Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Keakraban Quartararo dan Sindrom Kompartemen

Fabio Quartararo merasa sangat nyeri pada lengan kanannya di MotoGP Prancis, sehingga menghidupkan kembali hantu lama sindrom kompartemen.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap Yamaha Factory Racing masih jauh dari awal tahun yang diimpikannya di MotoGP 2023. Tuntutannya terkait peningkatan kecepatan dan tenaga YZR-M1 belum juga terjawab. Motornya pun kurang seimbang sehingga menutup peluang mengoleksi poin besar secara konsisten.

Quartararo kini berada di urutan kesembilan secara keseluruhan, 45 poin di belakang pemimpin klasemen, Francesco Bagnaia. Pembalap nomor 20 memiliki satu masalah lagi yang ditambahkan dalam Grand Prix Prancis terakhir.

Jadi pembalap ketujuh di antara 13 orang yang melintasi garis finis Le Mans, Minggu (14/5/2023), tentu saja membuatnya kecewa. Ia menyalahkan sakit di lengan kanannya yang tidak memungkinkan untuk berkendara dengan nyaman.

Menurut El Diablo, problem ini muncul sebelum balapan, saat menjalani fisioterapi yang dipandang terlalu agresif di klinik Quiron Salud.

"Saya punya masalah fisik. Sebelum balapan, saya pergi untuk dipijat dan saya pikir itu terlalu agresif.  Orang yang bertanggung jawab memberi saya banyak tekanan, dan setelah setengah balapan lengan bawah saya membengkak dan menjadi sangat tegang, sampai-sampai saya hampir tidak bisa berhenti," jelas Fabio di akhir balapan.

Dengan demikian, pembalap Prancis itu sekali lagi mengalami masalah yang berkaitan dengan sindrom kompartemen yang, dalam kasusnya, bukanlah hal baru. Quartararo telah mengalaminya beberapa kali dalam kariernya, yang dapat memicu peringatan tentang apa yang akan terjadi di sisa musim ini.

Baca Juga:

2019, Masalah Pertama

Pertama kali, Fabio Quartararo menderita sindrom kompartemen yang terkenal sangat mempengaruhinya pada 2019. Ketika itu, dia sudah memperkuat Yamaha tetapi masih bersama tim Petronas, di tahun pertamanya di kelas utama.

Setelah Grand Prix Italia, di mana ia finis P10, pemuda tersebut masih merasakan lengan kanannya kurang kuat di paruh kedua Le Mans. Gangguan itu membuatnya lambat secara drastis. Posisi ke-10 yang terbaik bisa didapatkan di kampung halaman.

Pada akhir pekan, Quartararo melakukan perjalanan ke Barcelona di mana dia diperiksa oleh Dokter Xavier Mir, yang memilih untuk mengoperasi pilot berusia 20 tahun itu.

Operasi berjalan sukses sehingga ia dapat melanjutkan kariernya pada musim itu dengan normal. Pada balapan berikutnya, di Montmelo, ia meraih podium pertamanya di MotoGP, sebagai runner-up.

Fabio Quartararo,di MotoGP Italia 2019

Fabio Quartararo,di MotoGP Italia 2019

2021, Kehilangan Kemenangan di Jerez

Setelah lengan bawahnya melakukan ‘gencatan senjata’ selama hampir dua tahun, rasa sakitnya muncul kembali. Itu terjadi pada musim 2021, ketika dia akhirnya menjadi juara dunia MotoGP. Pada saat itu, meskipun masih merupakan mimpi yang jauh, dia sudah terlihat sebagai kandidat yang jelas untuk mencapainya.

Quartararo memimpin di Grand Prix Spanyol yang telah ia tandai di kalender untuk memperjuangkan kemenangan karena pengetahuannya tentang Circuito de Jerez maupun karena betapa bagusnya trek ini secara historis bagi motor pabrikan Iwata.

Pemenang seri Qatar dan Portimao musim itu, sedang dalam perjalanan untuk mencapai tujuannya dan memimpin balapan, bahkan sempat menjauh dari Jack Miller yang berada di posisi kedua. Namun, di tengah balapan, ia kembali kehilangan kekuatan pada lengannya dan terpuruk saat kualifikasi.

Ia pun finis di urutan ke-13, 19 detik di belakang pembalap Australia, dan kehilangan takhta di Piala Dunia. Begitu turun dari motor, dia hanya bisa menangis dan pergi ke Mobile Clinic, di mana kecurigaannya terkonfirmasi. Itu adalah sindrom kompartemen dan di lengan yang sama.

"Saya memimpin tanpa masalah, saya tertinggal satu detik di belakang [Miller], dan di tengah balapan saya kehabisan tenaga. Lengan saya menegang dan saya seperti batu.  Saya berjuang selama sekitar enam lap, tetapi sampai pada titik di mana saya hampir tidak bisa berhenti dan itu bahkan berbahaya," kata Quartararo saat itu.

Dua hari kemudian, ia kembali menjalani operasi di Prancis. Dokter Olivier Dufour mengamatinya di Marseille dan memutuskan bahwa lengan kanannya harus dioperasi lagi, meskipun dengan intervensi yang tidak terlalu rumit dari biasanya.

Fabio Quartararo, MotoGP Spanyol 2021

Fabio Quartararo, MotoGP Spanyol 2021

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

 

Quartararo pulih dengan baik. Dalam seri berikutnya di Le Mans, ia mampu finis ketiga sebelum menang di Mugello.

Kembali ke masa sekarang, jelas bahwa timbulnya rasa sakit merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh Fabio Quartararo. Meskipun sepertinya dia tidak akan menjalani intervensi atau semacamnya, perlu waspada di balapan berikutnya jika masalah yang sudah ada sejak lama, bisa kambuh lagi.

Untungnya bagi pembalap asal Nice itu, MotoGP akan menjalani jeda balap. Sang pembalap bisa mengistirahatkan lengan bawahnya sebelum GP berikutnya, di Mugello, pada akhir pekan tanggal 11 Juni.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alami Retak Parsial Tulang Talus, Ducati Tunggu Bagnaia di Mugello
Artikel berikutnya Salucci: Saya Tak Suka jika Ducati Tempatkan Bezzecchi di Pramac

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia