tiga tahun lebih muda.
Perbandingan dan sorotan yang diterima tidak sebesar ketika keduanya berada di trek bersama pada GP Spanyol. Alex dua kali jadi runner-up pada tahun debutnya dan sampai ke peringkat ke-14. Keduanya akan dipisah karena rider 24 tahun dilempar ke tim satelit, LCR Honda.
Mereka membuat sejarah sebagai kakak beradik yang naik podium tertinggi di hari yang sama pada GP Katalunya 2014.
Alex merebut peringkat pertama di Moto3, beberapa jam sebelum Marc menjadi pemenang di MotoGP.
Marquez brothers mungkin paling sukses dekade ini, di mana Alex menjadi juara dunia Moto3 dan Moto2 masing-masing satu kali. Sedangkan Marc lebih spektakuler dengan 8 titel, yakni 1 kelas 125cc, 1 Moto2 dan 6 MotoGP.
Alex Marquez, Marc Marquez, Repsol Honda Team
Foto oleh: Repsol Media
2. Pol dan Aleix Espargaro
Espargaro bersaudara mengaspal bersama di MotoGP sejak 2014. Pol yang terjun ke balapan level atas lima tahun lebih lambat dari kakaknya, Aleix, malah mencatat prestasi lebih cemerlang.
Musim lalu, bersama Red Bull KTM, Pol sampai ke peringkat kelima klasemen sehingga ia direkrut Repsol Honda menggantikan Alex Marquez.
Aleix masih dipertahankan Aprilia Racing Gresini walaupun hanya sampai di posisi ke-17.
3. Sam dan Alex Lowes
Si kembar Lowes pernah berkecimpung di ajang grand prix tapi kurang sukses. Sam enam tahun berkompetisi di Moto2 dan semusim di MotoGP. Pencapaian terbaiknya peringkat ketiga Moto2 musim lalu.
Sedangkan Alex kurang beruntung, Honda memberinya kesempatan di kelas 125cc pada GP Britania Raya 2006, tapi gagal finis. Satu dekade kemudian, Yamaha, mencobanya di tiga balapan (MotoGP Britania Raya, MotoGP San Marino, MotoGP Aragon) dan hanya mendulang tiga poin. Ia lebih beruntung di Superbike World Championship yang ditekuni delapan tahun.
4. Valentino Rossi dan Luca Marini
Meski berbeda ayah, keduanya memiliki hubungan yang dekat. Pengalaman Rossi menaklukkan sembilan gelar juara (1 125cc, 1 250cc, 1 500cc, 6 MotoGP) sangat memadai untuk mengorbitkan para penerusnya.
Ia menjadi kakak sekaligus mentor yang membuka jalan bagi Marini ke kancah balap profesional.
Didikan VR46 Academy itu memang belum pernah juara selama tujuh tahun berkompetisi di Moto3 dan Moto2. Prestasi maksimalnya adalah runner-up Moto2 2020, yang berbonus promosi ke MotoGP dengan Esponsorama Racing.
Kehadiran Marini musim depan akan mengukir sejarah di mana ada tiga pembalap bersaudara yang turun di level elite.
#46 Monster VR46 Kessel Ferrari 488 GT3: Valentino Rossi, Luca Marini, Alessio Salucci
Foto oleh: Fotospeedy
5. Brad dan Darryn Binder
Musim 2020 merupakan yang terbaik bagi Brad dan Darryn. Rider Red Bull KTM Factory dinobatkan jadi rookie terbaik MotoGP 2020 setelah mengunci kemenangan di GP Republik Ceko. Ia juara dunia Moto3 2016 dan runner-up Moto2 2019.
Adiknya Darryn terbang ke peringkat kedelapan Moto3 setelah enam musim mencoba. Sebelumnya tak pernah sampai ke-15 besar.
6. Eugene dan Michael Laverty
Laverty bersaudara jadi wakil Irlandia Utara di grand prix. Michael berkecimpung tiga musim MotoGP, 2013-2015, tapi hanya mendapat 12 poin. Eugene merintis dari 125cc (2004), 250cc (2007-2008) dan MotoGP (2015-2016). Capaian maksimal adalah peringkat ke-13 MotoGP 2016.
7. Nicky dan Roger Lee Hayden
Roger Lee, yang lebih tua dua tahun, kurang beruntung dibanding adiknya Nicky. Ia mencoba beragam kompetisi balap motor dan tampil di MotoGP 2007, MotoGP 2010 serta Moto2 2010. Dari dua edisi MotoGP, Roger Lee meraup 11 poin. Rapor itu jauh berbeda dengan Nicky yang awet di kategori tertinggi selama 14 tahun. Ia menyabet titel juara dunia pada 2006.
8. Dominique dan Christian Sarron
Christian terjun lebih dulu ke grand prix pada 1976 di kelas 350cc, setelah itu merambah ke 250cc dan 500cc. Pembalap Prancis itu juara dunia 250cc pada 1984.
Adiknya, Dominique, berlaga di kompetisi itu selama delapan musim dan prestasi terbaik peringkat ketiga kelas 250cc 1986.
9. Kenny Roberts Jr dan Kurtis Roberts
Kenny Roberts Jr aktif di grand prix selama 1993-2007, di mana masa keemasan pada 1999-2000. Sebelum Joan Mir merebut gelar juara dunia MotoGP 2020, ia memegang rekor juara terakhir untuk Suzuki yang bertahan dua dasawarsa.
Si bungsu keluarga Roberts, Kurtis, tak sukses seperti kakaknya. Ia kurang kompetitif saat mencoba di kelas 250cc, 500cc, dan MotoGP dengan tim yang dibentuk ayahnya.
10. Carlos dan David Checa
Carlos Checa cukup populer di grand prix era ’90-an hingga 2000-an. Ia menang 2 kali dan naik podium 48 kali. Sayangnya, tak pernah menjadi juara dunia.
Adiknya, David, hanya empat musim, dengan tiga tahun di 250cc dan setahun di MotoGP.
11. Raul dan Adrian Fernandez
Butuh lima tahun bagi Raul Fernandez untuk meraih pencapaian terbaik di Moto3. Musim lalu, ia mendarat di peringkat keempat, berkat lonjakan performa di paruh kedua. Rider 20 tahun itu memenangi Moto3 Eropa dan Moto3 Portugal.
Adiknya, Adrian, menggantikan Filip Salac di Moto3 Portugal dan finis di urutan ke-18. Musim depan, ia mengisi slot Alonso Lopez setelah kontraknya diputus Max Racing. Alasannya pemuda tersebut membawa sponsor.
12. Angel ‘Gelete’ dan Pablo Nieto
Kakak beradik berbeda usia empat tahun itu tak mampu mengikuti jejak sang ayah, Angel Nieto Sr. sebagai juara dunia grand prix 13 kali dari kelas 50 cc dan 125cc.
Dibanding sang kakak, Pablo Nieto memiliki prestasi lumayan. Selama 10 tahun berlomba di kelas 125 cc, posisi terbaiknya di klasemen adalah keenam pada 2002 dan 2004.
Sedangkan Gelete berjuang di kategori yang sama tujuh musim, namun ia paling puas bertengger pada peringkat ke-15.
13. Haruchika, Nobuatsu dan Takuma Aoki
Aoki bersaudara pernah jadi ikon balap Asia di era ’90-an. Nobuatsu membuka jalan menuju kejuaraan dunia pada musim 1990, di mana debutnya di kelas 250cc. Di antara adik-adiknya, kariernya paling langgeng karena mampu bertahan hingga 18 tahun. Rapor maksimal ditulis pada kategori 500cc 1997, di mana ia bisa duduk di peringkat ketiga.
Takumi mencicipi grand prix mulai 1993, namun hanya bertahan lima tahun. Pada 1997, ia sampai ke posisi kelima. Sayangnya, tak bisa mengerek prestasi lebih tinggi karena kecelakaan yang membuat tubuhnya lumpuh.
Haruchika sempat menjadi juara dunia 125cc pada 1995-1996. Ia enam musim berkompetisi di kelas 125cc dan 250cc.
14. Axel dan Edgar Pons
Axel melaju grand prix selama 10 tahun sejak 2008 namun selalu finis di grup belakang kelas 125cc, 250cc dan Moto2. Setali tiga uang dengan adiknya, Edgar, yang berkecimpung di Moto2 pada 2014 hingga 2020.
Foto Pembalap Bersaudara di Grand Prix
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments