Ken Kawauchi Sosok yang Cocok Bangun Honda Kembali
Beberapa insinyur Suzuki memberi pendapat tentang Ken Kawauchi yang menjabat sebagai manajer teknis baru Honda. Apakah ia merupakan sosok yang tepat untuk mengangkat prestasi pabrikan sayap tunggal?

Honda adalah satu-satunya merek yang tidak memenangi balapan pada 2022, finis di posisi terbawah klasemen pabrikan MotoGP. Tim resmi tidak lebih dari posisi kesembilan dari 12 peserta.
Pembalap yang menempati posisi terbaik di klasemen adalah Marc Marquez (ke-13), hanya mencetak poin dalam sepuluh dari dua puluh grand prix akibat cedera yang tak kunjung pulih.
Secara keseluruhan, performa negatif itu memicu restrukturisasi besar-besaran untuk musim 2023. Di level pembalap, Pol Espargaro dan Alex Marquez digantikan duo Suzuki, Joan Mir dan Alex Rins.
Di bidang teknik, mereka menampung beberapa kru Suzuki. Yang paling membetot atensi adalah perekrutan Kawauchi untuk mengisi pos yang ditinggalkan Takeo Yokoyamam yang kini bertanggung jawab mengawasi grup insinyur di Jepang.
"HRC telah mengontrak Ken Kawauchi sebagai manajer teknis, memanfaatkan mundurnya Suzuki dari Kejuaraan Dunia," ujar Alberto Puig , manajer tim HRC, dalam sebuah wawancara dengan Motorsport.com.
"Penandatanganan ini merespons serangkaian situasi yang telah digabungkan," ungkap Puig, sebelum memperingatkan bahwa "kami tidak mengklaim bahwa dia sendiri yang menyelesaikan semua masalah motor."
Motorsport.com pun mencoba mencari tahu profil teknisi baru tersebut untuk memahami apa yang bisa dia kontribusikan untuk Honda. Cara terbaik untuk mencapainya adalah melalui mereka yang, hingga beberapa bulan lalu, adalah rekan-rekannya di Suzuki.

Kawauchi Ken,Sahara Shinichi
Foto oleh: Suzuki
"Saya sangat senang dengan perekrutan Kawauchi oleh Honda," kata Alex Rins, yang pindah dari Suzuki ke LRC Honda. "Ken adalah bagian penting dari proyek Suzuki. Dia membantu menciptakan motor dan mengembangkannya untuk menjadi juara dunia dan memenangi balapan terakhir. Saya senang bisa memilikinya lagi di sisi saya dalam tantangan baru ini."
Jika ada yang mengenal Kawauchi dengan baik, itu adalah Manu Cazeaux, track engineer Rins dalam beberapa tahun terakhir dan yang sebelumnya bekerja untuk Maverick Vinales.
"Dari sudut pandang saya, ini adalah perekrutan yang sulit untuk dievaluasi karena saya tidak tahu persis apa yang dibutuhkan Honda atau apa yang berhenti dilakukan Takeo," Cazeaux, yang akan kembali bekerja sama dengan Viñales di Aprilia, menjelaskan.
"Yang bisa saya katakan adalah, dari kiprahnya di Suzuki, setidaknya dengan saya dan cara saya memahami balapan, dia adalah orang yang memiliki banyak pengalaman, 360 derajat. Dengan kata lain, ia mendominasi beberapa sektor, mulai dari sasis hingga elektronik, melalui semua poin, seperti mesin atau ban.
“Dia mengetahui semua bagian motor dengan baik. Ken selalu bekerja di dunia balap, dia tidak memiliki pengalaman di sektor lain, dan saya pikir dia bisa memberikan kontribusi untuk Honda. Pengalamannya, pengetahuan dan metode manajemennya, yang di Suzuki menunjukkan bahwa itu adalah metode yang berhasil.
“Ia memahami apa yang diinginkan para pembalap dan menyampaikannya ke pabrik sehingga mereka bisa bereaksi di sana dan mengembangkan motor sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Dia adalah orang yang telah menunjukkan bahwa dia memiliki dialog yang baik dan tahu bagaimana bekerja dengan negara lain tanpa masalah, saya pikir dia adalah rekrutan yang bagus.”.
Orang lain yang pernah bekerja sama dengan Kawauchi adalah Frankie Carchedi, track engineer yang bersama Joan Mir memenangi gelar juara tiga tahun lalu.
"Bergabungnya dia dengan HRC adalah berita yang sangat bagus," ujar pria yang kini pindah ke Gresini Racing dan menangangi Fabio Di Giannantonio itu.
"Ia memenangi Kejuaraan Dunia 2020 bersama Joan, jadi ia tahu persis apa yang diperlukan untuk meraihnya. Ia pernah menjadi direktur teknis salah satu pabrikan terkecil di MotoGP, jika bukan yang terkecil, dan itu berarti ia memiliki pengetahuan yang luar biasa di level teknis.
“Tapi, dia juga sadar akan pentingnya faktor manusia dalam meraih kemenangan. Saya pikir ia dapat mempercepat adaptasi Joan dengan Honda, karena ia tahu gaya membalapnya dengan sempurna, apa yang ia butuhkan.
“Pada akhirnya, ia akan menjadi wajah yang tidak asing lagi. Sayang sekali tidak ada satu pun pabrik di paddock yang bisa memanfaatkan pengetahuannya.”

Ken Kawauchi, menerima trofi untuk Suzuki di MotoGP
Foto oleh: Kevin Wood / Motorsport Images
Claudio Rainato adalah insinyur data Mir dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia tahu betul siapa Kawauchi. Menurutnya, pria Jepang tersebut sangat menghargai ide semua orang.
"Dia adalah orang yang tepat di waktu yang tepat," ucap Rainato, yang pada 2023 akan membantu Mooney VR46-Ducati. "Ken memiliki banyak pengalaman sebagai koordinator teknis, yang memungkinkan kerja sama produktif antara pengembangan yang terjadi di pabrik dan kebutuhan tim balap.
“Ia menghargai ide setiap orang dan mampu menjaga sisi Eropa dari pendekatan yang liar di garasi. Dari profilnya, ia mungkin tidak akan menyumbangkan formula atau ide ajaib, tetapi sebuah metode untuk sukses.
“Pendekatan langkah-langkah kecil yang telah ia ikuti di Suzuki bisa menjadi jalan yang bisa mengeluarkan Honda dari krisis yang dihadapi. Dengan wajah pokernya, ia akan mampu mendinginkan garasi.
“Ia juga bisa menjadi sekutu yang baik bagi Mir, karena hubungan mereka sangat baik. Dia adalah tamu tetap di acara barbekyu di rumah Joan, di Andorra, selama pandemi.”
Francesco Munzone, seorang insinyur performa di Suzuki dalam beberapa tahun terakhir juga mengetahu pribadi Kawauchi secara mendalam.
Pria yang pada 2023, akan menjadi teknisi lintasan untuk tim MV Agusta Moto2, itu mengungkapkan kesannya, “Dengan pengalaman yang didapatkan di Suzuki, ia bisa membawa konsep komunikasi baru antara grup teknik Jepang dan grup teknik Eropa.
“Integrasi yang lebih baik, baik di lintasan maupun di pabrik. Pada akhirnya, kuncinya adalah mengumpulkan informasi yang sesuai di lintasan untuk kemudian mengirimkannya ke pabrik, dengan cara yang paling tepat.
“Anda bisa memanfaatkan pengalaman Anda di Suzuki untuk memanfaatkan alat yang sudah Anda miliki di Honda, dan menggunakannya dengan cara yang berbeda.”
Kesimpulannya adalah, dengan Kawauchi, Honda akan mendapatkan kapasitas sintesis untuk mengidentifikasi dan menyederhanakan apa yang dibutuhkan motor. Salah satu keunggulan utamanya adalah interpretasi.
Dengannya, Honda berharap dapat mengoptimalkan pengoperasian rantai transmisi yang mengkomunikasikan para pembalap dan kru yang bekerja bersama mereka, di grand prix, dengan basis HRC di Tokyo.
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.