Kemajuan Pesat KTM Jadi Misteri bagi Espargaro

Performa Espargaro tak semoncer musim lalu, di mana sempat jadi pengejar juara dunia untuk waktu lama di belakang Fabio Quartararo. Pada akhirnya, pembalap Yamaha itu menjadi runner-up dan ia harus puas di urutan keempat.

Setelah lima seri pertama MotoGP 2023, pembalap Spanyol itu terdampar di urutan ke-11 dalam klasemen pembalap. Meski begitu, ia tak kecil hati dan optimistis masih bisa berebut titel karena jarak dengan pemuncak klasemen, Francesco Bagnaia, hanya 52 poin.

Dalam hal kecepatan murni, peringkat tersebut tidak menunjukkan kekuatan sebenarnya. Ia tidak mampu mengubah kecepatan menjadi hasil yang sesuai.

Motor tim asal Noale memiliki kecepatan, tetapi belum punya konsistensi yang diperlukan

"Tantangan terbesarnya adalah menjadi cukup cepat. Tapi, kami bisa. Kami tercepat di Jerez, Argentina juga, dan di Portimao saya juga sangat cepat dalam satu lap. Namun, kami harus lebih konsisten," kata Espargaro kepada MotoGP.com.

"Target saya dan tim tidak berubah. Kami ingin berjuang untuk meraih kemenangan di setiap Grand Prix dan pada akhirnya meraih gelar juara.”

Namun, gelar juara dunia hanya jatuh ke tangan Bagnaia, yang dengan Ducati Desmosedici menjadi yang terkuat tahun ini.

"Saya merasa bahwa 'Pecco' selangkah lebih maju dari yang lain. Ia sangat selaras dengan motornya. Tapi, ia juga membuat kesalahan dan tidak jauh di depan dalam kejuaraan. Masih banyak poin yang bisa diperebutkan tahun ini dan saya rasa masih mungkin untuk mencapai target kami," ujar Espargaro optimistis.

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing, Francesco Bagnaia, Ducati Team, Jack Miller, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

KTM Kejutkan Espargaro

Menurut Espargaro, setidaknya ada 12 pembalap yang saat ini berpeluang menjadi juara. "Itu membuat olahraga ini sangat menarik saat ini," tuturnya.

Di Jerez, ia menunjukkan potensi Aprilia dengan meraih pole position. Namun, start yang buruk menghalangi kemenangan yang mungkin terjadi.

Dalam Sprint Race, pembalap KTM Brad Binder melesat ke posisi teratas dan memberikan dua kemenangan.

Pabrikan Austria berada di urutan kedua di bawah Ducati dalam klasemen konstruktor. Namun, peningkatan KTM menimbulkan beberapa teka-teki bagi Espargaro.

"Saya ucapkan selamat kepada KTM atas apa yang telah mereka capai. Namun, saya tidak begitu paham bagaimana mereka bisa berkembang begitu cepat dan mengapa mereka begitu cepat,” ucapnya.

"Tapi, Ducati masih menjadi acuan. 'Pecco' adalah yang tercepat. Banyak pembalap Ducati, termasuk para pembalap VR46, yang membuat kejutan.”

Tantangan besar Aprilia adalah melakukan start yang lebih baik agar bisa memacu kecepatan balapan tanpa hambatan.

"Kami tahu betapa pentingnya start," ia melanjutkan. "Saat kami berada di belakang pembalap lain, saya mengalami masalah besar dengan ban depan. Saya ingin sekali memulai dari depan dan mengatur kecepatan saya sendiri untuk menjauh dari lapangan.

"Pada empat kali start di Jerez, saya selalu kehilangan banyak posisi. Selama tes pada Senin, saya berlatih banyak start dan mencoba hal-hal baru dan strategi baru.”